Bagian 16 : “Kesetiaan”
دﺎ
ت ﺟﺮ يﺬﻟا ﺪﻬ ﻤﻟا ﻰﻟا ىﺮآذ
‘ ādat żikrā ilā al-ma‘hadi al-lażī kharajat minhu
‘Semenjak kematian Ashim, Dzikra kembali ke panti tempat dia dirawat dahulu’. Kutipan di atas menunjukkan latar tempat, yaitu dip anti dimana Dzikra dirawat
dahulu.
II. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang
dibaca.
Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan :
a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai
pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Di pihak lain, pemunculan tokoh- tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan
kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung maupun tidak langsung.
b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma,
nilai-nilai, yang ideal. Sebuah fiksi harus mengandung konflik, ketegangan, khususnya konflik dan ketegangan yang dialami oleh tokoh protagonis. Tokoh yang
menyebabkan terjadinya konflik disebut tokoh antagonis. Pembedaan antara tokoh utama dan tokoh tambahan dengan tokoh protagonis
dan antagonis sering digabungkan, sehingga menjadi tokoh utama-protagonis, tokoh utama-antagonis, tokoh tambahan protagonis dan tokoh tambahan-antagonis.
Penulis melihat adanya beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Qu ţrātun
Min Ad-Dum ū‘i sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Tokoh Utama-Protagonis, yaitu :
Dzikra, merupakan buah kasih sayang Rukiyah dan Syaikh Mahjub. Dzikra
adalah anak yang rajin, selalu membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan. Dzikra adalah Badui kecil dan dia mewarisi kesabaran dan semangat perjuangan yang kuat.
b. Tokoh Tambahan-Protagonis, yaitu :
Rukiyah, adalah seorang wanita yang suka bekerja. Ia tak pernah mengeluh dalam
mengerjakan tugas dan kewajiban sebagai seorang istri dan seorang ibu. Begitulah watak wanita Badui. Rukiyah selalu menutupi tubuh dengan pakaian ala Nejed,
berjilbab panjang, dengan wajah tertutup cadar, hanya kedua matanya yang tampak. Dia selalu setia dan ikhlas mendampingi Syaikh Mahjub, suaminya itu dan selalu
berusaha membahagiakan suami dan putrinya melebihi kebahagiaannya sendiri.
Amir, adalah seorang pemuda dewasa yang sudah berusia 18 tahun, dikaruniai
paras yang tampan, bertubuh tinggi, berbadan tegap, dadanya bidang, kokoh, perkasa, kulitnya bersih, rambutnya hitam legam dan ikal, lidahnya fasih, ahli bersyair.
Syaikh Saleh, adalah sahabat Syaikh Mahjub. Dia adalah seorang pedagang
sayur-mayur dan tinggal tidak jauh dari kios dagangannya, dan sangat sederhana.
Nadhiroh, adalah seorang pimpinan panti dimana tempat Dzikra dirawat yang
penuh dengan perhatian dan kasih sayang kepada semuawarga panti terutama Dzikra.
Ashim, adalah seorang dokter yang tinggal di Hijaz, berasal dari keluarga
terhormat dan terpelajar. Ashim adalah seorang manusia yang berjiwa besar, berakhlak mulia dan berperilaku halus. Dia memiliki segudang keistimewaan, di
antaranya senang menyantuni fakir, mengasihi yang miskin, menolong yang lemah, dan sederet sifat terpuji lainnya.
Sama’ dan Kamilah, adalah sahabat-sahabat Dzikra di rumah sakit Syamis yang
menaruh perhatian pada dirinya.
Dr. Hamid, adalah kepala rumah sakit Syamis yang mempunyai rasa kasihan
terhadap Dzikra, dan dia juga sahabat Ashim.
c. Tokoh Tambahan-Antagonis, yaitu :