Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 4.12 di bawah ini dapat dijelaskan pengaruh shock kebijakan fiskal
å
T
-
å
G
, shock PDB terhadap shock inflasi dan pengaruh shock kebijakan fiskal
å
T
-
å
G
, shock tingkat bunga, shock inflasi terhadap shock PDB sebagai berikut:
1. Shock Inflasi
a. Shock Kebijakan Fiskal
å
T
-
å
G
Shock kebijakan fiskal berpengaruh positif terhadap shock inflasi sebesar 6,29. Artinya apabila shock kebijakan fiskal meningkat 1 miliar rupiah maka akan
menyebabkan shock inflasi meningkat sebesar 6,29 persen. Hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya shock kebijakan fiskal berpengaruh negatif terhadap shock
inflasi karena jika shock kebijakan fiskal meningkat maka pemerintah melakukan kebijakan fiskal yang kontraktif di mana penerimaan pajak meningkat dan
pengeluaran pemerintah menurun sehingga inflasi aktual menurun tetapi dalam hasil penelitian ini inflasi aktual meningkat sehingga shock inflasi juga meningkat. Hal ini
disebabkan karena tabungan pemerintah tersebut tidak digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, jika tabungan pemerintah tersebut digunakan
untuk pengeluaran pemerintah yang produktif seperti peningkatan investasi pemerintah maka pertumbuhan ekonomi akan naik sehingga inflasi aktual akan turun
akibatnya shock inflasi juga turun, tetapi tabungan pemerintah digunakan untuk pengeluaran pemerintah yang tidak produktif seperti subsidi transfer payment
sehingga mendorong inflasi aktual meningkat jika inflasi aktual meningkat maka
Universitas Sumatera Utara
shock inflasi juga meningkat. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 maka shock kebijakan fiskal signifikan terhadap shock inflasi.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock kebijakan fiskal berpengaruh nyata terhadap shock inflasi dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99.
b. Shock PDB
Shock PDB berpengaruh positif terhadap shock inflasi sebesar 18,72. Artinya apabila shock PDB meningkat 1 miliar rupiah maka akan menyebabkan shock inflasi
meningkat sebesar 18,72 persen. Jika shock PDB meningkat maka PDB aktual juga meningkat karena peningkatan uang bergantung pada pendapatan, kenaikan PDB
meningkatkan jumlah uang beredar mengakibatkan inflasi aktual meningkat sehingga shock inflasi juga meningkat. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya
sebesar 0,00 0,01 maka shock PDB signifikan terhadap shock inflasi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock PDB berpengaruh nyata terhadap shock inflasi dengan
pengujian pada tingkat kepercayaan 99.
2. Shock PDB
a. Shock Kebijakan Fiskal
å
T
-
å
G
Shock kebijakan fiskal berpengaruh negatif terhadap shock PDB sebesar 4,74. Artinya apabila shock kebijakan fiskal meningkat 1 miliar rupiah maka akan
menyebabkan shock PDB turun sebesar 4,74 miliar rupiah. Jika shock kebijakan fiskal meningkat maka pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang kontraktif
berarti pemerintah meningkatkan penerimaan pajak dan mengurangi pengeluaran
Universitas Sumatera Utara
pemerintah sehingga permintaan agregat menurun maka PDB aktual juga menurun akibatnya shock PDB juga menurun. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa
probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 maka shock kebijakan fiskal signifikan terhadap shock PDB. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock kebijakan fiskal berpengaruh
nyata terhadap shock PDB dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99. b.
Shock Tingkat Bunga Shock tingkat bunga berpengaruh negatif terhadap shock PDB sebesar 5,10.
Artinya apabila shock tingkat bunga meningkat 1 persen maka akan menyebabkan shock PDB turun sebesar 5,10 miliar rupiah. Jika shock tingkat bunga meningkat
maka tingkat bunga aktual juga meningkat, jika tingkat bunga meningkat maka investasi akan turun sehingga PDB aktual juga turun akibatnya shock PDB menurun.
Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 maka shock tingkat bunga signifikan terhadap shock PDB. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
shock tingkat bunga berpengaruh nyata terhadap shock PDB dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99.
c. Shock Inflasi
Shock inflasi berpengaruh negatif terhadap shock PDB sebesar 1,66. Artinya apabila shock inflasi meningkat 1 persen maka akan menyebabkan shock PDB turun
sebesar 1,66 miliar rupiah. Jika shock inflasi meningkat maka inflasi aktual juga meningkat, jika inflasi meningkat maka daya beli masyarakat turun sehingga
konsumsi masyarakat turun maka PDB aktual juga turun akibatnya shock PDB menurun. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01
Universitas Sumatera Utara
maka shock inflasi signifikan terhadap shock PDB. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock inflasi berpengaruh nyata terhadap shock PDB dengan pengujian pada tingkat
kepercayaan 99.
4.3.2. Impulse Response Function IRF
Impulse response function IRF digunakan untuk melihat pengaruh perubahan satu standar deviasi variabel terhadap variabel itu sendiri atau variabel
lainnya. Analisis impulse response function IRF dibagi menjadi tiga periode yaitu periode jangka pendek pada 1-5 tahun, jangka menengah pada 6-10 tahun, jangka
panjang lebih dari 10 tahun. Analisis IRF yang dilakukan menggunakan 20 periode pengamatan dengan metode Structural Decomposition di mana shock 1 Pajak, shock
2 Pengeluaran Pemerintah, shock 3 Tingkat Bunga, shock 4 Inflasi, shock 5 PDB.
1. Impulse Response Function Pajak T
Berdasarkan Tabel 4.12 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
terhadap satu standar deviasi pajak T adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi
shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi pajak T adalah tidak merespon.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Hasil Estimasi Struktural VAR
Structural VAR Estimates Date: 112810 Time: 13:28
Sampleadjusted: 1985 2009 Included observations: 25 after adjusting endpoints
Estimation method: method of scoring analytic derivatives Convergence achieved after 299 iterations
Structural VAR is over-identified 10 degrees of freedom
Model: Ae = Bu where E[uu]=I Restriction Type: short-run text form
e1 = u1 e2 = u2
e3 = u3 e4 = C11e1 - e2 + C12e5 + u4
e5 = C13e1 - e2+ C14e3 - e4 + C15e4 + u5 Where
e1 represents LOGT residuals e2 represents LOGG residuals
e3 represents LOGR residuals e4 represents LOGINF residuals
e5 represents LOGPDB residuals WARNING: B matrix is fixed structural innovation variances not estimated
Coefficient Std. Error
z-Statistic Prob.
C11 6.289851
0.495767 12.68710
0.0000 C12
18.72404 1.782147
10.50645 0.0000
C13 -4.735546
0.637647 -7.426601
0.0000 C14
-5.103214 0.748418
-6.818673 0.0000
C15 -1.659000
0.313951 -5.284274
0.0000 Log likelihood
-44.17488 LR test for over-identification:
Chi-square10 300.1692
Probability 0.0000
Estimated A matrix: 1.000000
0.000000 0.000000
0.000000 0.000000
0.000000 1.000000
0.000000 0.000000
0.000000 0.000000
0.000000 1.000000
0.000000 0.000000
-6.289851 6.289851
0.000000 1.000000
-18.72404 4.735546
-4.735546 5.103214
-3.444214 1.000000
Estimated B matrix: 1.000000
0.000000 0.000000
0.000000 0.000000
0.000000 1.000000
0.000000 0.000000
0.000000 0.000000
0.000000 1.000000
0.000000 0.000000
0.000000 0.000000
0.000000 1.000000
0.000000 0.000000
0.000000 0.000000
0.000000 1.000000
Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi pajak
Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1
Universitas Sumatera Utara
T adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi pajak T adalah positif. Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi
shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi pajak T adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi pajak T adalah negatif.
Tabel 4.13. Impulse Response Function Pajak T Response of LOGT:
Period Shock
Pajak Shock
Pengeluaran Pemerintah
Shock Tingkat
Bunga Shock
Inflasi Shock PDB
1 1.000
0.000 0.000
0.000 0.000
2 0.357
0.736 0.169
-0.050 -0.038
3 0.245
0.935 0.002
-0.030 -0.007
4 0.192
1.088 0.157
-0.026 -0.047
5 0.276
0.834 0.149
-0.020 -0.026
6 -0.036
0.717 0.085
-0.044 -0.022
7 -0.012
0.740 0.077
-0.031 -0.028
8 0.107
0.694 0.122
-0.022 -0.026
9 0.021
0.607 0.105
-0.032 -0.020
10 -0.037
0.604 0.071
-0.033 -0.020
11 0.039
0.623 0.089
-0.024 -0.023
15 0.038
0.557 0.085
-0.021 -0.020
20 0.003
0.479 0.069
-0.021 -0.016
Sumber: Data diolah dengan Eviews 4.1
Berdasarkan Gambar 4.7 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
pada periode ke-1 tidak merespon kecuali shock pajak
å
T
,
Universitas Sumatera Utara
namun sejak periode ke-2 sampai jangka panjang periode ke-20 stabil memberi respon terhadap pajak T artinya dalam jangka panjang shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel.
-0.2 0.0
0.2 0.4
0.6 0.8
1.0 1.2
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Shock1 Shock2
Shock3 Shock4
Shock5 Response of LOGT to Structural
One S.D. Innovations
Gambar 4.7. Impulse Response Function Pajak T Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Pajak
No Variabel Jangka Pendek
Jangka Menengah Jangka Panjang
1
å
T
+ -
+
2
å
G
+ +
3
å
R
+ +
4
å
INF
- -
5
å
PDB
- -
Rata-rata -
+
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek diketahui respon pajak sebagian besar tidak direspon oleh variabel lain, negatif dalam
jangka menengah dan positif dalam jangka panjang. 2.
Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah G Berdasarkan Tabel 4.15 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode
jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah
å
G
terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah tidak merespon.
Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar
deviasi shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah positif.
Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock
pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah positif.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah G Response of LOGG:
Period Shock
Pajak Shock
Pengeluaran Pemerintah
Shock Tingkat
Bunga Shock
Inflasi Shock PDB
1 0.000
1.000 0.000
0.000 0.000
2 -0.066
1.534 0.174
-0.002 -0.041
3 -0.022
1.412 0.172
-0.004 -0.032
4 -0.273
1.301 0.132
-0.028 -0.034
5 -0.259
1.268 0.127
-0.024 -0.037
6 -0.182
1.194 0.165
-0.023 -0.037
7 -0.225
1.097 0.154
-0.034 -0.032
8 -0.238
1.073 0.131
-0.036 -0.032
9 -0.153
1.076 0.144
-0.032 -0.035
10 -0.114
1.045 0.152
-0.033 -0.033
11 -0.133
1.023 0.138
-0.037 -0.032
15 -0.073
0.969 0.131
-0.036 -0.031
20 -0.026
0.878 0.124
-0.033 -0.029
Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1
Berdasarkan Gambar 4.8 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak
å
T
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
pada periode ke-1 tidak merespon kecuali shock pengeluaran pemerintah
å
G
, namun sejak periode ke-2 sampai jangka panjang periode ke-20 stabil memberi
respon terhadap pengeluaran pemerintah G artinya dalam jangka panjang shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel.
Universitas Sumatera Utara
-0.4 0.0
0.4 0.8
1.2 1.6
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Shock1 Shock2
Shock3 Shock4
Shock5 Response of LOGG to Structural
One S.D. Innovations
Gambar 4.8. Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah G
Tabel 4.16. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah
No Variabel Jangka Pendek
Jangka Menengah Jangka Panjang
1
å
T
- +
2
å
G
+ +
+
3
å
R
+ +
4
å
INF
- -
5
å
PDB
- -
Rata-rata -
+
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek diketahui respon pengeluaran pemerintah sebagian besar tidak direspon oleh variabel
lain, negatif dalam jangka menengah dan positif dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
3. Impulse Response Function Tingkat Bunga R
Berdasarkan Tabel 4.17 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit
standar deviasi shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah tidak merespon.
Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock inflasi
å
INF
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah positif.
Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock
pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah negatif.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Impulse Response Function Tingkat Bunga R Response of LOGR:
Period Shock
Pajak Shock
Pengeluaran Pemerintah
Shock Tingkat
Bunga Shock
Inflasi Shock PDB
1 0.000
0.000 1.000
0.000 0.000
2 -0.588
-2.414 -0.238
-0.117 0.109
3 -0.259
-1.641 -0.513
-0.034 0.009
4 1.364
-0.993 -0.031
0.112 0.010
5 0.640
-1.262 0.049
0.012 0.048
6 -0.210
-1.225 -0.303
-0.029 0.049
7 0.338
-0.861 -0.196
0.049 0.012
8 0.650
-1.005 -0.006
0.060 0.025
9 0.064
-1.214 -0.150
0.006 0.047
10 -0.044
-1.040 -0.230
0.019 0.031
11 0.324
-0.952 -0.103
0.054 0.022
15 0.191
-0.973 -0.100
0.043 0.030
20 0.002
-0.915 -0.136
0.030 0.031
Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1
Berdasarkan Gambar 4.9 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
pada periode ke-1 tidak merespon kecuali shock tingkat bunga
å
R
, namun sejak periode ke-2 sampai jangka panjang periode ke-20 stabil memberi
respon terhadap tingkat bunga R artinya dalam jangka panjang shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel.
Universitas Sumatera Utara
-3 -2
-1 1
2
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Shock1 Shock2
Shock3 Shock4
Shock5 Response of LOGR to Structural
One S.D. Innovations
Gambar 4.9. Impulse Response Function Tingkat Bunga R Tabel 4.18. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Tingkat Bunga
No Variabel Jangka Pendek
Jangka Menengah Jangka Panjang
1
å
T
- +
2
å
G
- -
3
å
R
+ -
-
4
å
INF
- +
5
å
PDB
+ +
Rata-rata -
+
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek
diketahui respon tingkat bunga sebagian besar tidak direspon oleh variabel lain, negatif dalam jangka menengah dan positif dalam jangka panjang.
4. Impulse Response Function Inflasi INF
Berdasarkan Tabel 4.19 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah positif. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah negatif. Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock
pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock inflasi
å
INF
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah positif.
Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran
pemerintah
å
G
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah negatif.
Tabel 4.19. Impulse
Response Function Inflasi INF
Response of LOGINF: Period
Shock Pajak
Shock Pengeluaran
Pemerintah Shock
Tingkat Bunga
Shock Inflasi
Shock PDB
1 1.298
-1.298 1.505
-0.016 -0.295
2 0.149
-3.075 -1.330
-0.069 0.356
3 -1.788
0.685 -0.202
-0.124 -0.144
4 2.491
0.092 0.393
0.229 -0.010
5 0.111
-1.060 0.176
-0.080 0.058
6 -1.022
-0.601 -0.493
-0.090 0.031
7 0.642
0.102 -0.044
0.087 -0.034
8 0.847
-0.420 0.255
0.049 0.009
9 -0.421
-0.745 -0.168
-0.058 0.045
10 -0.217
-0.269 -0.215
0.003 -0.001
11 0.573
-0.233 0.080
0.060 -0.006
15 0.258
-0.392 0.028
0.026 0.011
20 -0.070
-0.383 -0.080
0.005 0.014
Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 4.10 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
pada periode ke-1 sampai periode ke-20 stabil memberi respon terhadap inflasi INF artinya dalam jangka panjang shock
pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel.
-4 -3
-2 -1
1 2
3
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Shock1 Shock2
Shock3 Shock4
Shock5 Response of LOGINF to Structural
One S.D. Innovations
Gambar 4.10. Impulse Response Function Inflasi INF
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Inflasi No Variabel
Jangka Pendek Jangka Menengah
Jangka Panjang
1
å
T
+ -
+
2
å
G
- -
-
3
å
R
+ -
+
4
å
INF
- -
+
5
å
PDB
- +
-
Rata-rata -
- +
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek dan jangka menengah diketahui respon inflasi sebagian besar direspon oleh variabel lain
secara negatif, positif dalam jangka panjang.
5. Impulse Response Function PDB
Berdasarkan Tabel 4.21 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi PDB adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi PDB adalah negatif. Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock
pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi PDB adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi
shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi PDB adalah negatif.
Universitas Sumatera Utara
Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
terhadap satu standar deviasi PDB adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak
å
T
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
terhadap satu standar deviasi PDB adalah negatif.
Tabel 4.21. Impulse Response Function PDB Response of
LOGPDB:
Period Shock
Pajak Shock
Pengeluaran Pemerintah
Shock Tingkat
Bunga Shock
Inflasi Shock
PDB
1 -0.267
0.267 0.080
-0.054 -0.016
2 -0.150
0.586 0.094
-0.038 -0.022
3 0.043
0.681 0.108
-0.025 -0.020
4 0.026
0.711 0.119
-0.031 -0.024
5 0.005
0.722 0.086
-0.030 -0.022
6 0.013
0.753 0.098
-0.026 -0.026
7 0.032
0.725 0.108
-0.025 -0.024
8 -0.012
0.686 0.097
-0.029 -0.022
9 -0.022
0.673 0.089
-0.028 -0.023
10 0.003
0.659 0.095
-0.025 -0.023
11 -0.001
0.632 0.094
-0.026 -0.021
15 -0.004
0.575 0.083
-0.024 -0.019
20 -0.001
0.514 0.073
-0.021 -0.018
Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1
Berdasarkan Gambar 4.11 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak
å
T
, shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
pada periode ke-1 sampai periode ke-20 stabil memberi respon terhadap PDB artinya dalam jangka panjang shock pajak
å
T
,
Universitas Sumatera Utara
shock pengeluaran pemerintah
å
G
, shock tingkat bunga
å
R
, shock inflasi
å
INF
, shock PDB
å
PDB
mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel.
-.4 -.2
.0 .2
.4 .6
.8
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Shock1 Shock2
Shock3 Shock4
Shock5 Response of LOGPDB to Structural
One S.D. Innovations
Gambar 4.11. Impulse Response Function PDB Tabel 4.22. Ringkasan Hasil Impulse Response Function PDB
No Variabel Jangka Pendek
Jangka Menengah Jangka Panjang
1
å
T
- +
-
2
å
G
+ +
+
3
å
R
+ +
+
4
å
INF
- -
-
5
å
PDB
- -
-
Rata-rata -
+ -
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek diketahui respon PDB sebagian besar direspon oleh variabel lain secara negatif,
dalam jangka menengah positif dan dalam jangka panjang negatif.
4.3.3. Variance Decomposition
Variance decomposition bertujuan untuk mengukur perkiraan varians error suatu variabel yaitu seberapa besar perbedaan sebelum dan sesudah shock, baik yang
berasal dari variabel sendiri maupun dari variabel lain. Analisis variance decomposition ini dibagi menjadi tiga periode yaitu periode jangka pendek pada 1-5
tahun, periode jangka menengah pada 6-10 tahun dan periode jangka panjang lebih dari 10 tahun sebagai berikut:
1. Variance Decomposition Pajak T