Shock Inflasi Shock PDB

Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 4.12 di bawah ini dapat dijelaskan pengaruh shock kebijakan fiskal å T - å G , shock PDB terhadap shock inflasi dan pengaruh shock kebijakan fiskal å T - å G , shock tingkat bunga, shock inflasi terhadap shock PDB sebagai berikut:

1. Shock Inflasi

a. Shock Kebijakan Fiskal å T - å G Shock kebijakan fiskal berpengaruh positif terhadap shock inflasi sebesar 6,29. Artinya apabila shock kebijakan fiskal meningkat 1 miliar rupiah maka akan menyebabkan shock inflasi meningkat sebesar 6,29 persen. Hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya shock kebijakan fiskal berpengaruh negatif terhadap shock inflasi karena jika shock kebijakan fiskal meningkat maka pemerintah melakukan kebijakan fiskal yang kontraktif di mana penerimaan pajak meningkat dan pengeluaran pemerintah menurun sehingga inflasi aktual menurun tetapi dalam hasil penelitian ini inflasi aktual meningkat sehingga shock inflasi juga meningkat. Hal ini disebabkan karena tabungan pemerintah tersebut tidak digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, jika tabungan pemerintah tersebut digunakan untuk pengeluaran pemerintah yang produktif seperti peningkatan investasi pemerintah maka pertumbuhan ekonomi akan naik sehingga inflasi aktual akan turun akibatnya shock inflasi juga turun, tetapi tabungan pemerintah digunakan untuk pengeluaran pemerintah yang tidak produktif seperti subsidi transfer payment sehingga mendorong inflasi aktual meningkat jika inflasi aktual meningkat maka Universitas Sumatera Utara shock inflasi juga meningkat. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 maka shock kebijakan fiskal signifikan terhadap shock inflasi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock kebijakan fiskal berpengaruh nyata terhadap shock inflasi dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99. b. Shock PDB Shock PDB berpengaruh positif terhadap shock inflasi sebesar 18,72. Artinya apabila shock PDB meningkat 1 miliar rupiah maka akan menyebabkan shock inflasi meningkat sebesar 18,72 persen. Jika shock PDB meningkat maka PDB aktual juga meningkat karena peningkatan uang bergantung pada pendapatan, kenaikan PDB meningkatkan jumlah uang beredar mengakibatkan inflasi aktual meningkat sehingga shock inflasi juga meningkat. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 maka shock PDB signifikan terhadap shock inflasi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock PDB berpengaruh nyata terhadap shock inflasi dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99.

2. Shock PDB

a. Shock Kebijakan Fiskal å T - å G Shock kebijakan fiskal berpengaruh negatif terhadap shock PDB sebesar 4,74. Artinya apabila shock kebijakan fiskal meningkat 1 miliar rupiah maka akan menyebabkan shock PDB turun sebesar 4,74 miliar rupiah. Jika shock kebijakan fiskal meningkat maka pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang kontraktif berarti pemerintah meningkatkan penerimaan pajak dan mengurangi pengeluaran Universitas Sumatera Utara pemerintah sehingga permintaan agregat menurun maka PDB aktual juga menurun akibatnya shock PDB juga menurun. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 maka shock kebijakan fiskal signifikan terhadap shock PDB. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock kebijakan fiskal berpengaruh nyata terhadap shock PDB dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99. b. Shock Tingkat Bunga Shock tingkat bunga berpengaruh negatif terhadap shock PDB sebesar 5,10. Artinya apabila shock tingkat bunga meningkat 1 persen maka akan menyebabkan shock PDB turun sebesar 5,10 miliar rupiah. Jika shock tingkat bunga meningkat maka tingkat bunga aktual juga meningkat, jika tingkat bunga meningkat maka investasi akan turun sehingga PDB aktual juga turun akibatnya shock PDB menurun. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 maka shock tingkat bunga signifikan terhadap shock PDB. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock tingkat bunga berpengaruh nyata terhadap shock PDB dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99. c. Shock Inflasi Shock inflasi berpengaruh negatif terhadap shock PDB sebesar 1,66. Artinya apabila shock inflasi meningkat 1 persen maka akan menyebabkan shock PDB turun sebesar 1,66 miliar rupiah. Jika shock inflasi meningkat maka inflasi aktual juga meningkat, jika inflasi meningkat maka daya beli masyarakat turun sehingga konsumsi masyarakat turun maka PDB aktual juga turun akibatnya shock PDB menurun. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa probabilitasnya sebesar 0,00 0,01 Universitas Sumatera Utara maka shock inflasi signifikan terhadap shock PDB. Sehingga dapat dinyatakan bahwa shock inflasi berpengaruh nyata terhadap shock PDB dengan pengujian pada tingkat kepercayaan 99.

4.3.2. Impulse Response Function IRF

Impulse response function IRF digunakan untuk melihat pengaruh perubahan satu standar deviasi variabel terhadap variabel itu sendiri atau variabel lainnya. Analisis impulse response function IRF dibagi menjadi tiga periode yaitu periode jangka pendek pada 1-5 tahun, jangka menengah pada 6-10 tahun, jangka panjang lebih dari 10 tahun. Analisis IRF yang dilakukan menggunakan 20 periode pengamatan dengan metode Structural Decomposition di mana shock 1 Pajak, shock 2 Pengeluaran Pemerintah, shock 3 Tingkat Bunga, shock 4 Inflasi, shock 5 PDB. 1. Impulse Response Function Pajak T Berdasarkan Tabel 4.12 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T terhadap satu standar deviasi pajak T adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi pajak T adalah tidak merespon. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Hasil Estimasi Struktural VAR Structural VAR Estimates Date: 112810 Time: 13:28 Sampleadjusted: 1985 2009 Included observations: 25 after adjusting endpoints Estimation method: method of scoring analytic derivatives Convergence achieved after 299 iterations Structural VAR is over-identified 10 degrees of freedom Model: Ae = Bu where E[uu]=I Restriction Type: short-run text form e1 = u1 e2 = u2 e3 = u3 e4 = C11e1 - e2 + C12e5 + u4 e5 = C13e1 - e2+ C14e3 - e4 + C15e4 + u5 Where e1 represents LOGT residuals e2 represents LOGG residuals e3 represents LOGR residuals e4 represents LOGINF residuals e5 represents LOGPDB residuals WARNING: B matrix is fixed structural innovation variances not estimated Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. C11 6.289851 0.495767 12.68710 0.0000 C12 18.72404 1.782147 10.50645 0.0000 C13 -4.735546 0.637647 -7.426601 0.0000 C14 -5.103214 0.748418 -6.818673 0.0000 C15 -1.659000 0.313951 -5.284274 0.0000 Log likelihood -44.17488 LR test for over-identification: Chi-square10 300.1692 Probability 0.0000 Estimated A matrix: 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 -6.289851 6.289851 0.000000 1.000000 -18.72404 4.735546 -4.735546 5.103214 -3.444214 1.000000 Estimated B matrix: 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi pajak Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1 Universitas Sumatera Utara T adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi pajak T adalah positif. Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi pajak T adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi pajak T adalah negatif. Tabel 4.13. Impulse Response Function Pajak T Response of LOGT: Period Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2 0.357 0.736 0.169 -0.050 -0.038 3 0.245 0.935 0.002 -0.030 -0.007 4 0.192 1.088 0.157 -0.026 -0.047 5 0.276 0.834 0.149 -0.020 -0.026 6 -0.036 0.717 0.085 -0.044 -0.022 7 -0.012 0.740 0.077 -0.031 -0.028 8 0.107 0.694 0.122 -0.022 -0.026 9 0.021 0.607 0.105 -0.032 -0.020 10 -0.037 0.604 0.071 -0.033 -0.020 11 0.039 0.623 0.089 -0.024 -0.023 15 0.038 0.557 0.085 -0.021 -0.020 20 0.003 0.479 0.069 -0.021 -0.016 Sumber: Data diolah dengan Eviews 4.1 Berdasarkan Gambar 4.7 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB pada periode ke-1 tidak merespon kecuali shock pajak å T , Universitas Sumatera Utara namun sejak periode ke-2 sampai jangka panjang periode ke-20 stabil memberi respon terhadap pajak T artinya dalam jangka panjang shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel. -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Shock1 Shock2 Shock3 Shock4 Shock5 Response of LOGT to Structural One S.D. Innovations Gambar 4.7. Impulse Response Function Pajak T Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Pajak No Variabel Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang 1 å T + - + 2 å G + + 3 å R + + 4 å INF - - 5 å PDB - - Rata-rata - + Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek diketahui respon pajak sebagian besar tidak direspon oleh variabel lain, negatif dalam jangka menengah dan positif dalam jangka panjang. 2. Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah G Berdasarkan Tabel 4.15 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah tidak merespon. Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah positif. Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi pengeluaran pemerintah G adalah positif. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah G Response of LOGG: Period Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 2 -0.066 1.534 0.174 -0.002 -0.041 3 -0.022 1.412 0.172 -0.004 -0.032 4 -0.273 1.301 0.132 -0.028 -0.034 5 -0.259 1.268 0.127 -0.024 -0.037 6 -0.182 1.194 0.165 -0.023 -0.037 7 -0.225 1.097 0.154 -0.034 -0.032 8 -0.238 1.073 0.131 -0.036 -0.032 9 -0.153 1.076 0.144 -0.032 -0.035 10 -0.114 1.045 0.152 -0.033 -0.033 11 -0.133 1.023 0.138 -0.037 -0.032 15 -0.073 0.969 0.131 -0.036 -0.031 20 -0.026 0.878 0.124 -0.033 -0.029 Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1 Berdasarkan Gambar 4.8 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak å T , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB pada periode ke-1 tidak merespon kecuali shock pengeluaran pemerintah å G , namun sejak periode ke-2 sampai jangka panjang periode ke-20 stabil memberi respon terhadap pengeluaran pemerintah G artinya dalam jangka panjang shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel. Universitas Sumatera Utara -0.4 0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Shock1 Shock2 Shock3 Shock4 Shock5 Response of LOGG to Structural One S.D. Innovations Gambar 4.8. Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah G Tabel 4.16. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Pengeluaran Pemerintah No Variabel Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang 1 å T - + 2 å G + + + 3 å R + + 4 å INF - - 5 å PDB - - Rata-rata - + Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek diketahui respon pengeluaran pemerintah sebagian besar tidak direspon oleh variabel lain, negatif dalam jangka menengah dan positif dalam jangka panjang. Universitas Sumatera Utara 3. Impulse Response Function Tingkat Bunga R Berdasarkan Tabel 4.17 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah tidak merespon. Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock inflasi å INF , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah positif. Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi tingkat bunga R adalah negatif. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Impulse Response Function Tingkat Bunga R Response of LOGR: Period Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 2 -0.588 -2.414 -0.238 -0.117 0.109 3 -0.259 -1.641 -0.513 -0.034 0.009 4 1.364 -0.993 -0.031 0.112 0.010 5 0.640 -1.262 0.049 0.012 0.048 6 -0.210 -1.225 -0.303 -0.029 0.049 7 0.338 -0.861 -0.196 0.049 0.012 8 0.650 -1.005 -0.006 0.060 0.025 9 0.064 -1.214 -0.150 0.006 0.047 10 -0.044 -1.040 -0.230 0.019 0.031 11 0.324 -0.952 -0.103 0.054 0.022 15 0.191 -0.973 -0.100 0.043 0.030 20 0.002 -0.915 -0.136 0.030 0.031 Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1 Berdasarkan Gambar 4.9 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB pada periode ke-1 tidak merespon kecuali shock tingkat bunga å R , namun sejak periode ke-2 sampai jangka panjang periode ke-20 stabil memberi respon terhadap tingkat bunga R artinya dalam jangka panjang shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel. Universitas Sumatera Utara -3 -2 -1 1 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Shock1 Shock2 Shock3 Shock4 Shock5 Response of LOGR to Structural One S.D. Innovations Gambar 4.9. Impulse Response Function Tingkat Bunga R Tabel 4.18. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Tingkat Bunga No Variabel Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang 1 å T - + 2 å G - - 3 å R + - - 4 å INF - + 5 å PDB + + Rata-rata - + Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek diketahui respon tingkat bunga sebagian besar tidak direspon oleh variabel lain, negatif dalam jangka menengah dan positif dalam jangka panjang. 4. Impulse Response Function Inflasi INF Berdasarkan Tabel 4.19 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah positif. Sedangkan Universitas Sumatera Utara pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah negatif. Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock inflasi å INF , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah negatif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah positif. Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi inflasi INF adalah negatif. Tabel 4.19. Impulse Response Function Inflasi INF Response of LOGINF: Period Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 1.298 -1.298 1.505 -0.016 -0.295 2 0.149 -3.075 -1.330 -0.069 0.356 3 -1.788 0.685 -0.202 -0.124 -0.144 4 2.491 0.092 0.393 0.229 -0.010 5 0.111 -1.060 0.176 -0.080 0.058 6 -1.022 -0.601 -0.493 -0.090 0.031 7 0.642 0.102 -0.044 0.087 -0.034 8 0.847 -0.420 0.255 0.049 0.009 9 -0.421 -0.745 -0.168 -0.058 0.045 10 -0.217 -0.269 -0.215 0.003 -0.001 11 0.573 -0.233 0.080 0.060 -0.006 15 0.258 -0.392 0.028 0.026 0.011 20 -0.070 -0.383 -0.080 0.005 0.014 Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 4.10 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB pada periode ke-1 sampai periode ke-20 stabil memberi respon terhadap inflasi INF artinya dalam jangka panjang shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel. -4 -3 -2 -1 1 2 3 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Shock1 Shock2 Shock3 Shock4 Shock5 Response of LOGINF to Structural One S.D. Innovations Gambar 4.10. Impulse Response Function Inflasi INF Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20. Ringkasan Hasil Impulse Response Function Inflasi No Variabel Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang 1 å T + - + 2 å G - - - 3 å R + - + 4 å INF - - + 5 å PDB - + - Rata-rata - - + Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek dan jangka menengah diketahui respon inflasi sebagian besar direspon oleh variabel lain secara negatif, positif dalam jangka panjang. 5. Impulse Response Function PDB Berdasarkan Tabel 4.21 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa dalam periode jangka pendek, pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi PDB adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi PDB adalah negatif. Dalam periode jangka menengah pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi PDB adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi PDB adalah negatif. Universitas Sumatera Utara Dalam periode jangka panjang pengaruh satu unit standar deviasi shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R terhadap satu standar deviasi PDB adalah positif. Sedangkan pengaruh satu unit standar deviasi shock pajak å T , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB terhadap satu standar deviasi PDB adalah negatif. Tabel 4.21. Impulse Response Function PDB Response of LOGPDB: Period Shock Pajak Shock Pengeluaran Pemerintah Shock Tingkat Bunga Shock Inflasi Shock PDB 1 -0.267 0.267 0.080 -0.054 -0.016 2 -0.150 0.586 0.094 -0.038 -0.022 3 0.043 0.681 0.108 -0.025 -0.020 4 0.026 0.711 0.119 -0.031 -0.024 5 0.005 0.722 0.086 -0.030 -0.022 6 0.013 0.753 0.098 -0.026 -0.026 7 0.032 0.725 0.108 -0.025 -0.024 8 -0.012 0.686 0.097 -0.029 -0.022 9 -0.022 0.673 0.089 -0.028 -0.023 10 0.003 0.659 0.095 -0.025 -0.023 11 -0.001 0.632 0.094 -0.026 -0.021 15 -0.004 0.575 0.083 -0.024 -0.019 20 -0.001 0.514 0.073 -0.021 -0.018 Sumber: Data Diolah dengan Eviews 4.1 Berdasarkan Gambar 4.11 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa satu standar deviasi shock pajak å T , shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB pada periode ke-1 sampai periode ke-20 stabil memberi respon terhadap PDB artinya dalam jangka panjang shock pajak å T , Universitas Sumatera Utara shock pengeluaran pemerintah å G , shock tingkat bunga å R , shock inflasi å INF , shock PDB å PDB mencapai keseimbangan ditandai dengan menyatunya garis respon antar variabel. -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Shock1 Shock2 Shock3 Shock4 Shock5 Response of LOGPDB to Structural One S.D. Innovations Gambar 4.11. Impulse Response Function PDB Tabel 4.22. Ringkasan Hasil Impulse Response Function PDB No Variabel Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang 1 å T - + - 2 å G + + + 3 å R + + + 4 å INF - - - 5 å PDB - - - Rata-rata - + - Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek diketahui respon PDB sebagian besar direspon oleh variabel lain secara negatif, dalam jangka menengah positif dan dalam jangka panjang negatif.

4.3.3. Variance Decomposition

Variance decomposition bertujuan untuk mengukur perkiraan varians error suatu variabel yaitu seberapa besar perbedaan sebelum dan sesudah shock, baik yang berasal dari variabel sendiri maupun dari variabel lain. Analisis variance decomposition ini dibagi menjadi tiga periode yaitu periode jangka pendek pada 1-5 tahun, periode jangka menengah pada 6-10 tahun dan periode jangka panjang lebih dari 10 tahun sebagai berikut:

1. Variance Decomposition Pajak T