46
E. Operasional Variabel 1.
Locus of Control
Locus of control adalah sesuatu yang ada pada diri manusia yang dapat dikendalikan oleh manusia untuk menentukan segala keputusan dan
pemikiran. Jadi locus of control merupakan bagian psikologis dari manusia yang tumbuh dan berkembang menumbuhkan pemikiran sejauh apa yang
mereka kerjakan dan mereka peroleh hasilnya. Variabel ini dioperasionalkan sebagai konstruk internal-eksternal yang mengukur keyakinan seseorang
atas kejadian yang menimpa kehidupannya. Variabel ini diukur dengan instrumen The Work Locus of Control WLCS yang dikembangkan oleh
Spector 1988 dan digunakan oleh Intiyas 2007 Muawanah dan Indriantoro 2001 dan Wati 2009. Instrumen ini menggunakan 16
pertanyaan. Pertanyaan tersebut mengukur apakah seorang auditor memiliki internal atau external locus of control. Variabel ini diukur dengan skala
likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4 sampai sangat setuju 5.
2. Pengalaman Auditor
Variabel ini didefinisikan dengan pengalaman akuntan publik dalam melakukan audit laporan keuangan, baik dari segi lamanya waktu
maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani Intiyas, dkk 2007. Pengalaman merupakan suatu kejadian masa lalu yang dialami oleh seorang
auditor. Pengalaman yang lebih banyak akan cenderung bahwa seorang auditr akan mengambil keputusan yang lebih baik dan dapat dengan tepat
47
menyelesaikan masalahnya. Informasi mengenai instrument ini yang diperoleh dari data responden dan pengalaman audit ini dilihat dari
banyaknya penugasan yang dilakukan. Variabel ini diukur dengan skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang
setuju 3, setuju 4 sampai sangat setuju 5.
3. Komitmen Profesional
Komitmen merupakan suatu ikatan, baik secara implicit maupun eksplisit. Komitmen berarti keinginan untuk mengembangkan hubungan
yang baik dan akan memberikan pengorbanan dan kepercayaan pada suatu hubungan. Komitmen profesional merupakan keterlibatan individu dengan
profesi tertentu. Berarti dalam hal akuntan publik komitmen adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya. Seorang yang mempunyai komitmen
yang kuat tidak akan melakukan sesuatu yang melanggar nilai-nilai etika dan tidak akan merusak profesionalismenya Faisal 2007. Pengukuran
variabel ini didasarkan pada tingkat keterlibatan individu dalam profesi akuntan publik. Tingkat loyalitas terhadap pekerjaan dan profesi akuntan
publik. Skala pengukurannya menggunakan skala likert 5 poin dengan meminta responden menunjukkan pilihan antata sangat tidak setuju 1,
tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4 sampai sangat setuju 5
4. Etika Profesional
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nila-nilai moral Arens, 2003:110. Kode etik akuntan dapat
diartikan sebagai suatu sistem prinsip moral dan pelaksanaan aturan yang
48
memberikan pedoman kepada akuntan dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan rekan seprofesi dan sebagai alat untuk memberikan
keyakinan pada para pengguna jasa akuntan tentang kualitas jasa yang diberikan. Etika adalah nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah
laku yang diterima dan digunakan oleh individual atau suatu golongan tertentu.
Terlepas dari itu keberadaan etika dimaksudkan terutama untuk menjaga keselarasan hubungan antar manusia Ludigdo 2006. Sebagai
seorang auditor kita harus tetap taat pada etika dan peraturan yang berlaku. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat
tidak setuju 1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4 sangat setuju 5. 5. Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit
Perilaku auditor dalam situasi konflik audit diukur dari sejauh mana seorang auditor memenuhi permintaan klien dalam situasi konflik dan
menjaga peraturan yang seharusnya dijalankan. Seorang auditor mengahdapi situasi konflik audit ketika mendapatkan tekanan dari pihak manajemen
untuk mengikuti keinginannya. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar 2005 yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran etis
auditor memahami etika profesionalnya maka semakin rendah pula respon auditor dalam menerima tekanan klien sehingga auditor menjadi lebih
independen, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesadaran etis auditor memahami etika profesionalnya maka semakin tinggi respon auditor
dalam menerima tekanan klien sehingga auditor cenderung tidak independen. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah
49
skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2,netral 3,setuju 4 sangatsetuju 5.
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel
Indikator Skala
Pengukuran
Locus of Control X1 Sumber :The
Work Locus of Control Spector
1988 1. Internal
Locus of
Control 2. Eksternal
Locus of
Control 1. Keputusan Pimpinan
2. JabatanKedudukan 3. Kesempatan
4. Penghargaan Dalam
Bekerja 5. Kemampuan Melaksanakan
Pekerjaan 6. Keberuntungan
7. Nasib 8. Koneksi yang kuat dalam
mendapatkan pekerjaan Skala
Interval
Pengalaman Auditor Sumber:
Jeffrey dan
Weatherholt 1996
dalam Intiyas,dkk 2007
1. Penyelesaian Tugas-tugas 2. Jam kerja
3. Pengetahuan sistematik 4. Tugas-tugas terdahulu
5. Jumlah klien yang diaudit Komitmen
Profesional Sumber:
Aranya et
al. 1981
dalam Intiyas, dkk 2007
1. Tanggung jawab profesi. 2. Keaktifan dalam bekerja
3. Pengorbanan Waktu 4. Sikap Loyal
Skala Interval
50
Variabel Sub Variabel
Indikator Skala
Pengukuran
Etika Profesional Arens,
Alvin, 2003
1. Ketaatan terhadap kode etik profesi
2. Independen terhadap
klien. 3. Tanggung jawab moral
4. Perilaku sesuai dengan peraturan yang ada
5. Kepercayaan pihak lain Skala
Interval
Perilaku Auditor Pada
situasi konflik audit Y
1. Tekanan dari klien 2. Kepatuhan terhadap etika
yang berlaku 3. Lingkungan sekitar tempat
bekerja 4. Perintah dari pimpinan
Skala Interval
51
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN