30
menjelaskan bahwa orang yang memiliki locus of control internal akan merasa bertanggung jawab atas apa saja yang sudah dilakukannya dan
terjadi dalam hidupnya. Keberhasilan dan kesuksesan ditentukan oleh usaha dan kemampuannya sendiri.
2. Pengalaman Auditor dengan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik
Intiyas, dkk 2007 memaparkan bahwa pengalaman berdasarkan kurun waktu empat tahun kerja, karena dalam kurun waktu tersebut auditor
dianggap telah berpengalaman dalam situasi konflik audit. Herliansyah dan Ilyas 2006 menyatakan dalam risetnya bahwa pengalaman dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam pengambilan keputusan. Tubbs 1992 dalam Suartana 2008 menunjukkan bahwa ketika
auditor menjadi lebih berpengalaman, maka: 1 auditor menjadi sadar terhadap kekeliruan, 2 auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit
tentang kekeliruan, dan 3 auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim. Davis 1996 dalam Suartana 2008 menyatakan bahwa
auditor yang berpengalaman juga memperlihatkan tingkat selektif yang lebih tinggi terhadap bukti yang relevan. Auditor yang berpengalaman
mempunyai kemampuan untuk menentukan apakah kekeliruan-kekeliruan tertentu terjadi dalam siklus tertentu. Menurut hasil penelitian Intiyas, dkk
2007 pengalaman tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku auditor dalam menghadapi situasi konflik audit. Karena dalam penelitian mereka
jumlah responden sebagian besar merupakan auditor junior.
31
3. Komitmen Profesional dengan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik
Muwanah dan Indriantoro 2001 menelaah empiris pengambilan keputusan etis dengan pernyataan bahwa salah satu determinan penting
perilaku pengambilan keputusan etis adalak faktor-faktor yang unik yang berhubungan dengan individu pembuat keputusan. Faktor-faktor tersebut
meliputi variabel-variabel yang merupakan ciri pembawaan lahir dan variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan pengembangan
manusia. Komitmen profesional ini dapat digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku akuntan publik.
Jeffrey dan Weatherholt 1996 dalam Intyas, dkk 2007 menguji hubungan antara komitmen profesi, pemahaman etika, dan sikap ketaatan
pada peraturan. Hasilnya menunjukkan bahwa akuntan publik dengan komitmen profesional yang kuat perilakunya lebih mengarah pada aturan
dibanding dengan akuntan publik yang komitmennya rendah. Muawanah dan Indriantoro 2001 menguji hubungan antara
komitmen profesi terhadap respon dalam konflik audit. Hasilnya, menunjukkan bahwa interaksi komitmen profesi adalah signifikan. Berarti
komitmen profesi dapat mempengaruhi perilaku akuntan publik dalam menghadapi situasi konflik audit. Akuntan publik juga harus memiliki
perasaan terikat dan kepercayaan yang kuat dengan tujuan profesi yang mereka jalankan. Dengan demikian akan memiliki komitmen profesional
yang tinggi ketika mengorientasikan tindakannya.
32
4. Etika Profesional dengan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik