Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Status Karies Gigi Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan
Delitua Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan status karies gigi cukup baik dilihat dari tidak adanya status karies gigi yang tinggi 0. Dari hasil penelitian
yang paling banyak terdapat pada status karies gigi yang rendah sebanyak 71 orang 74,0, artinya dominan responden memiliki status karies gigi yang baik.
Sedangkan status karies gigi yang sedang sebanyak 25 orang 26. Tingginya prevalensi dan derajat keparahan karies gigi disebabkan berbagai
faktor. Menurut Newburn 1978, karies gigi dapat terjadi akbiat terjadi interkasi keempat faktor: host, agen penyebab penyakit, lingkungan, dan frekuensi
mengkonsumsi karbohidrat dan lamanya pelekatan karbohidrat pada email.
5.2. Hubungan Pengetahuan dengan Status Karies Gigi Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang
Hasil analisis bivariat, hubungan antara pengetahuan dengan status karies gigi diperoleh nilai P=0,716 P0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dengan status karies gigi. Sama halnya dengan analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,551P0,25, artinya
pengetahuan tidak berhubungan terjadinya karies gigi.
Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurbayani 2008 terhadap siswa SD di Kecamatan Cibodas menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status karies gigi. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariningrum 2006
pada siswa SD Kecamatan Penjaringan menunjukkan bahwa indeks DMFT dipengaruhi skor variabel pengetahuan. Demikian juga hasil penelitian Wargiati
2007 menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan status karies gigi.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Perilaku yang didasari pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Kebiasaa membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut, selanjutnya juga akan mempengaruhi angka karies gigi.
Mengenai hasil hubungan yang tidak bermakna ini menurut penulis karena pengetahuan kesehatan gigi seseorang tidak berhubungan secara langsung dengan
status karies giginya. Seseorang yang berpengetahuan tinggi saja belum cukup untuk mempengaruhi status karies giginya menjadi rendah apabila pengetahuan tersebut
belum diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Diperlukan upaya-upaya untuk memotivasi murid agar pengetahuan kesehatan gigi yang dimilkinya dapat
diwujudkan alam perilaku kesehatan giginya sehari-hari.
Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
5.3. Hubungan Sikap dengan Status Karies Gigi Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang
Hasil analisis bivariat, hubungan antara sikap dengan status karies gigi diperoleh nilai P=0,904 P0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang bermakna antara sikap dengan status karies gigi. Sama halnya dengan analisis multivariat, tahapan awal permodelan nilai yang diperoleh adalah P=0,724 P0,25,
artinya sikap tidak berhubungan terjadinya karies gigi. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetautupi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus
sosial. Mengenai hasil hubungan yang tidak bermakna ini menurut penulis murid SD
yang menjadi responden memiliki sikap yang baik terhadap kesehatan giginya. Sikap yang dimiliki sangat bernilai positif terhadap kesehatan giginya. Tingkatan sikap
menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab mereka lakukan dengan sistematis walaupun tidak sempurna. Hal tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan
mereka yang masih sekolah dasar yang pengetahuannya masih rendah.
Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
5.4. Hubungan Tindakan dengan Status Karies Gigi Murid SD Kelas V dan VI