Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
hasil penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
Notoadmojo, 2003. Meskipun perilaku merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap rangsangan
dari luar maupun dari dalam namun memberikan respon sangat cepat tergantung pada karakteristik atau faktor lain dari orang yang bersangkutan Notoadmojo, 2003.
Determinan ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1.
Faktor Internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan
sebagainya. 2.
Faktor Eksternal, yakni lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, praktik dan sebagainya. Faktor lingkungan sering merupakan faktor
domain yang mewarnai perilaku seseorang.
2.3 Sikap
Sikap attitude menurut Sarwono 2003 adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku atau merespon sesuatu baik terhadap rangsangan
negatif dari suatu objek rangsangan. Teori yang sering dipakai berupa teori rangsang balas stimulus respon theory atau teori penguat reinforcement-theory ini dapat
digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan faktor predisposisi
bagi seseorang untuk berperilaku Green, 1980.
Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
Allen, Guy dan Edgley 1980, cit Anwar, 2005, mengatakan bahwa sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap merupakan respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif cognitive, komponen afektif effective dan komponen konatif
conative. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi objek sikap.
Komponen efektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen konatif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Interaksi antara ketiga komponen adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila
dihadapkan dengan suatu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu saja diantara ketiga
komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga
konsistensi itu tercapai kembali Azwar, 2005.
2.4 Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau
suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas Notoadmojo, 2003.
Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
Setelah sesorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya
diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau yang disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktik Notoadmojo, 2003.
Terdapat banyak teori yang menerangkan tentang konsep perubahan perilaku, antara lain adalah teori Green 1980 yang menyatakan bahwa derajat kesehatan akan
dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku akan ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu : predisposisi mempermudah, faktor
pendukung dan faktor pendorong. Faktor yang mempermudah prediposing factors, meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang
ada di masyarakat. Faktor pendukung enabling factors meliputi lingkungan fisik, fasilitas dan sarana kesehatan yang mendukung. Faktor pendorong reinforcing
factors yang meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku petugas, teman sebaya, orang tua dan tokohpamong, juga berbagai faktor demografi seperti sosio ekonomi, umur,
jenis kelamin, masa kerja dan ukuran keluarga juga penting sebagai faktor pendorong yang memberi kontribusi atas perilaku kesehatan Green dkk, 1991.
Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
2.5 Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan