Pengolahan Sampah Penanganan Air Minum

2.5.3. Sanitasi

Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman menyebabkan permasalah terkait pembuangan kotoran manusia. Berdasarkan hasil penelitian, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 330 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Bila penduduk Indonesia saat ini berjumlah 200 juta jiwa maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 ton. Selain itu perilaku buang air besar sembarangan atau tidak pada tempatnya seperti di sungai, ladang, kebun, ataupun dibungkus plastik biasa yang biasa disebut WC terbang menjadi potensi sumber penyakit ke manusia.

2.5.4. Pengolahan Sampah

Sampah bagi sebagian besar masyarakat kita adalah benda yang semestinya segera dienyahkan dari pandangan, tidak dipakai lagi serta tidak disenangi. Celakanya, sampah dibuang tidak pada tempat yang benar sehingga menimbulkan masalah baru yaitu potensi terjadinya penyakit. Pengaruh sampah sendiri terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung adalah karena kontak langsung, misalnya dengan jenis sampah beracun. Pengaruh tidak langsung dapat ditimbulkan akibat proses pembusukan ataupun pembakaran. Perilaku buang sampah sembarangan adalah refleksi perilaku masyarakat, khususnya perlakuan terhadap sampah yang masih tidak baik.

2.5.5. Penanganan Air Minum

Kebutuhan manusia akan air sangatlah kompleks antara lain untuk masak, mandi, mencuci, minum, dan lain-lain. Menurut perhitungan WHO di negara-negara p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota Medan , 2009. USU Repository © 2009 maju tiap orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang termasuk Indonesia tiap orang memerlukan 30-60 liter per hari. Salah satu yang sangat penting adalah kebutuhan untuk air minum yang diperlukan adanya persyaratan khusus agar tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Syarat-syarat air minum yang sehat yaitu: a Secara Fisik Persyaratan fisik adalah bening tak berwarna, tidak berasa dan biasanya suhu air berada di bawah suhu udara di luarnya. b Secara Bakteriologis Air minum yang sehat adalah air yag bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen. c Secara Kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu di dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam air minum akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan kimia yang terdapat dalam air antara lain: Tabel 2.1. Bahan Kimia yang Terdapat dalam Air Minum Jenis Bahan Kadar yang Dibenarkan mgliter Fluor F 1 – 1,5 Chlor Cl 250 Arsen As 0,05 Tembaga Cu 1,0 Besi Fe 0,3 Zat Organik 10 Ph Keasaman 6,5 – 9,0 p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota Medan , 2009. USU Repository © 2009 Air minum yang berasal dari mata air, sumur, dan PDAM adalah sumber air yang dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas, asalkan tidak tercemar oleh kotoran baik yang berasal dari manusia maupun hewan. Ada berbagai macam cara pengolahan air minum secara sederhana, yaitu: merebus air sampai mendidih, pemanasan matahari sodis, menggunakan filter keramik cheramics filter dan pemberian klorin chlorinase. Perilaku terkait pengolahan air minum serta penyimpanannya menjadi salah satu perilaku kunci pencegah penyebaran Eicherencia coli ke dalam tubuh manusia.

2.6. Faktor Lingkungan dalam Pencegahan Diare

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Gizi Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2002

1 57 78

Pengaruh Persepsi Ibu Balita Tentang Penyakit Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010

2 41 80

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 4 106

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 17

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 3

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 46

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS KALIKAJAR I KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Ibu dalam Pencegahan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten

0 0 14