Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan serta dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa busana atau
pakaian yang digunakan pengantin di Nagari Tabek Panjang dalam acara walimah sesuai dengan syari’at Islam sekalipun ada sebagian kecil dari
masyarakat tersebut yang menyimpang dari ajaran Islam. Tetapi dalam bersanding kedua pengantin memakai pakaian pengantin
ini. Adat persandingan ini sangat penting artinya dalam pesta perkawinan karena para undangan yang datang dapat melihat dan mengetahui mereka
yang melangsungkan ikatan perkawinan tersebut. Pada saat persandingan itulah para undangan dapat memberikan ucapan selamat dan doa kepada
kedua mempelai.
5. Hiburan pada pelaksanaan walimah
Sebagian penduduk Nagari Tabek Panjang dalam memeriahkan acara walimah, ada juga yang mengadakan hiburan. Hiburan ini biasanya diadakan
pada hari pertama pada waktu pengantin laki-laki datang ke rumah pengantin perempuan dengan iringan musik rebana, ada juga dengan musik tabuik.
Setelah sampai di rumah pengantin wanita, pukulan rebana dilanjutkan dengan shalawat yang dinyanyikan oleh para pengiring rebana secara
bersama-sama. Hiburan musik rebana ini biasanya untuk selingan dari penyampaian pesan-pesan keluarga pengantin laki-laki terhadap keluarga
pengantin perempuan. Pesan-pesan itu disampaikan dengan pasambahan sejenis pantun. Ada juga hiburan diadakan pada waktu acara undangan
tulisan, biasanya ahli walimah mengundang organ tunggal, orkes gambus, saluang, rabab
dan lain-lain. Hiburan organ tunggal yang diadakan di Nagari Tabek Panjang
berdasarkan pengamatan penulis terdiri dari nyanyian daerah, dangdut dan pop Indonesia. Mengenai penampilan penyanyi sudah diatur oleh pemerintah
setempat yaitu berpakaian yang sopan, tidak membuka aurat besar. Hanya saja nyanyian yang dilantunkan mengandung kata-kata yang tidak bermanfaat
seperti ungkapan-ungkapan cinta, dan kemesraan antara pasangan laki-laki dan perempuan.
Rasulullah saw bersabda :
قﺎ إ ﺎ ﺪ رﻮ
. نﻮ ﺮ ﺎ ﺄ أ
. ﺎ ﺄ أ
لﺎ سﺎ ا ﺮ ﺰ ا أ ﻷا
: ﺔ ﺎ
ﻜ أ رﺎ ﻷا ﺎﻬ ﺔ اﺮ تاذ
. ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر ءﺎ
لﺎ و :
اﻮ ﺎ ؟ ةﺎ ا ﺪهأ .
لﺎ :
ﺎﻬ رأ
ﺎ ؟ .
و ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر لﺎ
: إ
ن لﺰ ﻬ مﻮ رﺎ ﻷا
. آﺎ أ لﻮ ﺎﻬ
ﻮ آﺎ و ﺎ ﺎ آﺎ أ
. ﺎ ا اور
63
63
Muhammad bin Yazid Abu Abdullah, Sunan Ibnu Majah, Beirut, Dar al-Fikri, t.th, juz 1., h.612
Artinya : “Dari Ibnu Abbas berkata : Aisyah pernah mengawinkan salah seorang kerabatnya dengan orang Anshar, kemudian Rasulullah
saw. datang dan bertanya : Apakah kamu telah memberikan gadis itu kepada suaminya? Para sahabat menjawab : betul. Rasulullah
saw. bertanya lagi apakah kamu kirim bersama gadis itu orang yang akan bernyanyi? Aisyah menjawab tidak. Kemudian
Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya orang Anshar adalah suatu kaum yang suka kepada nyanyian. Alangkah baiknya kalau
kamu kirim bersama dia seorang yang mengatakan : kami telah datang kepadamu, kami telah datang kepadamu, maka dia memberi
hormat kepada kami dan kami memberi hormat pula kepada kamu.”
HR. Ibnu Majah Memeriahkan walimah dengan musik dan nyanyian dibolehkan,
dengan syarat tidak dibarengi dengan hal-hal yang diharamkan, misalnya dibarengi dengan nyanyian wanita yang suaranya mengundang nafsu. Proses
walimah wajib dijauhkan dari acara yang tidak sopan, bercampur gaul antara laki-laki dan perempuan, begitu pula perkataan yang keji dan tidak pantas
didengarkan. Adapun lagu-lagu yang nyanyiannya mengandung hal-hal yang tidak
baik seperti kata-kata yang seronok dan tidak senonoh tentu saja melanggar ketentuan agama Islam karena di dalam Islam hal-hal seperti itu tidaklah
dibenarkan apalagi nyanyian yang mengandung atau mengundang maksiat. Maka jelas hukumnya adalah haram.
Adapun hiburan musik rebana, tabuik, saluang, rabab menurut pengamatan penulis tidak bertentangan dengan hukum Islam. Karena pada
hiburan ini berisi pesan-pesan atau nasehat-nasehat yang bermanfaat bagi yang mendengarkannya. Adapun orkes gambus memang adalah nyanyian
musik Islam, di samping itu juga sebagai sarana dakwah Islam dan mengagungkan kebesaran Allah. Maka jenis hiburan ini jelas tidak
bertentangan dengan syari’at Islam. Tentang hiburan organ tunggal yang menjadi masalah adalah nyanyian
dengan kata-kata cinta dan kemesraan adalah kata-kata yang tidak bermanfaat dan hendaklah ditinggalkan. Tetapi nyanyian yang berisi kata-kata yang
bermanfaat pada hakikatnya adalah boleh. Dari pengamatan dan analisa yang penulis lakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa, hiburan musik dan nyanyian yang dapat bermanfaat boleh dilakukan. Dan sebaliknya jika nyanyian dengan kata-kata tidak bermanfaat
atau sia-sia hendaklah ditinggalkan.
K. Pandangan Ulama Setempat