telah dilaksanakan akad pernikahan dengan mengadakan jamuan dan dalam rangka bergembira.
2. Dasar Hukum Walimah
Pelaksanaan walimah memiliki kedudukan tersendiri dalam munakahat
. Rasulullah SAW sendiri melaksanakan walimah untuk dirinya dan memerintahkan kepada para sahabat untuk mengadakan walimah
walaupun hanya dengan makan kurma dan roti serta seekor kambing, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
ﺎ ﺪ ز ا ﻮه دﺎ ﺎ ﺪ بﺮ نﺎ ﺎ ﺪ
: ر أ
ىأر و ﷲا ﻰ
ا نأ ﷲا لﺎ ةﺮ ﺮ أ فﻮ
ﺮ ا ﺪ :
اﺬه ﺎ .
إ لﺎ لﺎ هذ ةاﻮ نزو ﻰ ةأﺮ ا جوﺰ
: وأ ﷲا ﻚ كرﺎ
ةﺎ ﻮ و يرﺎ ا اور
14
Artinya : “Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW telah melihat bekas kekuning-kuningan pada Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW.
bertanya, apa ini? Abdurrahman menjawab : Sesungguhnya saya telah menikah dengan seorang perempuan dengan maskawin
seberat satu biji emas. Kemudian Rasulullah bersabda: semoga Allah memberkatimu, adakanlah walimah sekalipun dengan seekor
kambing.”
HR. Turmudzi Dalam sabda Rasulullah SAW “adakanlah walimah meski hanya
dengan seekor kambing”. Terdapat dalil yang menunjukkan keharusan mengadakan walimah.
14
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut, Dar Ibnu Katsir, 1987, Juz 5, h.1979
Ulama Mazhab Zhahiri, salah satu pendapat Imam Malik dan salah satu pendapat Imam Syafi’i menyatakan bahwa hukum mengadakan walimah
adalah wajib, karena Rasulullah SAW menggunakan fiil amar dalam hadis tersebut. Antara lain yang mereka kemukakan adalah kisah perkawinan Ali
bin Abi Thalib dengan Fatimah anak Nabi Muhammad SAW. Dalam hadis tersebut juga mengandung kemestian untuk mengadakan walimah.
15
Selanjutnya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari hadis Buraidah, yaitu ketika Ali melamar Fatimah Rasulullah SAW bersabda :
اؤﺮ ا ﺮ ا ﺪ ﺪ ﺎ أ ﺪ ﷲا ﺪ ﺎ ﺪ
لﺎ أ ةﺪ ﺮ ﺮﻜ ا ﺪ أ ﺎ
: ﷲا لﻮ ر لﺎ لﺎ ﺎ ﻬ ﷲا
ر ﺔ ﺎ ﻰ ﺎ
ﺔ و سﺮ ﺪ ا و ﷲا ﻰ
ﺪ أ اور
16
Artinya : “Dari Buraidah dari bapaknya ia berkata : Ketika Ali melamar Fatimah, Rasulullah SAW, bersabda : “sesungguhnya untuk pesta
perkawinan harus ada walimahnya.” HR. Ahmad
Dalam hadis tersebut di atas Nabi Muhammad SAW mengharuskan kepada Ali untuk mengadakan walimah ketika mengawini Fatimah. Dalam
hadis tersebut anjuran untuk mengadakan walimah mengandung unsur keharusan atau kewajiban, karena adanya kata
ﺪ
yang berarti sesuatu yang
15
Abdul Azis Dahlan ed., Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996. h. 1918
16
Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Kairo, Muassasah Qurtubah, 1978, Juz 5, h.359
dengan cara bagaimanapun harus diadakan, demikian pendapat yang dikemukakan oleh golongan Dzahiri.
17
Bagi yang mampu agar tidak mengurangi dari seekor kambing. Al- Qadhy sepakat bahwa tidak ada batasan minimal, boleh dilaksanakan menurut
kemampuan. Menyembelih kambing pada upacara perkawinan itu tidak merupakan ukuran, tetapi berarti boleh dengan menyembelih seekor kambing
atau selain kambing dan boleh juga tidak menyembelih apa-apa. Hal ini diserahkan kepada orang yang mengadakan walimah sesuai dengan
kemampuan dan kewajaran. Mengenai hal ini dikemukakan Nabi SAW dalam hadisnya yang
berbunyi:
ﺮ أ ﺪ ﺎ ﺪ ﺮ آ أ ﺮ ﺪ
ﺎ ﺮ أ لﻮ ﷲا
ر ﺎ أ أ ﺪ ﺮ أ لﺎ
: مﺎ أ
ﻰ لﺎ ث ﺔ ﺪ او ﺮ و ﷲا ﻰ
ا ﺎﻬ نﺎآ ﺎ و
و ﻰ إ ا تﻮ ﺪ
عﺎ ﻷﺎ ﺮ أ نأ إ ﺎﻬ نﺎآ ﺎ و و ﺰ
او ﻷاو ﺮ ا ﺎﻬ ﻰ ﺄ .
يرﺎ ا اور
18
Artinya : “Dari Anas ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah menginap tiga malam di antara Khaibar dan Madinah, kemudian beliau
menikahi seorang wanita yang beliau beri nama Shafiyah. Kemudian saya mengundang kaum muslimin untuk mengadakan
walimah. Tidak ada roti dan tidak ada daging. Tetapi pada waktu itu beliau menyuruh kami menghamparkan kulit untuk alas,
17
M. Abdul Ghaffar, Fiqh Keluarga terj., h.99
18
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz 4, h.1543
kemudian meletakkan kurma, keju dan minyak samin di atas hamparan itu.
H.R Bukhari. Dari beberapa hadis yang telah dikemukan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk mengadakan walimah pada upacara pernikahan. Walimah tidaklah harus
sampai menyembelih seekor kambing tetapi juga cukup hanya dengan hidangan buah kurma sederhana. Syari’at Islam membenarkan pelaksanaan
walimah ini yang sesuai dengan kemampuan atau kesanggupan keluarga yang mempunyai hajat.
B. Tujuan dan Hikmah Walimah