Hukum Menghadiri Walimah WALIMAH

bersabda :”jika kamu telah bernazar, maka tabuhkanlah dan jika tidak bernazar maka tidak perlu kamu menabuhnya”. Maka ia pun menabuhnya 31 .

E. Hukum Menghadiri Walimah

Menghadiri undangan merupakan suatu yang diperintahkan Rasulullah SAW, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis sebagai berikut : ﺮ ا ﺎ ﻚ ﺎ ﻰ تأﺮ لﺎ ﻰ ﻰ ﺎ ﺪ و ﷲا لﻮ ر لﺎ لﺎ : ﺔ ﻮ ا ﻰ إ آﺪ أ ﻰ د اذإ ﺎﻬ ﺄ . اور 32 Artimya : “Dari Ibnu Umar ia berkata : Bersabda Rasulullah SAW : Apabila diundang salah satu di antara kamu kepada walimah, maka hendaklah datang menghadirinya”. H.R Muslim Kemudian hadis lain menyatakan : لﺎ نﺎ ﺎ ﺪ ﺮ أ ا ﺎ ﺪ و لﺎ ﺪ دﺎ ز ﷲا ﻰ ا نأ ةﺮ ﺮه أ ثﺪ جﺮ ﻷا ﺎ ﺎ لﺎ و : ﺎﻬ ﺄ ﺎﻬ ﺔ ﻮ ا مﺎ مﺎ ا ﺮ ﷲا ﻰ ﺪ ةﻮ ﺪ ا و ﺎهﺎ ﺄ ﺎﻬ إ ﻰ ﺪ و ﻮ رو . اور 33 Artinya : “Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda : sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah, karena orang-orang yang layak diundang tidak diundang orang miskin dan orang-orang yang seharusnya tidak diundang malah diundang orang kaya. Barang 31 M. Abdul Ghaffar, Fiqh Keluarga terj., h.93 32 Muslim bin Hujaj Abu Husain al-Qusyairi, Shahih Muslim, Beirut, Dar Ihya al-Turas al- Arabi, t.th, Juz 2, hal. 1052 33 Muslim bin Hujaj Abu Husain al-Qusyairi, Shahih Muslim, h. 1054 siapa yang tidak memenuhi undangan tanpa uzur, maka ia telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya.” H.R. Muslim Tujuan walimah adalah mengucapkan selamat dan do’a kepada kedua mempelai bukan mencicipi hidangan yang disediakan. Inti dari menghadiri walimah itu adalah menyenangkan hati orang yang mengundang hingga ia merasa terhormat dengan kehadiran dan dihargai karena telah ikut berpartisipasi dalam kegembiraannya. Kalau seandainya yang diundang tidak hadir akan mengecewakan dan terjadi negative thinking buruk sangka pada yang diundang. Memenuhi undangan walimah itu dihukumi wajib atau mustahab sebagaimana tersebut di atas, adalah apabila terdapat syarat-syarat sebagai berikut: 1. Undangan itu disampaikan kepada kaum keluarga, tetangga-tetangga, kenalan-kenalan atau kawan-kawan sekerja, yang kaya maupun yang miskin, dengan tidak mengutamakan salah satu kelompok dan meninggalkan yang lain, umpamanya yang diundang hanya yang kaya-kaya saja, sedang yang miskin-miskin tidak. 2. Undangan itu disampaikan sendiri oleh si pengundang atau seorang utusannya. Adapun kalau undangan itu disampai dengan membuka pintu lalu berkata, “Mari, silakan masuk siapa saja yang mau”, itu tidak wajib dipenuhi dan juga tidak mustahab. 3. Tidak ada kemungkaran di sana, seperti minuman-minuman yang terlarang atau menari. Kalau itu ada, maka undangan pun tak wajib dan tidak mustahab dipenuhi. 4. Undangan disampaikan untuk hadir pada hari pertama perkawinan. Jadi undangan yang disampaikan untuk hari kedua, tidak wajib dipenuhi, bahkan makruh untuk hari ketiga. 5. Yang memberi undangan itu orang Islam. Maka tidak wajiblah memenuhi undangan orang kafir. Karena dengan memenuhi undangannya berarti mencintainya, padahal mencintai orang kafir itu haram. 34 34 Anshori Umar, Fiqih Wanita terj, Semarang, Asy-Syifa’, 1986, h. 383

BAB III KONDISI OBYEKTIF NAGARI TABEK PANJANG

KECAMATAN BASO KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT

E. Sejarah Nagari di Minangkabau

Unit terkecil dalam sistem kekerabatan Minang adalah orang-orang yang sesuku. Sebaliknya, unit yang terbesar adalah kumpulan orang-orang senagari. Adat Minang pun hanya salingkuang nagari itu. Jadi, suku dan nagari mempunyai arti yang amat penting bagi orang Minang. Struktur masyarakat adat Minangkabau susunannya sangatlah sederhana. Mudah sekali dipahami tujuan yang ingin dicapai dengan struktur semacam itu. Tujuan itu adalah mewujudkan masyarakat yang teratur, aman, damai, makmur, dan berkah. Masyarakat itu disusun sesuai dengan ketentuan undang-undang pembentukan nagari yang berbunyi: Nagari ba kaampek suku, dalam suku babuah paruik, rumah batunganai, tiok suku bapangulu, basasok bajurami, balabuah batapian, barumah batanggo, bakorong bakampuang, basawah baladang, babalai bamusajik . Nagari paling kurang terdiri dari empat suku, dalam suku ada keluarga-keluarga, dalam rumah ada orang yang dituakan, tiap suku ada penghulu, mempunyai daerah pertanian, mempunyai sarana jalan yang memadai, dalam kampung terdiri dari beberapa keluarga, beberapa keluarga itu membentuk kampung, mempunyai mesjid sebagai tempat ibadah. 35 Dari ungkapan di atas dapat dilihat masyarakat adat Minangkabau telah memiliki unsur negara modern, yaitu adanya rakyat yang hidup berkelompok, bersuku-suku, mempunyai wilayah yang jelas batas-batasnya dan mengambarkan pola pemerintahan suku. Kemudian untuk mengatur hidup dan kehidupan 35 Amir M.S, Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, Jakarta, PT. Mutiara Sumber Widya, hal.47