HADIS-HADIS MENGENAI MAHAR Hikmah Mahar

33

BAB III HADIS-HADIS MENGENAI MAHAR

A. Teks Hadis dan Terjemahannya Dalam bab ini hadis-hadis mengenai mahar akan dibahas. Seluruh hadis dari kitab-kitab asli yang memeuat hadis-hadis sahih, seperti al- jami‟ al-sahih al-Bukhari, al- jami‟ al-sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Nasa‟I Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad dan lain- lain. Di antara hadis-hadis tersebut adalah: Artinya: Dari Ibnu „Abbas, dia berkata: Ketika „Ali ra menikah dengan Fatimah ra putri dari Rasulallah SAW, beliau berkata kepada „Ali ra, “Berilah sesuatu sebagai mahar kepadanya.” Dia menjawab, “saya tidak punya apa-apa. “ Beliau bertanya. “Mana baju besi hutamiyahmu? “ Dia menjawab, “Dia ada padaku. Beliau bersabda, “Berikanlah dia padanya.” 38 HR. Nasa‟i Lihat, Abu Abdullah al-Rahman Ibn Syu‟aib al-Nasa‟I, Sunan an- Nasa‟I, Kitab an-Nikah, , Beirut: Dar al-Fikr, 1995, Cet. ke-I, Jilid III, h. 123 34 Artinya: Dari Abu Salamah Ibn „Abdur Rahman ra sesungguhnya dia berkata: “Saya bertanya kepada „Aisyah istri Nabi SAW: Berapa banyak maskawin yang diberikan Rasulallah SAW? „Aisyah menjawab: Maskawin yang beliau berikan kepada istri-istrinya ialah dua belas setengah uqiyah ”. Ketika dianya oleh „Aisyah berapa itu kira-kira, aku menjawab lima ratus dirham. Inilah maskawin yang diberikan oleh Rasulallah SAW kepada istri- istrinya”. Artinya: Dari Sabit dari anas ra berkata: Ketika Abu Talhah melamar Ummu Sulaim, maka jawab Ummu Sulaim: “Demi Allah, wahai Abu Talhah tidaklah pantas jika lamarmu ditolak, akan tetapi kamu seorang kafir sedangkan aku wanita muslim, maka tidak dihalalkan bagiku menikah denganmu, tetapi jika kamu bersedia masuk Islam, maka itulah maskawinku dan aku tidak meminta yang lain darimu.” Oleh sebab itu Abu Talhah masuk Islam dan Islamnya itulah sebagai maskawinnya untuk Ummu Sulaim. Kata Sabit: Sama sekali aku benlum pernah mendengar wanita yang maskawinnya lebih mulia dari pada maskawin Ummu Sulaim, yaitu masuk Islam. Maka Talhah menikah dengannya dan ia sempat memberi anak baginya. 39 HR. Muslim, Abu Husain Muslim Ibn Hajjaj al-Qusyairi, Al- Jami‟ al-Sahih Muslim Kitab an-Nikah, هج ت ب ل ةﺃ لا هج لﺇ لا ب, Beirut: Dar al- Fikr, 1993, Cet. Ke-I, Juz V, h. 229. Juga terdapat di Sunan Abu Daud, Kitab an-Nikah, ا لا ب, Juz III, hadis no. 2105, h. 199, dan Sunan Ibnu Majah, Kitab an-Nikah, ء لا ا س ب, Juz I, hadis no. 1886, h. 592 40 HR. Nasa‟i,, h. 124 35 Artinya: D ari „Urwah dari Ummu Habibah, sesungguhnya Rasulallah SAW telah mengawininya sedang ia berada di Habasyah yang dinikahkan oleh Najasyi Raja Habasyah, dan ia memberi mahar empat ribu dirham serta memberi perbekalan dari dirinya, ia mengirimnya bersama Syurahbil Ibn Hasanah dan Rasulullah SAW tidak mengirim apapun kepadanya, sedang mahar untuk istri- istrinya yang lain adalah empat ratus dirha m Artinya: D ari „Aisyah bahwa Nabi SAW bersabda SAW bersabda: “Sesungguhnya perkawinan yang paling besar berkahnya adalah yang paling murah mahar- nya” 41 HR. Nasa‟i, Lihat, Ibid., h. 118. Juga terdapat pada Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal, Kitab an-Nikah, Jilid VI, h. 467, dan Sunan Abu Daud, kitab an-Nikah, , Jilid II, hadis no. 2107, 2108, h. 200 42 HR. Ahmad Ibn Hanbal, Abu Abdullah Ahmad Ibn Hanbal, Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal, Kitab an-Nikah, Beirut: Dar al-Fikr, 1989, Cet, ke-I, jilid III, h. 39 36 Artinya: Dari Abi „Ajfa ia berkata: Aku pernah mendengar „Umar Berkata: Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam memberi mahar kepada wanita, karena wanita apabila ia seorang yang mulia di dunia atau orang yang terpelihara di akhirat, maka orang yang paling utama dalam menghormati wanita di antara kamu adalah Rasulallah SAW. Padahal berapakah Rasulallah SAW memberikan mahar kepada istri-istrinya, tidaklah seorangpun istrinya yang memberi mahar lebih dari 12 uqiyah 43 HR. Nasa‟i, Lihat, Ibid., 117118. Juga terdapat pada Sunan Ibnu Majah, Kitab an-Nikah, ء لا ا ص ب, Jilid I, hadis no. 1887, h. 592 37 Artinya: Dari Sahl Sa‟ad as-Sa‟idi, dia berkata Seorang perempuan suatu hari datang kepada Rasulallah SAW dan berkata: “Ya Rasulallah SAW, aku datang untuk menyerahkan diriku kepada Anda.” Sejenak Rasulallah SAW memperhatikan perempuan itu dengan teliti. Kemudian Beliau mengangguk-nganggukan keplanya. Lama sekali Rasulallah SAW tidak memutuskan apa-apa terhadapnya, perempuan itu lalu duduk. Sesaat kemudian datang salah seorang sahabat beliau dan berkata: “Ya Rasulallah SAW, seandainya Anda tidak berkenan padanya, kawinkan saja aku padanya.” Rasulallah SAW bertanya “Apakah kamu punya sesuatu?” Sahabat itu menjawab:”Tidak ya Rasulallah SAW.” Beliau bersabda: Kalau begitu pulanglah kamu kepada keluargamu. Lihat apakah kamu nanti akan bisa menemukan sesuatu. Maka pulanglah sahabat itu, kemudian kembali lagi dan berkata: “Tidak, aku tidak menemukan apa- apa.” Raulallah SAW masih mensaknya: “Kamu pulanglah lagi kepada keluargamu, carilah sesuatu walaupun itu hanya berupa cincin dari besi.” Untuk kedua kalinya sahabat itu pulang, lalu kembali lagi lalu bekata:” Tidak ya Rasulallah SAW, aku tidak menemukan sesuatu pun sekalipun itu hanya cincin dari besi. Cuma aku punya kain sarung ini. Aku akan berikan seprohnya.” Rasulallah SAW bertanya: Lantas apa yang bisa kamu lakukan terhadap kain sarungmu ini? Jika kamu memakainya, maka wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa. Demikaianlah juga bila ia dipakai olehnya, maka kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sejenak sahabat itu hanya duduk cukup lama sekali. Setelah itu dia bangkit berdiri. Tiba-tiba saja pandangan matanya tertunduk pada Rasulallah SAW yang memandang sedang memperhatikannya. Dia lalu pergi. Namun sasaat kemudian Rasulallah SAW bertanya: Apakah kamu tahu tentang al- Qur‟an ? Sahabat itu menjawab: Ya. Ada beberapa surat. Rasulallah SAW bertanya: Kamu dapat membacanya di luar kepala? Sahabat itu menjawab: Ya Rasulallah SAW bersabda: Jika begitu pergilah. Wanita itu menjadi istrinya dengan maskawin hapalan al- Qur‟an yang kamu punyai.

B. Asbabul Wurud