diluar rumahtangga itu membuat PRT rentan terhadap kekerasan. Persoalan didalam rumah masing-masing dipandang sebagai
permasalahan non public yang tidak perlu diintervensi oleh pihak luar. Seorang PRT yang lemah, baik dari aspek sosial tidak jarang
mengalami pemaksaan, kekerasan seksual, dari majikannya. Belum lagi tekanan psikologis yang memanfaatkan kondisi subordinat secara
ekonomis sebagai buruh upahan oleh majikan yang memprihatinkan, dalam kondisi semacam ini PRT seringkali tidak mempunyai banyak
pilihan serta dihadapkan pada konsekuensi fisik, ekonomis, psikis yang berat jika benar ia melawan.
20
Selain Faktor-faktor tersebut diatas, ada beberap faktor lagi yang menyebabkan kekerasan terhadap PRT yaitu :
a. Karena hasil kerja PRT yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan
majikan.
21
2. Kekerasan Terhadap Pembantu Rumah Tangga Perempuan
Pada bulan Februari 2006, seorang PRT berumur 13 tahun lari dari rumah majikannya di
Bogor, Jawa Barat. Di kamar mandi, majikan perempuannya memukul kepalanya berkali-kali,
dan menyiram air ke tubuhnya.
Kemudian mukanya dimasukkan ke lubang toilet. Selama tujuh bulan masa tinggal di rumah
20
Neni Indriati, PRT dan KDRT Quovadis Perlindungan Perempuan Pekerja Rumah Tangga, Jakarta : LBH APIK, 2003, Edisi Ke-23,h.4
21
Intan Yusan Septiani, Akhiri Penderitaan Sari”, Nova, No 812XVI September, 2003, h.3
tangga tersebut, gadis ini menuduh bahwa majikannya telah menganiaya dia berkali-kali, termasuk memukul dia dengan panci dan membakarnya dengan
puntung rokok.23 Gadis tersebut termasuk yang cukup beruntung bisa lari dari situasi pekerjaan yang buruk. Bagi Syahriani yang berumur 20 tahun,
tidak ada jalan keluar. Pada bulan Mei 2006, majikan laki-lakinya ditangkap di Makasar, Sulawesi Selatan, karena telah menganiaya dia sampai
meninggal
.
24 Dilaporkan bahwa majikan tersebut telah memukuli tangan, kaki dan kepalanya dengan setrika. Penganiayaan tersebut terjadi dua kali
dalam dua hari, yang membuat Syahriani meninggal dua hari kemudian. Kasus penganiayaan semacam itu tidak dilaporkan ke polisi, dan
jarang terdengar oleh publik. Karena terisolasi dari keluarga dan kawan, PRT perempuan berisiko kehilangan pekerjaan bila mereka buka mulut – risiko
yang membuat sebagian besar dari mereka tidak mau menghadapinya. Ketakutan mereka, ditambah lagi dengan gagalnya badan berwenang
pemerintah untuk melindungi hak-hak PRT serta mencegah, menginvestigasi dan menghukum pelaku penganiayaan, membuat banyak kekerasan terhadap
perempuan dan gadis seperti itu tersembunyi
22
. Bekasi, Kompas - Meskipun Kepala Desa Bungur Lopong,
Pandeglang, Banten, M Yusuf AS 45, yang mewakili keluarga Sari 18- pembantu rumah tangga yang dianiaya majikannya-sudah datang ke
22
Ibid, h. 9
Kepolisian Resor Metro Bekasi untuk membawa dia pulang ke rumah orangtuanya, Kamis 119, namun Polres Bekasi masih belum mengizinkan.
Sari masih diperlukan polisi memberikan keterangan mengenai dugaan penganiayaan berat yang menimpa dirinya selama dua tahun bekerja di rumah
tersangka Chandriga 48 dan Nita 57. Menurut Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bekasi
Komisaris Hendro Pandowo, Sari yang sejak Selasa lalu ditangani polisi wanita di Ruang Pelayanan Khusus Polres Bekasi, hingga Kamis masih
dimintai keterangan sehingga belum memungkinkan dibawa pulang hari itu juga oleh kepala desa yang menjemputnya.
23
Pada tanggal 18 Februari 2009 di dalam surat kabar Pos Kota diberitakan,
didaerah Slipi seorang Ibu rumahtangga Ny. Elis Irena Santoso diadili karena telah menganiaya pembantu rumah tangga PRT-nya Tarsini hingga
meninggal dunia, di Pengadilan Negri Jakarta Barat. Saat diperiksa sebagai terdakwa ini mengakui perbuatannya dengan alasan jengkel karena korban
disuruh menyapu kamarnya, tetapi dijawab sudah dibersihkan. Atas kebohongan PRTnya itu, terdakwa emosi dan marah sambil menampar dan
memukul muka korban. Selain itu Elis juga mencekik leher dan memukul kepala korban dua kali.
23
ELN, Polisi Belum Izinkan Sari di Jempput Keluarganya“, diakses pada 23 April 2009 dari
http:www.kompas.comkompas-cetak030912metro559306.htm
Selain Elis, di PN Jakarta Barat juga terdapat kasus persidangan Ranatha Tan, yang juga majikan yang menganiaya PRT-nya sampai
meninggal dunia. Terdakwa istri dokter ini sudah tiga kali melakukan hal yang sama.
24
Selain dari dua kasus diatas pada bulan yang sama diberitakan kembali pada surat kabar Warta Kota, seorang PRT tewas dengan kondisi mulut
mengeluarkan Darah, kejadian ini dialami oleh PRT pada keluarga Marsekal Muda purn Sutoyo dijalan Kemiri Gondangdia, Menteng Jakarta Pusat.
25
3. Kekerasan Seksual