7
doktrin dan kaidah hukum yang dipandang dapat menambah kejelasan untuk penulisan dan memberi arah pembahasan yang relevan dalam penulisan ini.
Dari data-data inilah, kemudian melakukan komparasi dan korelasi antara satu data dengan data yang lain yang berkaitan dengan penulisan ini dan akhirnya
memberikan analisis terhadap data-data itu dalam hubungannya dengan penulisan, ini merupakan penelitian komparatif, yakni studi yang dilakukan dengan
membandingkan antara Undang-undang dan hukum Islam. Adapun pedoman penulisan skripsi ini adalah buku “Pedoman Skripsi Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.
E. Sistematika Penulisan
Bab I : Yang terdiri dari Pendahuluan, latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Menyajikan Tinjaun Umum Hak-Hak Pramuwisma dalam Perda No 6
Tahun 1993; yang meliputi: Perda No 6 Tahun 1993 Tentang Kesejahtraan Pramuwisma, Hak dan kewajiban Pramuwisma, HAM
dalm Islam dan HAM dan HAM Perspektif Barat.
BAB III : Berbicara seputar Hak-Hak Pramuwisma yang Belum Mendapatkan Perlindungan Hukum Secara Maksimal; yang meliputi: Upah yang
tidak mencukupi, Jam kerja yang panjang, Kesehatan, Tidak adanya Hari libur, dan Rentannya terhadap kekerasan.
8
BAB IV : Adalah penutup dari sekripsi ini, yang terdiri atas; kesimpulan, dan diakhiri dengan saran-saran dari penulis.
BAB II HAK-HAK PRAMUWISMA DALAM PERDA NO 6 TAHUN 1993
A. Perda No 6 Tahun 1993 Tentang Pembinaan Kesejahteraan Pramuwisma
1. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan otonomi daerah khususnya bidang ketenagakerjaan. Pemerintah DKI Jakarta berupaya untuk mengadopsi
masalah ketenagakerjaan yang dituangkan dalam suatu Peraturan Daerah. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa penanganan masalah ketenagakerjaan tidak
semudah seperti apa yang dibayangkan. Hal ini juga terkait dengan semangat kejujuran dan perilaku baik bagi pelaku ekonomi maupun oleh aparat
pemerintah yang menangani. Di samping itu sangat erat kaitannya dengan masalah politik, keamanan, ekonomi dan lain sebagainya.
Disadari bahwa Rancangan Peraturan Daerah Ketenagakerjaan DKI Jakarta dimaksud tidak menutup kemungkinan telah beredar kepada pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan dalam upaya untuk memberi sumbang saran. Akan tetapi perlu disadari bahwa semangat penyusunan Rancangan
Peraturan daerah dimaksud belum dilandasi oleh semangat Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Oleh karena hal itu juga tersebut tentunya akan menjadikan pertimbangan Pemerintah Propinsi untuk disesuaikan dengan semangat
Undang-Undang 13 Tahun 2003 dimaksud. 9
Khusus menyangkut masalah tenaga kerja pramuwisma menurut Rancangan Peraturan Daerah dimaksud hanya mengatur garis-garis besarnya
yaitu menyangkut masalah lembaga penyedia dan penyalur pramuwisma serta pengguna jasa.
1
2. Sistematika Perda No 6 Tahun 1993
Jenis pekerjaan rumah tangga adalah salah satu alternatif pekerjaan untuk menyerap tenaga kerja sebagai upaya mengurangi jumlah
pengangguran, pekerja yang bekerja pada jenis pekerjaan rumah tangga, memiliki “karakteristik tersendiri khususnya” maka memerlukan
perlindungan hukum, sama dengan pekerja yang lainnya. Sistematika Perda Pramuwisma ini terdiri dari Tiga belas bab dintaranya adalah:
BAB I, ketentuan Umum yang terdiri dari satu pasal. Pasal 1
menjelaskan beberapa hal tentang definsi dari : Pekerja Rumah Tangga PRT, Pengguna Jasa PRT, penempatan PRT, Lembaga penempatan PRT,
Perjanjian Kerja, Upah PRT dan sebagainya. Perlindungan PRT berlandaskan kepada asas penghormatan terhadap hak asasi manusia atas dasar kesetaraan
dan keadilan gender tanpa diskriminasi.
2
1
Wakil Kepala Tenaga Kerja Dan Transaksi Propinsi DKI Jakarta, Makalah Perlindungan Pembantu Rumah Tangga Dalam Rancangan Peraturan Daerah Ketenagakerjaan Propinsi DKI
Jakarta
2
Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, “Peraturan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 6 Tahun 1993 Tentang Pembinaan Kesjahtraan Pramuwisma di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta”
, Dinas Tenaga Kerja, 1995, h. 3-4.
BAB II Pembinaan Kesejahtraan Pramuwisma, Pasal 2: Pembinaan
kesejahtraan Pramuwisma dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah.
3
BAB III Pengadaan dan Penyaluran, bab ini terbagi dari tiga bagian
yaitu: Bagian pertama Badan Usaha, yang menjelaskan tentang kewajiban badan usaha dan pengguna jasa pramuwisma. Dintaranya: Pasal 3, pengadaan
tenaga kerja pramuwisma. Pasal 4: yaitu kewajiban menyelenggarakan kesejahtraan pramuwisma. Pasal 5 meliputi waktu jam kerja pramuwisma dan
kewajiban badan usaha untuk membuat laporan tertulis. Pasal 6 menjelaskan tentang kontrak kerja. Pasal 7 Badan usaha berhak mendapatkan biaya atas
pembinaan pramuwisma dari pengguna jasa pramuwisma dan Pasal 8 tentang larangan badan usaha untuk memungut biaya kepada pramuwisma,
menyalurkan melalui caloperantara dan menyalurkan pramuwisma ke luar wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Bagian kedua Pengguna Jasa: pasal 9, 10 dan 11 yang berisi
kewajiban pengguna jasa, pasal 12 dan 13 yaitu kewajiban-kewajiban pramuwisma.
4
BAB IV tentang Perizinan, pasal 14 dan 15 menjelaskan tentang