B. Hak dan Kewajiban Pramuwisma.
Seperti pekerja-pekerja yang lain, PRT juga memiliki hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan dalam ranah pekerjaannya dalam rumah tangga.
Baik itu hak yang didapatkan dari Badan Usaha Penyalur maupun dari majikannya. Hak-hak PRT ini telah diatur secara eksplisit dalam Perda No 6
Tahun 1993 Tentang Hak-Hak Pramuwisma, meskipun demikian aplikasi dari Perda ini masih belum sepenuhnya dirasakan oleh PRT itu sendiri.
Dalam hal mempekerjakan pramuwisma dapat dilaksanakan melalui 2 dua cara, yaitu:
1. Melalui Badan Usaha
Apabila pengguna jasa mendapatkan pramuwisma dari Badan Usaha maka penyaluran pramuwisma dilakukan atas dasar permintaan pengguna jasa
kepada badan usaha. Selanjutnya dilakukan ikatan kerja antara pengguna jasa dan pramuwisma
dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja tertulis yang memuat hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak.
2. Secara Langsung
Pengguna jasa yang mendapatkan pramuwisma secara langsung diwajibkan melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk. Hal ini
dimaksudkan pramuwisma yang didapat secara langsung oleh pengguna jasa agar dapat dijamin perlindungan bagi pramuwisma.
17
Setiap badan usaha yang menyelenggarakan pengadaan dan penyaluran tenaga kerja pramuwisma memperoleh izin operasional dari Gubernur untuk
menjamin perlindungan terhadap pramuwisma di badan usaha. Adapun hak yang dapat diperoleh pramuwisma dari Badan Usaha Penyalur Tenaga Kerja
Pramuwisma adalah semua hal yang menyangkut kewajiban dari Penyalur pasal 4, 5, 6,14 Perda No 6 Tahun 1993, diantaranya:
1. Menyediakan tempat penampungan
2. Melatih calon pramuwisma
3. Memelihara kesehatan calon pramuwisma selama penampungan
4. Mempunyai izin operasional
5. Menjamin Pramuwisma bekerja minimal 6 bulan
6. Membuat laporan secara tertulis setiap 6 bulan
7. Menyalurkan berdasarkan permintaan
8. Membuat ikatan kerja antara pengguna jasa dengan pramuwisma dituangkan
dalam bentuk perjanjian kerja tertulis yang memuat hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak
17
Wakil Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Propensi DKI Jakarta, “Perlindungan Pembantu Rumah Tangga Dalam Rancangan Peraturan Daerah Ketenagakerjaan Propensi DKI
Jakarta”, Makalah dalam diskusi terbatas dengan tema “Dimankah Ruang Perlindungan Hukum Bagi
PRT?”, Jakarta, h. 5
Peraturan ini diatur secara tersendiri dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.1563 Thn 1989 tentang ketentuan
penyelenggaraan usaha pengadaan tenaga kerja pembantu rumah tangga
pramuwisma di wilayah DKI Jakarta. Dalam rangka memberikan perlindungan kepada pramuwisma
sebagaimana telah diamanatkan dalam PERDA No 6 Tahun 1993 pasal 13 BAB III yang menyatakan bahwa “Pengguna jasa wajib menyelenggarakan
kesejahtraan pramuwisma” dintaranya PRT berhak mendapatkan: 1.
Upah;
2.
Makan dan minum;
3.
Pakaian minimal dalam 1 tahun 1 stel
4.
Bimbingan dalam mengerjakan pekerjaan;
5.
Tempat tinggal yang layak dan manusiawi
6.
Cuti tahunan yang wajib;
7. Perlakuan yang baik dan manusiawi dari PJPRT dan tidak mendapat
perlakuan yang diskriminasi serta tidak mendapat kekerasan dalam rumah
tangga;
8.
Uang pesangon bila terjadi pemutusan hubungan kerja;
9.
Waktu istirahat yang wajib;
10.
Kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya;
11.
Perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja;
PRT berkewajiban:
1. Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar sesuai dengan kesepakatan
dan atau perjanjian kerja;
2.
Menjaga kesusilaan dan keamanan di tempat kerja;
3. Menjaga nama baik dan kerahasiaan keluarga yang bersifat pribadi pengguna
jasa dan keluarganya;
4. Memberitahukan kepada pengguna jasa PRT apabila PRT akan berhenti
bekerja sekurang-kurangnya 15 lima belas hari kalender;
5.
Menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik;
6. Ikut menjaga ketenangan, ketentraman dan keamanan rumah PJPRT.
18
C. HAM DALAM ISLAM