Upah Yang Tidak Mencukupi

BAB III HAK-HAK PRAMUWISMA YANG BELUM MENDAPATKAN

PERLINDUNGAN HUKUM SECARA MAKSIMAL

A. Upah Yang Tidak Mencukupi

PRT menjadi sasaran dalam hal upah di bawah standar secara besar- besaran, dibandingkan dengan pekerja lain, dan sering hidup dalam kondisi yang buruk dan tidak layak Di Indonesia, secara tradisional PRT tidak dimasukkan dalam perlindungan upah minimum. Biasanya dikatakan bahwa sebagai PRT mereka diberi akomodasi, makan, dan tunjangan lain, sulit untuk menghitung berapa yang harus dikurangkan dari gaji mereka untuk pembayaran hal-hal itu. Pejabat pemerintah menyatakan lebih lanjut bahwa penetapan upah minimum akan menghambat banyak majikan untuk mempekerjakan PRT, oleh karenanya mengganggu karena para majikan tidak akan lagi mendapatkan keuntungan dari jasa ini, dan PRT tidak akan menemukan pekerjaan lagi. Sementara mengatur hak-hak PRT merupakan tantangan khusus, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk mencabut para PRT dari hak-hak mereka, yang telah dijanjikan Indonesia untuk dihormati ketika meratifikasi konvensi internasional yang relevan. 1 Keprihatinan utama seharusnya menjamin bahwa 1 Amnesty International, “Eksploitasi dan Pelanggara: Situasi Sulit Pekerja Rumah Tangga Perempuan”, Jakarta: Amnesty International, Februari 2007, h. 23 34 semua PRT dijamin menerima upah yang cukup untuk menjamin hak mereka untuk mendapatkan standar hidup yang layak. Undang-undang tentang upah minimum melindungi PRT di negara-negara lain. Sejumlah negara, termasuk Filipina, telah memiliki legislasi tentang upah minimum bagi PRT. Negara lainnya seperti Kolombia dan Spanyol telah menerapkan upah minimum nasional bagi PRT. Sebagian undang-undang nasional juga membuat PRT berhak terhadap tunjangan dalam bentuk lainnya. Misalnya di Filipina, undang-undang tentang PRT menyatakan bahwa penginapan, pangan dan perawatan medis harus ditambahkan pada tingkat upah minimum yang ditentukan oleh peraturan mengenai dipekerjakannya PRT. Sejumlah undang-undang nasional tentang pekerjaan rumah tangga menjamin bahwa PRT dibayar secara reguler, apakah itu mingguan atau bulanan. Di Afrika Selatan, undang-undang merujuk pada pemotongan tertentu yang tidak diizinkan oleh undang-undang. Misalnya seorang majikan tidak bisa menerima atau menahan pembayaran dari PRT untuk: pekerjaan atau pelatihan mereka, memasok mereka dengan perlengkapan kerja, termasuk peralatan kerja atau pakaian, atau makanan ketika mereka bekerja atau di tempat kerja. Selama proses rekrutmen, beberapa orang ditipu tentang gaji mereka. Walaupun mereka diberitahu bahwa mereka akan dibayar sejumlah tertentu, ada yang hanya dibayar setengah dari gaji yang telah dijanjikan tersebut lihat kasus Imah di dalam lampiran . PRT juga melaporkan tentang tidak dibayarnya mereka, bayaran yang terlambat, dan uang lembur mereka yang tidak dibayar. 2

B. Jam Kerja Yang Panjang