tentang Perizinan, pasal 14 dan 15 menjelaskan tentang tentang Penyelesaian Perselisihan, pasal 17 yaitu mengenai tentang Retribusi, pasal 18 menjelaskan tentang: yang tentang Pembayaran dan Penetapan, pasal 19 dan 20 tentang Penagihan, Pasal 21 ketetapan

BAB II Pembinaan Kesejahtraan Pramuwisma, Pasal 2: Pembinaan

kesejahtraan Pramuwisma dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah. 3

BAB III Pengadaan dan Penyaluran, bab ini terbagi dari tiga bagian

yaitu: Bagian pertama Badan Usaha, yang menjelaskan tentang kewajiban badan usaha dan pengguna jasa pramuwisma. Dintaranya: Pasal 3, pengadaan tenaga kerja pramuwisma. Pasal 4: yaitu kewajiban menyelenggarakan kesejahtraan pramuwisma. Pasal 5 meliputi waktu jam kerja pramuwisma dan kewajiban badan usaha untuk membuat laporan tertulis. Pasal 6 menjelaskan tentang kontrak kerja. Pasal 7 Badan usaha berhak mendapatkan biaya atas pembinaan pramuwisma dari pengguna jasa pramuwisma dan Pasal 8 tentang larangan badan usaha untuk memungut biaya kepada pramuwisma, menyalurkan melalui caloperantara dan menyalurkan pramuwisma ke luar wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Bagian kedua Pengguna Jasa: pasal 9, 10 dan 11 yang berisi kewajiban pengguna jasa, pasal 12 dan 13 yaitu kewajiban-kewajiban pramuwisma. 4

BAB IV tentang Perizinan, pasal 14 dan 15 menjelaskan tentang

penyelenggaraan, tata cara dan persyaratan perizinan operasional yang telah ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. Pasal 16 menjelaskan tentang 3 Ibid, h. 4 4 Ibid, h. 4-7 jangka waktu perizinan dan tata cara perpanjangan peizinan, pasal ini ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. 5

BAB V tentang Penyelesaian Perselisihan, pasal 17 yaitu mengenai

penyelesai perselisihan antara pramuwisma dan pengguna jasa, badan usaha dan pengguna jasa, pramuwisma dan badan usaha yang dapat diselesaikan melalui Tim Penyelesaian Perselisihan Pramuwisma yang dibentuk oleh Gubernur Kepala Daerah. 6

BAB VI tentang Retribusi, pasal 18 menjelaskan tentang: yang

dikenakan retribusi yaitu sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, besarnya retribusi dan tempat penyetoran retribusi yaitu di kantor Kas Daerah DKI Jakarta. 7

BAB VII tentang Pembayaran dan Penetapan, pasal 19 dan 20

menjelaskan tentang ketetapan pembayaran retrebusi yang terhutang. 8

BAB VIII tentang Penagihan, Pasal 21 ketetapan retribusi dan

tambahannya merupakan dasar penagihan retribusi. Pasal 22 dan 23 menjelaskan tentang jumlah denda retribusi yang telah jatuh tempo yaitu 2 selama-lamanya 24 bulan. 9 5 Ibid, h. 8-9 6 Ibid, h. 9 7 Ibid, h. 9-10 8 Ibid, h. 10. 9 Ibid, h. 11-12.

BAB IX tentang Keberatan, pasal 24 menjelaskan tentang wajib

retribusi yang dapat mengajukan keberatan terhadap ketetapan retribusi, jangka waktu penetapan, dan kewajiban untuk membayar retribusi tidak tertunda dengan diajukan surat keberatan. 10

BAB X tentang Pembebasan, pasal 25 menjelaskan mengenai

pembebasan atau pengurangan besarnya retrebusi yang diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah ini. 11

BAB XI tentang Pengawasan, pasal 26 menjelaskan mengenai