59 Perubahan wajah dan kedudukan Makassar berkaitan erat dengan usaha Belanda
menguasai kota tersebut untuk menjamin monopoli di Maluku. Tak mengherankan bila Makassar lantas dijadikan pos pengawasan bagi pelayaran ke
bagian timur. Para pegawai yang ditempatkan di kota ini diberi tugas utama mengawasi pelayaran ke Maluku. Dan masa keemasan Makassar pun sirna.
Dari waktu ke waktu Makassar terbentuk dan semakin meluas sehingga berkembang sebagai kota dagang dan banyak menerima pengaruh dari luar.
Perkembangan Makassar sebagai kota dagang dan kota yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan Belanda di sulawesi pada khususnya dan kawasan Timur
Nusantara pada umumnya sesudah kejatuhan Gowa 1667, secara otomatis menimbulkan konsekuensi logis di bidang pembangunan perumahan dan gedung-
gedung, pembuatan dan perbaikan jalanan, pembangunan sarana-sarana peribadatan dan sarana-sarana sosial lainnya dan sebagainya.
6
B. Kebangkitan Emporium dan Kapitalisme Ekonomi
Sampai awal abad ke XVII, kehadiran orang Eropa di kepulauan Indonesia membawa perubahan kecil dalam konstelasi politik di wilayah itu. Kerajaan-
kerajaan yang sampai kedatangan Portugis berperan penting tetap unggul selama abad ke XVI; tiga kekuatan laut yakni Demak, Malaka-Johor, dan Ternate
berhasil menahan pertumbuhan dominasi Portugis. Termasuk kedalam kegiatan perdagangan adalah hubungan ekonomi
antara bangsa-bangsa yang paling tua. Hal yang sama tampak pula dalam sejarah
6
Mukhlis, dkk., Sejarah Kebudayaan Sulawesi, Jakarta: DEPDIKBUD, 1995. Hal. 10.
60 perdagangan di Indonesia, baik pada periode sebelum datangnya pedagang-
pedagang Eropa maupun sesudahnya. Kerajaan Gowa terletak di Ujung Selatan barat daya pulau Sulawesi.
Kerajaan Gowa dengan ibukotanya yang terkenal dengan nama Somba Opu terletak di pantai Selat Makassar. Selat inilah yang memisahkan pulau Sulawesi
dengan Kalimantan. Pada mulanya, Makassar hanya merupakan suatu bandar kecil, tempat bongkar muatan perahu. Selain sebagai pelabuhan dagang,
pelabuhan Makassar di ujung utara juga difungsikan sebagai pangkalan ”Armada” kerajaan Gowa Somba Opu sebelum ditaklukan Belanda, bandar ini berkembang
dengan pesat pada abad ke XVI-XVII.
7
Berkembangnya Makassar sebagai Emporium menyebakan pelayaran niaga antara timur dan barat tidak lagi ditempuh secara langsung. Para pedagang
dari Cina atau teluk Parsi, misalnya, cukup sampai di Malaka atau di Makassar saja, di mana perdagangan bisa dilakukan dengan pedagang-pedagang lainnya
yang berdatangan dari berbagai kawasan. Para pedaganga dari Malaka pun tidak perlu meneruskan pelayaran sampai ke Maluku atau ke tempat manapun.
Demikian pula pedagang dari Cina cukup muncul di Makassar untuk memperoleh komoditi dagang dari Maluku. Maka dapatlah dipahami betapa pentingnya
Makassar sebagai pelabuhan transito bagi Nusantara dengan dunia timur maupun dengan Cina dan Asia Tenggara. Inilah yang dinamakan emporium trade trade
yang menurut Chaudhuri, merupakan salah satu sarana pokok bagi munculnya kapitalisme dikalangan penduduk yang berdiam di sekitar Lautan Hindia.
8
7
Mukhlis, dkk., Sejarah Sosial Daerah Sulawesi-Selatan Mobilitas Sosial Kota Makassar 1900-1950, Jakarta: Depdikbud Ditjarahnitra, 19841985. Hal. 9.
8
K.N. Chaudhuri, Asia Before Europe. Economy and Civilization of the Indian Ocean from the Rise of Islam to 1750. London: Cambridge University Press, 1989. Emporium di sini
61 Di Makassar mungkin juga di Nusantara pada umumnya, penguasa lokal
berperan penting dalam perdagangan dan pengapalan, atau paling tidak mewakilkan kepentingannya melalui pertolongan para pedagang asing. Kaum
bangsawan dan penguasa dalam perdagangan berperan sebagai pemilik saham, sedangkan pelaksana langsung adalah para pedagang atas nama raja ataupun
bangsawan dalam bentuk commenda. Mereka sebagai pemegang saham berhak memperoleh keuntungan yang pembagiannya diatur dalam suatu perjanjian bagi
hasil.
C. Perdagangan Keramik Asing di Makassar