Pengertian dan Karakteristik Matematika Sekolah

5 Memperhatikan semesta pembicaraan Simbol-simbol atau tanda-tanda dalam matematika memerlukan kejelasan lingkup atau semesta pembicaraan. Benar atau salahnya maupun ada atau tidaknya penyelesaian model matematika sangat ditentukan oleh semesta pembicaraannya. Misalnya diberikan persamaan 2x = 3, jika semesta pembicaraannya bilangan real maka diperoleh x = 1,5, tetai jika semesta pembicaraannya adalah bilangan bulat maka tidak ada jawaban yang memenuhi. 6 Konsisten dalam sistemnya Konsistensi berlaku dalam masing-masing sistem. Dengan kata lain bahwa dalam setiap sistem atau struktur tidak boleh ada kontradiksi. Suatu teorema atau definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terdahulu. Misalnya jika telah disepakati bahwa x + y = a dan a + b = c maka x + y + b haruslah sama dengan c.

b. Pengertian dan Karakteristik Matematika Sekolah

Matematika sekolah adalah matematika yang umumnya diajarkan di jenjang persekolahan yaitu Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA. Matematika sekolah merupakan bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi kepada kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK. Matematika sekolah memiliki perbedaan dengan matematika sebagai ilmu. Perbedaan tersebut terdapat dalam hal penyajian, pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat keabstrakannya. Matematika sekolah juga memperhatikan perkembangan kognitif peserta didik. Matematika sekolah atau pendidikan matematika memiliki karakteristik yang tidak lepas dari matematika sebagai ilmu. Karakteristik pendidikan matematika yang dimaksud dalam Anitah 11 adalah 1 Memiliki objek kajian konkret dan abstrak Seorang guru matematika dalam menerangkan fakta, konsep, skillketerampilan, dan prinsip harus menyesuaikan perkembangan 11 Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematik..., h.7.25-7.29. penalaran siswa agar terlihat konkret. Semakin rendah jenjang sekolahnya, semakin tinggi tingkat kekonkretannya, salah satu caranya yaitu dengan mengaitkan materi yang disampaikan dengan realita di sekitar siswa atau disesuaikan dengan pemakaiannya. 2 Pola pikirnya induktif dan deduktif Penyajian pelajaran matematika di sekolah masih memerlukan contoh- contoh dan benda konkret jika memungkinkan. Dari contoh-contoh tersebut ditunjukkan hal-hal atau sifat-sifat khusus, selanjutnya menuju ke hal-hal yang bersifat umum. Kesimpulan, definisi, atau teorema diangkat berdasarkan contoh-contoh. Dalam pembelajaran matematika pola pikir deduktif tetap penting dan merupakan salah satu tujuan yang bersifat formal, yang memberi tekanan kepada penataan nalar. Misalnya untuk membuktikan bahwa jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap, maka pembuktian induktif yang dapat digunakan adalah dengan mengambil sembarang angka ganjil kemudian menjumlahkannya sehingga diperoleh angka genap, 3+5=8, 1+1=2. Secara deduktif, misal kita ambil sembarang n bilangan asli, kemudian kita jumlahkan 2n 1 +1 dengan 2n 2 +1 diperoleh 2n 1 +n 2 +1 atau 2k yang merupakan definisi dari bilangan genap. 3 Kebenaran bersifat konsisten dan korelasional Konsistensi dalam pembelajaran matematika juga berlaku dalam hal istilah atau nama objek matematika yang digunakan. Tidak terdapat kontradiksi baik dalam sifat, konsep, teorema, istilah atau nama yang digunakan. 4 Bertumpu pada kesepakatan Kesepakatan juga berlaku dalam hal istilah atau nama objek matematika yang digunakan, dan juga dalam hal definisi dan sebagainya, seperti yang terdapat pada karakteristik matematika sebagai ilmu. Misalnya “1” disepakati sebagai sebuah lambang dari kuantitas yang menunjukkan jumlah satu. 5 Memiliki simbol kosong arti dan juga berarti Penggunaan simbol disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa. Misal penggunaan kata variabel untuk anak SD masih digunakan , О, atau “…”, semakin tinggi tingkatannya dan setelah memahami makna dari variabel maka digunakan huruf m, n, x, atau y. 6 Taat kepada semesta, bahkan juga dipakai untuk membedakan tingkat sekolah Semesta pembicaraan dalam pembelajaran matematika tetap diperlukan, namun mungkin sekali dipersempit. Semesta pembicaraan berangsur diperluas seiring dengan meningkatnya tahap perkembangan siswa. Meskipun memiliki beberapa perbedaan dengan karakteristik matematika sebagai cabang ilmu pengetahuan, karakteristik pembelajaran matematika di sekolah tidak lepas dari karakteristik matematika itu sendiri. Kedua karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut. 12 Tabel 2.1 Karakteristik Matematika dan Pembelajaran Matematika di Sekolah No Karakteristik Matematika Karakteristik Pembelajaran Matematika 1. Objek kajian abstrak Objek kajian objek dan abstrak 2. Pola pikir deduktif Pola pikir deduktif dan induktif 3. Kebenaran konsistensi Kebenaran konsistensi dan korelasional 4. Bertumpu pada kesepakatan Bertumpu pada kesepakatan 5. Memiliki simbol kosong dari arti sebelum memasuki semesta tertentu Memiliki simbol kosong dari arti dan juga berarti sudah masuk dalam semesta tertentu 6. Taat kepada semestanya Taat kepada semesta, bahkan juga dipakai untuk membedakan tingkat sekolah. 12 Sri Anitah, dkk., Strategi Pembelajaran Matematik..., h. 7.24-7.25.

2. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

Pengaruh Penerapan Teknik Berhitung Perkalian Polamatika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 11 165

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi pada Bilangan

2 58 209

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 2 33

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 221

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III sekolah dasar.

0 1 206

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III sekolah dasar

0 0 204

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III sekolah dasar

0 1 223

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Strategi Berhitung (Different Strategies) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Materi Perbandingan Di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar - PENGARUH STRATEGI BERHITUNG (DIFFERENT STRATEGIES) DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HAS

0 0 8