Teknik Analisa Data Jadwal Penelitian Tabel 1. Keterbatasan penelitian

untuk tahap yang mendukung data penelitian ini. Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan, peneliti mendapat suatu landasan teori yang kuat untuk mendukung panulisan ini dari berbagai literature seperti buku-buku serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dianalisa selanjutnya Maleong, 1993: 103. Analisa data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik secara pengamatan, wawancara ataupun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan ditelaah kemudian tahap selanjutnya adalah mereduksi data yaitu melalui pembuatan abstraksi yang merupakan usaha membuat rangkuman inti. Langkah selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah itu dilanjutkan dengan pengolahan atau analisa dan penulisan laporan hasil penelitian.

3.6 Jadwal Penelitian Tabel 1.

Jadwal Kegiatan Penelitian Universitas Sumatera Utara Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Pra Penelitian: - Penyusunan Proposal - Perbaikan Proposal X Persiapan: - Pengurusan Izin X - Persiapan Instrumen Penelitian X Penelitian: - Observasi X X X X X X - Wawancara X X X X X Pasca Penelitian: - Analisis Data X X X - Penyusunan Laporan X X X

3.7. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian Universitas Sumatera Utara ilmiah. Yang menjadi keterbatasan peneliti semasa melaksanakan penelitian, yaitu salah satunya masalah bahasa. Karena informan adalah mayoritas sudah lanjut usia, jadi mereka tidak begitu mengerti bahasa Indonesia. Sehingga peneliti harus berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Daerah, yaitu bahasa Karo. Untuk mempermudah, peneliti juga membawa seorang ibu yang memang tinggal di Desa Penen untuk lebih mudah bersosialisasi. Keterbatasan peneliti juga dialami ketika mengajukan pertanyaan kepada informan, sering ditemukan mereka sulit memberikan jawaban, sehingga peneliti harus memberikan contoh jawaban yang sudah dijawab informan lain, kemudian mereka berfikir untuk memilih jawaban yang sama. Sewaktu bertamu ke rumah informan, hal yang pertama kali dibicarakan adalah ertutur mencaritahu silsilah keluarga yang dapat ditelusuri dari marga seseorang, kampung halaman dan kerabat yang ada sehingga diketahui bagaimana sistem kekerabatannya. Beruntung peneliti membawa seorang teman yang dahulu keluarga besar orangtuanya tinggal di Desa Penen ini, meskipun sekarang mereka sudah menetap di Medan. Sehingga ketika bertamu, dapat terjalin komunikasi yang lebih baik. Keterbatasan peneliti yang lain adalah masalah waktu yang tepat untuk melakukan wawancara dengan informan. Dikarenakan informan berprofesi sebagai petani, dan kebanyakan petani cokelat, informan tidak bisa dijumpai sesuka hati. Informan dapat diwawancarai pada pagi dan siang hari karena pada pagi hari mereka mengurus rumah tangga, kemudian pergi ke ladang untuk mengupas dan mengambil biji cokelat. Siang harinya mereka kembali ke rumah Universitas Sumatera Utara untuk menjemur cokelat dan ada sebagian yang menjual cokelat yang sudah kering. Pada malam hari, sebagian masyarakat pada malam tertentu melakukan kegiatan ibadah, dan hanya pada malam hari adalah waktu mereka untuk bersantai sejenak sebelum tidur. Ditambah lagi cuaca di Desa Penen ketika dilakukan penelitian adalah musim hujan. Pada malam hari sering hujan deras, sehingga PLN setempat mengadakan pemadaman listrik sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan wawancara ke rumah informan. Namun meskipun terdapat berbagai keterbatasan, peneliti tetap berusaha semaksimal mungkin dalam mengumpulkan informasi dari informan, serta informasi yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Sejarah Desa Penen Sebelum Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Desa Penen didirikan oleh beberapa rumah tangga yang dipimpin oleh seorang kepala kampung. Dulunya penduduk desa ini mayoritas bermerga Barus. Nama Penen sebenarnya berasal dari sebuah pohon kayu yang tumbuh rindang di loods Pekan Penen, kemudian oleh kepala kampung pada saat itu pohon kayu yang rindang tersebut dinamai Penen. Mulai dari proses itulah kemudian kampung tersebut dinamakan Desa Penen. Pada tahun 1945, oleh kepala kampung pohon tersebut ditebang untuk pembangunan Loods Pekan Penen yang akan dijadikan sebgai tempat proses berbagai transaksi bagi masyarakat Desa Penen, dan setelah ditebang maka hingga saat ini pohon kayu tersebut sudah tidak ada lagi di daerah tersebut dan dari situlah hingga sekarang desa tersebut disebut Desa Penen. Pada tahun 1990 Desa Penen mendapat penggabungan desa yitu Desa Kuta Tinggi dan desa yang digabung tersebut sekarang menjadi salah satu dari empat dusun yang ada di Desa Penen. Adapun keempat dusun tersebut adalah Dusun Penen, Air Panans, Kuta tinggi dan Namonggang. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Kedudukan Perempuan Karo Dalam Memperoleh Harta Warisan (Studi Kasus Di Kota Medan)

5 62 133

Persepsi Dan Pengalaman Perempuan Karo Yang Ditinggal Mati Suami Terhadap Harta Warisan (Studi kasus masyarakat Karo di Desa Penen Kec.Biru-biru)

0 13 132

PENGARUH HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN PADA MASYARAKAT MUSLIM KARO (STUDI KASUS DESA SEI SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL).

0 1 22

Persepsi Dan Pengan Perempuan Karo Yang Ditinggal Mati Suami Terhadap Harta Warisan (Studi kasus masyarakat Karo di Desa Penen Kec.Biru-biru)

0 0 12

Persepsi Dan Pengan Perempuan Karo Yang Ditinggal Mati Suami Terhadap Harta Warisan (Studi kasus masyarakat Karo di Desa Penen Kec.Biru-biru)

0 0 1

Persepsi Dan Pengan Perempuan Karo Yang Ditinggal Mati Suami Terhadap Harta Warisan (Studi kasus masyarakat Karo di Desa Penen Kec.Biru-biru)

0 0 10

Persepsi Dan Pengan Perempuan Karo Yang Ditinggal Mati Suami Terhadap Harta Warisan (Studi kasus masyarakat Karo di Desa Penen Kec.Biru-biru)

0 0 9

Persepsi Dan Pengan Perempuan Karo Yang Ditinggal Mati Suami Terhadap Harta Warisan (Studi kasus masyarakat Karo di Desa Penen Kec.Biru-biru)

0 0 4

Persepsi Dan Pengan Perempuan Karo Yang Ditinggal Mati Suami Terhadap Harta Warisan (Studi kasus masyarakat Karo di Desa Penen Kec.Biru-biru)

0 0 17