I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan karakteristik limbah cair industri bervariasi menurut jenis
industrinya. Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah cair sebanyak
3-5 m
3
, sedangkan BOD, COD dan TSS yang dihasilkan berturut-turut adalah 950, 1.534 dan 309 mgL Wenas, Sunaryo dan Sutyasmi, 2002.
Sebagian besar limbah cair industri pangan dapat ditangani dengan mudah dengan sistem biologis maupun kimia, karena polutan utamanya berupa bahan
organik seperti karbohidrat, lemak, protein dan vitamin. Polutan tersebut umumnya dalam bentuk tersuspensi atau terlarut. Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah cair
industri pangan harus diolah untuk melindungi keselamatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan
sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk menyisihkan unsur hara nutrient berupa nitrogen dan fosfor Departemen
Perindustrian, 2007 Beberapa proses yang dapat diterapkan dalam pengolahan limbah cair industri tahu diantaranya termasuk koagulasi-flokulasi dan netralisasi.
Pemanfaatan biji asam jawa Tamarindus indica yang selama ini hanya sebagai limbah yang jarang digunakan perlu dikembangkan lebih lanjut untuk pengolahan
limbah cair, yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Shultz dan Okun, 1983 melaporkan bahwa Institut Penelitian Teknik India, telah menemukan ekstrak Nirmali
Strychnos potatorum, asam Tamarindus indica, tanaman guar Cyamopsis psoraloides, sorella merah Hibiscus sabdariffa, fenugreek Trigonella foenum dan
lentils Lens esculenta, semuanya berpotensi sebagai koagulan yang efektif pada turbiditas tinggi air baku dan dapat mengurangi dosis alum yang dibutuhkan sekitar
40-50 . Penelitian terdahulu menggunakan biji asam jawa : Mishra A., Bajpai M. 2005
menggunakan ekstrak biji asam jawa sebagai flokulan untuk menghilangkan 60 golden yellow setelah 2 jam dengan dosis 10 mgL dan 25 direct fast scarlet setelah
1 jam dengan dosis 15 mgL dalam limbah cair industri tekstil. Imbambi, dkk 1992 melaporkan ekstrak biji asam jawa mempunyai kemampuan dalam melawan bakteri
E.coli yang dihasilkan oleh zat tamarindineal 5-hydroxy-2-oxo-hexa-3,5-dineal. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan diperoleh bahan koagulan pengolahan
limbah cair yang relatif murah sekaligus menambah nilai ekonomisnya, dan pada gilirannya menjadi motivasi bagi masyarakat untuk membudidayakan dan
melestarikan fungsinya.
1.2 Masalah Penelitian