Penentuan pH optimum koagulasi

4.1.2 Penentuan pH optimum koagulasi

Setelah didapatkan dosis optimum koagulasi awal dengan pH 6 untuk masing masing koagulan partikel biji asam jawa dan alum selanjutnya dilakukan pengaturan pH limbah cair industri tahu menjadi 4, 6, 8 dan 10. Limbah cair industri tahu dengan turbiditas awal 586 NTU dan pH awal 4 Tabel 2 dimasukkan ke dalam beaker glass 500 ml sebanyak 200 ml kemudian diatur pH-nya dengan menambahkan NaOH untuk menaikkan pH dan H 2 SO 4 pekat 15 untuk menurunkan pH. Kemudian ditambahkan dosis optimum koagulasi awal, yaitu 1000 mgL limbah cair industri tahu untuk alum dan 3000 mgL limbah cair industri tahu untuk partikel biji asam jawa, dilakukan pengadukan cepat 100 rpm selama 3 menit dan pengadukan lambat 40 rpm selama 12 menit. Penyisihan turbiditas akhir sampel untuk penggunaan masing-masing koagulan pada pH yang berbeda ditunjukkan pada Gambar 8 dibawah ini. Gambar 8 Grafik hubungan pH sampel terhadap penyisihan turbiditas limbah cair industri tahu menggunakan koagulan alum dan biji asam jawa Pada Gambar 8, koagulan partikel biji asam jawa memiliki pH optimum limbah pada pH 4 dengan turbiditas tersisihkan sebesar 83,62, sedangkan koagulan alum memiliki pH optimum limbah pada pH 6 dengan turbiditas tersisihkan sebesar 95,73. Koagulan biji asam jawa bekerja efektif pada pH 4 mungkin disebabkan karena kandungan asam tertarat yang terdapat pada bijinya, sehingga ion H + pada asam tertarat tersebut berikatan dengan ion negatif pada partikel koloid limbah cair industri tahu membentuk suatu lapisan yang lama-kelamaan akan semakin membesar yang disebut flok. Hal ini berarti pengolahan limbah cair industri tahu menggunakan koagulan partikel biji asam jawa tidak memerlukan pengaturan pH untuk proses koagulasi-flokulasi, karena pada pH alami 4 proses koagulasi-flokulasi terjadi lebih optimal. Pada koagulan alum, pH optimumnya berada pada pH 6 dengan turbiditas akhir 25 NTU. Dengan menggunakan kedua pH tersebut, yaitu pH 4 dan 6 proses selanjutnya dapat dilakukan.

4.2 Pengaruh dosis koagulan partikel biji asam jawa dan alum terhadap

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Koagulan Alternatif Dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil

4 52 72

KEEFEKTIFAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamaryndus indica) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID Keefektifan Koagualan Biji Asam Jawa (Tamaryndus Indica) Dalam Menurunkan Kadar Total Suspended Solid Pada Limbah Cair Industri Batik.

0 2 19

SKRIPSI Keefektifan Penambahan Koagulan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (Tss) Pada Limbah Cair Tahu.

0 1 17

PENDAHULUAN Keefektifan Penambahan Koagulan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (Tss) Pada Limbah Cair Tahu.

0 1 7

KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) UNTUK MENURUNKAN KADAR TOTAL Keefektifan Penambahan Koagulan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (Tss) Pada Limbah Cair Tahu.

0 1 16

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI.

0 1 7

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN SERBUK BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) DALAM MENURUNKAN TSS PADA LIMBAH CAIR TAHU DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA

0 0 9

Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindusindica) Sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Menurunkan Kadar COD dan BOD dengan Studi Kasus pada Limbah Cair Industri Tempe

0 1 5

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU - POLSRI REPOSITORY

0 0 17