4.5 Pengaruh kombinasi dosis koagulan partikel biji asam jawa dan alum terhadap
penyisihan TSS limbah cair industri tahu
Kombinasi dosis koagulan partikel biji asam jawa dan alum juga berpengaruh terhadap tingkat penyisihan TSS bila dibandingkan dengan kinerja setiap koagulan bila
digunakan sendiri-sendiri. Selengkapnya pengaruh hubungan kombinasi dosis koagulan
terhadap penyisihan TSS dapat dilihat pada Gambar 14 dibawah ini :
Gambar 14 Grafik hubungan kombinasi dosis partikel biji asam dengan alum terhadap penyisihan TSS pada pH 4 dan 6 limbah cair industri tahu
Pada Gambar 14 diatas dapat terlihat bahwa tingkat penyisihan TSS tertinggi
ditunjukkan pada kombinasi dosis koagulan partikel biji asam dan alum 1:4 pada pH 6 dengan tingkat penyisihan TSS sebesar 86,50. Apabila dibandingkan dengan kinerja
masing-masing koagulan dari grafik pada Gambar 13 halaman 40, maka koagulan
partikel biji asam jawa pada dosis 1000 mgL limbah cair industri tahu dengan ukuran partikel 140 mesh dapat menurunkan tingkat penyisihan TSS sebesar 47,41, sedangkan
koagulan alum pada dosis 4000 mgL dapat menurunkan tingkat penyisihan TSS sebesar 72,39. Pada pH limbah cair industri tahu 4, penyisihan TSS tertinggi ditunjukkan pada
kombinasi partikel biji asam jawa dengan alum 2:3 yaitu sebesar 65,38. Dari data pengamatan diperoleh bahwa kombinasi dosis koagulan dapat meningkatkan tingkat
penyisihan TSS bila dibandingkan dengan kinerja tiap koagulan bila digunakan sendiri- sendiri. Hal ini disebabkan karena dengan adanya kombinasi dosis koagulan maka total
dosis yang digunakan semakin besar sehingga penyisihan TSS dapat semakin besar juga.
4.6 Pengaruh dosis koagulan partikel biji asam jawa, alum dan perbandingan
partikel biji asam jawa dengan alum terhadap penyisihan COD limbah cair industri tahu
Analisa penyisihan COD limbah cair industri tahu hanya dilakukan terhadap tingkat turbiditas terendah pada masing-masing jenis koagulan maupun perbandingan antar
koagulan dibandingkan dengan tingkat COD limbah mula-mula. COD limbah cair industri tahu mula-mula adalah sebesar 7896 mgL, apabila dilakukan pengolahan limbah
dengan proses koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan partikel biji asam jawa 3000 mgL limbah cair industri tahu pada pH sampel 4 hanya mampu menurunkan COD
menjadi 6127,3 mgL atau sebesar 22,4. Apabila dilakukan kombinasi antara koagulan partikel biji asam jawa-alum 1:4 pada pH 6, COD berhasil diturunkan menjadi 6316,8
mgL atau sebesar 20. Hasil yang diperoleh jauh diatas baku mutu limbah cair yang ditetapkan Kep-51MENLH101995, dimana baku mutu COD limbah cair yang dapat
dibuang ke lingkungan adalah sebesar 100 mgL. Hal ini disebabkan karena banyaknya kandungan zat-zat organik dan anorganik yang terkandung didalam limbah cair industri
tahu tersebut, sehingga perlu dilakukan penanganan lanjutan karena proses ini merupakan proses pengolahan limbah tahap awal.
4.7 Pengaruh perubahan turbiditas pada dosis optimum koagulasi terhadap lama