Proses Pembuatan Tahu Limbah Cair Industri Tahu

1994. Sementara itu, biji T. indica yang mengandung asam tertarat hanya digunakan sebagai bahan baku kue dan roti. Minyak T. indica sangat cocok untuk membuat minyak pernis dan cat lukis Coronel, 1991. Ekstrak biji asam jawa mengandung polisakarida alami yang tersusun atas D- galactose, D-glucose dan D-xylose yang merupakan flokulan alami. Flokulan alami terutama polisakarida, lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan koagulan organik dan anorganik Mishra dan Bajpai, 2005.

2.3 Industri Tahu

2.3.1 Proses Pembuatan Tahu

Kedelai dan produk makanan yang terbuat dari kacang kedelai merupakan sumber bahan makanan yang dapat diperoleh dengan harga yang murah serta kandungan protein tinggi. Bagi penduduk dunia terutama orang Asia, tahu merupakan makanan yang umum. Di Indonesia, peningkatan kualitas kesehatan secara langsung merupakan bagian dari peningkatan produk makanan yang terbuat dari kedelai, seperti tahu, tempe, kecap dan produk lain yang berbasis kedelai. Industri tahu di Indonesia berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun di sisi lain industri ini menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan. Industri tahu membutuhkan air untuk pemrosesannya, yaitu untuk proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan dan penyaringan. Secara umum, skema proses pembuatan tahu dapat dilihat pada Gambar 1. Kedelai Sumber : Santoso, 1993; Bapedal, 1994 dan BPPT, 1997a Tahu Perebusan Air air rebusan Pencetakanpengepresanpemotongan Air tahu Penggumpalan ̇ Batu tahu ̇ Asam Asetat ̇ atau Whey Limbah cair BOD, TSS Penyaringan Air tahu whey TSS, BOD Pengupasan Kulit Air Kulit kedelai Limbah Cair BOD, TSS Perendaman Air Sortasi dan pembersihan Air Kotoran Limbah Cair 3 – 12 jam Pencucian Air Limbah cair 30-40 menit Penggilingan Air - Air hangat 8 : 1 Pemasakan bubur kedelai Air – air hangat, 100 o C, 15 – 30 menit FILTRAT Penyaringan Air Ampas tahu air hangat 30 menit 80 o C Gambar 1 Bagan Proses Pembuatan Tahu Gambar 2 menunjukkan diagram neraca massa proses pembuatan tahu. Proses Teknologi Tahu 80 kg Energi Hasiloutput Manusia Ampas Tahu 70 Kg Whey 2610 Kg Ternak Limbah Kedelai 60 Kg Air 2700Kg Sumber : BPPT, 1997a Gambar 2 Diagram neraca massa proses pembuatan tahu

2.3.2 Limbah Cair Industri Tahu

Limbah industri tahu terdiri dari dua jenis, yaitu limbah cair dan padat. Dari kedua jenis limbah tersebut, limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan bersumber dari cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu pada tahap proses penggumpalan dan penyaringan yang disebut air dadih atau whey. Sumber limbah cair lainnya berasal dari proses sortasi dan pembersihan, pengupasan kulit, pencucian, penyaringan, pencucian peralatan proses dan lantai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu sebanding dengan penggunaan air untuk pemrosesannya. Menurut Nuraida 1985 jumlah kebutuhan air proses dan jumlah limbah cair yang dihasilkan dilaporkan berturut-turut sebesar 45 dan 43,5 liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai. Pada beberapa industri tahu, sebagian kecil dari limbah cair tersebut khususnya air dadih dimanfaatkan kembali sebagai bahan penggumpal Dhahiyat, 1990. Princian pengggunaan air dalam setiap tahapan proses dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkiraan kebutuhan air pada pengolahan tahu per 3 kg kedelai Tahap Proses Kebutuhan Air Liter • Pencucian • Perendaman • Penggilingan • Pemasakan • Pencucian ampas • Perebusan 10 12 3 30 50 20 Jumlah 135 Sumber : Nuraida 1985 Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik kompleks yang tinggi terutama protein dan asam-asam amino EMDI Bapedal, 1994 dalam bentuk padatan tersuspensi maupun terlarut BPPT, 1997a. Adanya senyawa-senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu mengandung BOD, COD dan TSS yang tinggi Tay, 1990; BPPT, 1997a; dan Husin, 2003 yang apabila dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan pencemaran.

2.3.3 Karakeristik Limbah Cair Industri Tahu

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Koagulan Alternatif Dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil

4 52 72

KEEFEKTIFAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamaryndus indica) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID Keefektifan Koagualan Biji Asam Jawa (Tamaryndus Indica) Dalam Menurunkan Kadar Total Suspended Solid Pada Limbah Cair Industri Batik.

0 2 19

SKRIPSI Keefektifan Penambahan Koagulan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (Tss) Pada Limbah Cair Tahu.

0 1 17

PENDAHULUAN Keefektifan Penambahan Koagulan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (Tss) Pada Limbah Cair Tahu.

0 1 7

KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) UNTUK MENURUNKAN KADAR TOTAL Keefektifan Penambahan Koagulan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Untuk Menurunkan Kadar Total Suspended Solid (Tss) Pada Limbah Cair Tahu.

0 1 16

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI.

0 1 7

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN SERBUK BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) DALAM MENURUNKAN TSS PADA LIMBAH CAIR TAHU DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA

0 0 9

Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindusindica) Sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Menurunkan Kadar COD dan BOD dengan Studi Kasus pada Limbah Cair Industri Tempe

0 1 5

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU - POLSRI REPOSITORY

0 0 17