turbiditas terbesar adalah 87,88. Dosis koagulan partikel biji asam jawa ini tidak melebihi konsentrasi koagulan yang ditentukan menurut Wagner 2001 yaitu antara
0,5 persen dan kurang dari 1,0 persen, jika diasumsikan dalam persen berat per volum bv dimana 1 bv 1 gram koagulan dalam 100ml limbah. Menurut Wiley 1955
suatu koagulan dikatakan efektif, apabila mampu mengurangi nilai turbiditas sebesar 50 sehingga koagulan partikel biji asam jawa ini merupakan koagulan yang efektif
untuk menurunkan turbiditas limbah cair industri tahu.
4.2.2 pH 6 limbah cair industri tahu untuk beberapa ukuran partikel
Pengaruh dosis koagulan partikel biji asam jawa dan alum terhadap penyisihan turbiditas pada pH 6 limbah cair industri tahu untuk beberapa ukuran
partikel ditunjukkan pada Gambar 10 berikut ini :
Gambar 10 Grafik hubungan dosis koagulan terhadap penyisihan turbiditas pada pH 6 limbah cair industi tahu
Pada Gambar 10 diperoleh koagulan alum dengan dosis 1000 mgL limbah
cair industri tahu menunjukkan penyisihan turbiditas yang optimum sebesar 95,73 sedangkan penyisihan turbiditas terbaik untuk koagulan partikel biji asam jawa
diperoleh dengan dosis 3000 mgL limbah cair 140 mesh yaitu sebesar 81,40. Pada pH 6 limbah cair industri tahu ini merupakan pH optimum bagi koagulan alum,
sehingga dosis yang dibutuhkan untuk proses koagulasi-flokulasi tidak terlalu besar yaitu 1000 mgL limbah cair industri tahu, sehingga apabila dosis tersebut semakin
ditambah menjadi 2000 mgL limbah cair industri tahu akan mengakibatkan terjadinya pengotoran akibat dosis yang berlebihan dan larutan akan menjadi jenuh.
Pada pH 6 limbah cair industri tahu ini, alum akan terdisosiasi melepaskan kation Al
- 3+
yang akan menurunkan zeta potensial dari partikel. Selain gaya tolak-menolak antar partikel menjadi berkurang, akibatnya penambahan gaya mekanis seperti
pengadukan akan mempermudah terjadinya tumbukan yang akan dilanjutkan dengan penggabungan partikel-partikel yang akan membentuk flok yang berukuran lebih
besar. Selain itu, ukuran partikel yang semakin kecil membuat bidang kontak antara partikel koagulan dengan limbah cair akan semakin besar sehingga proses tumbukan
antar partikel akan semakin besar, mengakibatkan terbentuk flok yang semakin besar juga.
Sedangkan koagulan biji asam jawa dosis optimumnya 3000 mgL limbah cair industri tahu. Meskipun memiliki dosis optimum yang sama pada pH 4 limbah cair
industri tahu, tetapi persentase penyisihan turbiditas semakin kecil karena koagulan partikel biji asam jawa tidak bekerja pada pH optimumnya yaitu pada pH 4 limbah
cair industri tahu. Dengan bertambahnya dosis koagulan, akan menyebabkan larutan semakin jenuh sehingga koagulan yang tersisa akan mengotori larutan yang ada.
Ukuran partikel 140 mesh merupakan ukuran yang paling ideal untuk proses koagulasi dalam penelitian ini karena memberikan hasil yang cukup signifikan
dibandingkan dengan ukuran partikel lainnya karena luas kontak antara partikel koagulan biji asam jawa dengan limbah cair industri tahu semakin besar.
4.3 Pengaruh kombinasi dosis koagulan partikel biji asam jawa dan alum