Benzil benzoat 10-25 Monosulfiram 5 – 25 Krotamiton 10 Crotonyl-N-ethyl-o-toluidine

27 bervariasi dari 10 hingga 90 tergantung pada pelarut yang digunakan dengan waktu paruh 21-26 jam. Pemakaian obat ini harus dihindari pada kulit yang mengalami inflamasi, ekskoriasi, skabies berkrusta, anak – anak yang sakit, bayi dan wanita menyusui. 15 Kekurangan dari obat ini dapat menyebabkan toksisitas sistim saraf pusat, seperti konvulsi dan kematian yang dilaporkan terjadi pada anak – anak atau bayi dengan paparan berlebihan atau perubahan sawar kulit yang akan meningkatkan penyerapannya. Juga terdapat laporan mengenai pasien usia tua yang meninggal setelah menggunakan lindane pada daerah kepala. Jika obat ini tertelan dapat menyebabkan keracunan karena diserap oleh mukosa, menyebabkan gejala neurologi, termasuk konvulsi; kelopak mata berkedut; gelisah; pusing; sakit kepala; mual; muntah; lemah; tremor; disorientasi; kegagalan pernafasan; koma dan kematian. Dermatitis kontak iritan ulcerative dari pemakaian obat ini pernah dilaporkan. 4 United State Food and Drug Administration FDA merekomendasikan lindane sebagai terapi lini kedua untuk skabies terutama pada anak – anak dan orang tua. Obat ini dilarang di California. 15

4. Benzil benzoat 10-25

Benzil benzoat 10-25 merupakan suatu ester dari asam benzoat dan benzil alkohol yang diperoleh dari balsam Peru dan Tolu, yang neurotoksik terhadap tungau. Obat ini digunakan sebagai emulsi 25, 3 kali dalam 24 jam dengan lama pemakaian 24 jam, tanpa dibersihkan terlebih dahulu. 15 Pada anak – anak, dosisnya dapat diturunkan sampai 12,5. Obat ini sangat efektif jika digunakan secara benar, dan jika tidak, dapat menyebabkan kegagalan pengobatan Universitas Sumatera Utara 28 dan dermatitis kontak iritan pada wajah dan skrotum. Komplikasi pemakaian obat ini adalah dapat terjadi dermatitis kontak alergi. Produk ini tidak aman digunakan pada wanita hamil dan menyusui, bayi dan anak – anak berusia dibawah 2 tahun karena hubungannya dengan efek samping neurologi yang berat pada anak – anak. Beberapa penelitian menemukan bahwa obat ini efektif dalam menangani skabies berkrusta yang resisten terhadap permetrin dan dalam kombinasi dengan ivermectin pada pasien yang mengalami relaps setelah pengobatan dengan ivermectin dosis tunggal. 15

5. Monosulfiram 5 – 25

Obat ini secara kimia berhubungan dengan antabuse, dan untuk alasan ini, minuman beralkohol harus dihindari selama pengobatan karena akan menghambat aldehyde dehydrogenase di hati dan setelah mengkonsumsi etanol, acetaldehyde berakumulasi menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan termasuk kemerahan, mual, muntah dan takikardi yang disebut sebagai reaksi disulfiram. Obat ini digunakan diseluruh tubuh setelah mandi, 1 kali sehari untuk 2 atau 3 hari berturut – turut. Sabun yang mengandung monosulfiram pernah digunakan pada masa lampau sebagai pencegahan di komunitas yang terinfeksi. 15

6. Krotamiton 10 Crotonyl-N-ethyl-o-toluidine

Obat ini digunakan setelah mandi dan berganti pakaian dalam sediaan krim atau losion 10, 2 kali sehari selama 5 hari berturut – turut, 15, bersifat skabisid namun tidak mempunyai efektivitas yang tinggi terhadap skabies, tidak mempunyai efek sistemik, serta aman digunakan pada wanita hamil, bayi dan Universitas Sumatera Utara 29 anak – anak. 42 Efek samping berupa iritasi bila digunakan dalam jangka waktu lama. 42

7. Malathion 0,5