Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas Dan Financial Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA 1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MINORITAS

DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP

DIVIDEND PAYOUT RATIO

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)

DRAFT

OLEH

DWI WINDA SARI 070521082 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

KATA PENGANTAR

Pertama penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MINORITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND

PAYOUT RATIO” disusun dalam rangka memenuhi persyaratan akademis untuk

mencapai gelar kesarjanan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara.

Sebagai manusia yang memiliki ilmu dan pengalaman yang terbatas, penulis tidak lepas dari kekurangan maupun kelemahan dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku ketua jurusan departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA, selaku sekretaris jurusan departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku dosen wali yang telah memberikan nasihat dan arahan kepada penulis.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia F., SE, MBA, Ak selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.


(3)

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, dosen penguji I yang telah memberi kritik dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si, dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Pepty Aniar, SE, selaku pembimbing Akademik Universitas Sumatera Utara.

9. Kedua orang tuaku tercinta ayahanda dan ibunda. terimakasih atas do’a, kasih sayang, dan semuanya, yang telah diberikan selama ini kepada ananda. Smoga skripsi ini dapat menjadi salah satu tanda terima kasih dan baktiku atas segala apa yang kalian berikan demi kebaikan dan keberhasilanku.

10. Abang dan adikku tercinta, terimakasih atas semua yang telah diberikan, semoga Allah SWT membalas budi kalian semua dengan yang lebih baik, Amin.

11. Seluruh staf perpustakaan, serta referensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terima kasih atas pinjaman buku dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

12. Teman-teman kuliahku,, sohib-sohibku yang telah menemaniku sedari DIII sampai S1 Ext ini,,,Silfa Dutch Lady,,, yang paling rajin, semoga cepat seminar. Yulinda (oneng),,, yang kalem & gak pernah marah..terima kasih banyak atas bantuanmu selama ini..., Tice (Ichu),,yang udah banyak bantuin aku seminar…kapan jalan-jalan lagi. Fani…..selamat atas kebrhasilannya menaklukkan BNI,, semoga skripsinya cepet selesai juga ya…?? Winny…semoga karirnya makin bagus, and rajin-rajin kul ya? Buat Cha cha ditunggu undangannya ya…. Finna (bollywood) yang paling dewasa dan


(4)

bijak, tempat curahan hati,, terima kasih udah mau dengerin keluhan ku selama ini. Hesti…(Oming) aku menuggu pesta besar dari mu and prof. Semoga menjadi keluarga yg sakinnah, mawaddah dan warrohmah, amiin. Tari….meskipun keberadaanmu jarang sekali tapi aku akan selalu merindukanmu sobat.

13. Teman-teman kuliahku…di MSDM., Dini,, yang udah kasih banyak informasi & bantui aku dlm penyelesaian skripsi ini, terima kasih banyak. Nita… moga cpt lulus, jgn kerja aja nit?? Nila….maksih pulsanya…. Lisa,, akhirnya selesai juga ya lisa….

14. Serta teman-temanku yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih Banyak….

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca skripsi ini. Semoga amal baik dan bantuan ikhlas yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2009 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

F. Metode Penelitian ... 10

1. Batasan Operasional ... 10

2. Definisi Operasional ... 11

3. Data dan Waktu Penelitian ... 12

4. Populasi dan Target Populasi ... 13

5. Jenis Data ... 16

6. Teknik Pengumpulan Data ... 17

7. Metode Analisis Data ... 17

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 24

B. Pengertian Dividen ... 26

1. Kebijakan Dividen dalam Praktik ... 26

C. Pengertian Dividend Payout Ratio ... 27

D. Dividend per Share ... 29

E. Earning (Laba)... 31

F. Pengertian Corporate Governance ... 33

G. Pengertian kepemilikan Saham Minoritas ... 35

1. Undang-undang Perlindungan Pemegang Saham ... 36


(6)

1. Pengertian Leverage ... 39

2. Financial Leverage ... 39

3. Hubungan Financial leverage dengan Earning per Share ... 40

I. Hubungan Proteksi Investor, Kepemilikan Saham Minoritas dan Dividend Payout Ratio ... 40

J. Hubungan antara Earning (Laba) dan Dividend Payout Ratio... 41

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 43

B. Distribusi Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 ... 44

C. Distribusi Kepemilikan Saham Minoritas Perusahaan Manufaktur tahun 2008 ... 45

D. Distribusi Financial leverage Perusahaan Manufaktur tahun 2008 ... 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif ... 48

B. Uji Asumsi Statistik ... 49

1. Uji Normalitas ... 49

2. Uji Multikolinne aritas ... 52

3. Uji Autokorelasi ... 53

4. Uji Heterokedastisitas ... 55

C. Pengembangan Model Analisis ... 56

1. Koefisien Determinasi ... 56

2. Regresi Berganda... 58

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 58

4. Uji Signifikansi Parameter individual (Uji Statistik t) ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1.1 Perkembangan DPR, Kepemilikan Saham Minoritas dan

Financial Leverage Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 ... 5

Tabel 1.2 Sampel Manufaktur di BEI Tahun 2008 ... 13

Tabel 1.3 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur ... 15

Tabel 1.4 Mekanisme Tes Durbin Watson ... 20

Tabel 3.1 Distribusi Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2008 ... 43

Tabel 3.2 DPR Tertinggi dan Terendah Perusahaan Manufaktur ... 44

Tabel 3.3 Distribusi DPR Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2008 ... 45

Tabel 3.4 Kepemilikan Saham Minoritas Tertiggi dan Terendah ... 45

Tabel 3.5 Distribusi Kepemilikan Saham Minoritas Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun 2008 ... 46

Tabel 3.6 Financial Leverage Tertinggi dan Terendah... 46

Tabel 3.7 Distribusi Financial Leverage Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008 ... 47

Tabel 4.1 Descriptive Statistic ... 48

Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 52

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53

Tabel 4.4 Hasil Uji Uji Autokorelasi ... 54

Tabel 4.5 Hasil Durbin Watson ... 54

Tabel 4.6 Koefisien Dterminasi (R2) ... 56

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 56

Tabel 4.8 Hubungan antar Variabel... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda ... 58

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F ... 59


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual... 8

Gambar 4.1 Histogram ... 50

Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual... 51


(9)

ABSTRAK

Dwi Winda Sari, 2009, Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas dan

Financial Leverage terhadap Dividend Payout Ratio (Study pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008)

Dr. Khaira Amalia F., SE, MBA, Ak, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, Drs. Syahyunan, M.Si, Syafrizal Helmi, SE, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan saham minoritas dan financial leverage terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang go

public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Akhir tahun 2008 perusahaan

manufaktur adalah 137, terbagi dalam 18 kelompok. Dengan target populasi penelitian sebanyak 59 perusahaan selama tahun 2008. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio sebagai variabel dependen serta kepemilikan saham minoritas dan financial leverage sebagai variabel independen. Hipotesis yang diajukan adalah Kepemilikan saham minoritas dan financial

leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

Hipotesis ini diajukan dengan menggunakan teknik analisis ragresi berganda dengan menggunakan program SPSS 15.

Berdasarkan uji yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwasannya pada uji signifikansi simultan (uji F) kepemilikan saham minoritas dan financial leverage secara bersama-sama (serempak) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Dan pada uji signifikansi individual (uji t) kepemilikan saham minoritas tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout sedangkan financial leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio

Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Kepemilikan Saham Minoritas, Financial


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajer perusahaan selain memperhatikan laba perusahaan, juga harus memperhatikan keuntungan yang diterima investor. Keuntungan yang diterima investor biasanya ada dua macam, yaitu laba kapital (capital gain) dan dividen. Laba kapital merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual saham perusahaan. Sedangkan dividen merupakan hasil pembagian

profit yang dibagikan oleh perusahaan. Oleh karena harga saham berubah setiap

saat, maka laba kapital tidak dapat ditentukan secara pasti. Sedangkan jumlah dividen ditentukan oleh rapat dewan direksi perusahaan sehingga jumlahnya dapat ditentukan sesuai keputusan kebijakan dividen perusahaan.

Keputusan mengenai dividen ditentukan oleh kebijakan dividen perusahaan, biasanya keputusan ini juga akan mempengaruhi tingkat laba ditahan perusahaan. Karena keputusan ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap investor dan perusahaan, maka manajemen perusahaan harus dapat mengembangkan kebijakan dividen agar dapat memuaskan investor dengan pembagian keuntungan dan memaksimalkan kekayaan perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan.

Ang (1999) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Pembayaran dividen merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan. Dividend payout ratio merupakan


(11)

perbandingan antara DPS dengan EPS, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan dividend per share (DPS) terhadap pertumbuhan earning per share (EPS). Di dalam komponen DPS terkandung unsur dividen, jadi jika semakin besar dividen yang dibagikan maka akan semakin besar dividend pay out rationya. Pada umumnya saham-saham yang tercatat di BEI membayar dividen setiap tahunnya dengan DPR antara 0% - 25%, tetapi ada yang menggunakan tarif proyektif. Dividen yang terlalu besar bukan tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika DPR lebih besar dari 25%, dikhawatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan pada perseroan pada waktu mendatang.

Kepentingan pemegang saham minoritas dalam suatu perusahaan, seringkali diabaikan atau bahkan dirugikan. Hal ini disebabkan karena adanya persepsi kuat bahwa yang paling berjasa memperbesar pundi-pundi keuangan perusahaan, adalah pemegang saham mayoritas. Penguasaan persentase volume saham atau pemasukan modal kepada perusahaan, memberi dukungan kuat atau bukti telak terhadap persepsi ini. Persepsi tersebut diperkuat lagi dengan dianutnya prinsip one share one vote dalam hukum perseroan terbatas. Sehingga dalam setiap RUPS, pemegang saham minoritas tidak akan mungkin pernah memenangkan keputusan yang diambil melalui voting. Dalam tataran operasional, komposisi direksi atau komisaris senantiasa dikuasai atau dikendalikan oleh pemegang saham mayoritas.

Sebagian besar perusahaan go public di Indonesia masih dimiliki secara mayoritas/dominan oleh keluarga pendiri perusahaan dan keluarga pendiri ini terlibat dalam manajerial perusahaan. Kondisi ini memunculkan masalah agensi antara pemegang saham mayoritas, yang juga sebagai manajer perusahaan, dengan


(12)

pemegang saham minoritas. (Forum for Corporate Governance in

Indonesia/FCGI, 2009). Kurniawan dan Indriantoro (2000), misalnya menyatakan

bahwa struktur kepemilikan yang masih didominasi keluarga menyebabkan perlindungan terhadap investor kecil masih lemah. Survei oleh Asian

Development Bank terhadap 178 perusahaan publik di Indonesia yang dikutip oleh

Tjager, Alijoyo, Djemat, dan Soembodo (2003) juga menemukan bahwa rata – rata sebanyak 67,2% saham perseroan terkonsentrasi pada 5 pemegang saham mayoritas sedangkan pemegang saham pendiri rata – rata menguasai 67,3% saham perseroan. Menurut Darmadji (2008) pemegang saham minoritas yang menguasai hampir 50% saham, katakanlah 49,99% tidak akan bisa mengambil keputusan apapun juga tanpa persetujuan dari pemegang saham mayoritas.

Hariani (2006) berpendapat bahwasannya interaksi kepemilikan saham minoritas dengan EPS berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, yang berarti semakin banyak kepemilikan saham minoritas akan menurunkan DPR, seiring dengan meningkatnya EPS. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan teori yang diajukan oleh Septianty (2003), yang berpendapat bahwa interaksi antara kepemilikan saham minoritas dengan EPS berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini yang tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya dapat dikarenakan adanya kepemilikan saham minoritas yang juga dimiliki oleh direksi dan dewan komisaris. Selain itu, lemahnya voting

of power menyebabkan pemegang saham minoritas yang merasa tidak terlindungi

hak-haknya dengan kepemilikan saham yang kecil dan tersebar, sebagaimana pemegang saham publik, kesulitan untuk menuntut hak mereka berupa dividen seiring meningkatnya EPS. Kondisi ini disebabkan karena pemegang saham


(13)

pengendali, selaku pemegang saham mayoritas lebih cenderung menginvestasikan kembali pendapatan (earnings) yang diperoleh ke dalam perusahaan, membagikan dividen dalam jumlah yang kecil dan menggunakan pendapatan perusahaan untuk kepentingan mereka salah satunya dalam praktek infragroup transaction.

Menurut Gugler dan Yurtoglu (2001) menemukan bahwa dividend payout

ratio dipengaruhi secara negatif oleh leverage. Leverage menunjuk pada hutang

yang dimiliki perusahaan. Leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Kalau pada “operating leverage” penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel, maka pada “financial leverage” penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lebar saham biasa. financial leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan sumber dana yang menimbulkan beban tetap. Apabila perusahaan menggunakan hutang, maka perusahaan harus membayar bunga. Analisis financial leverage memusatkan perhatian pada perubahan laba setelah pajak sebagai akibat perubahan laba operasi.

Dividend Payout Ratio merupakan perbandingan antara dividen yang

dibagikan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk prosentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah Internal Financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan investor (para pemegang saham) tetapi internal


(14)

financial perusahaan akan semakin kuat. Bagi investor informasi tentang Dividen Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), dan Financial Leverage (FL) menjadi

kebutuhan yang sangat mendasar dalam kebutuhan pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko yang mungkin terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Berikut ini akan disajikan dalam Tabel 1.1 : Tabel 1.1

Perkembangan DPR, Kepemilikan Saham Minoritas dan Financial leverage Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 No DPR Jumlah Kepemilkan Saham

Minoritas (%)

Financial leverage

1 -0.03 – 0.53 44 25.74 0.441

2 0.54 – 1.09 12 21.86 0.467

3 1.10 – 1.66 1 42.04 0.710

4 1.67 – 2.23 0 0 0

5 2.24 – 2.80 0 0 0

6 2.81 – 3.37 2 14.80 1.067

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur (data diolah)

Berdasakan Tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan DPR sesuai dengan kepemilikan saham minoritas yang dimiliki oleh publik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 adalah dengan rasio pembayaran dividen terendah yakni -0.03 – 0.53 adalah sebanyak 44 atau 74.6 % perusahaan memiliki rata-rata tingkat kepemilikan saham minoritas sebesar 25.74% dan financial leverage sebesar 0.441. Pada DPR antara 0.54 – 1.09 adalah sebanyak 12 atau 20.3% perusahaan tingkat kepemilikan saham minoritas yang dimilliki menurun menjadi 21.86% namun financial


(15)

satu perusahaan atau 1.7% dan memiliki kepemilikan saham minoritas 42.04% dan financial leverage meningkat 0.710. Sedangkan untuk DPR diantara 2.81 - 3.37 adalah dua perusahaan atau 3.4% dengan tingkat kepemilikan saham minoritas terus menurun menjadi 14.80% dan financial leverage meningkat 1.067. Dapat dilihat dari Tabel 1.1 di atas bahwasannya semakin meningkatnya dividend

payout ratio, kepemilikan saham minoritas mengalami penurunan seiring dengan

semakin meningkatnya financial leverage.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada Tabel 1.1 di atas, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas dan Financial

Leverage terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Tahun

2008.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah Kepemilikan Saham Minoritas dan

Financial Leverage berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008.”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2005 : 49).


(16)

Lesmana (2006) beragumen bahwa proteksi investor berasosiasi dengan

dividend payout yang lebih tinggi dan sebaliknya. Pemegang saham merasa

terproteksi dengan baik akan bersedia menerima dividen yang rendah dan tingkat reinvestasi yang tinggi dari perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi karena adanya keyakinan investasi tersebut akan menghasilkan pembayaran dividen yang lebih tinggi.

Konsekuensinya adalah ketika proteksi investor baik, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi seharusnya memiliki dividend payout yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah. Hal ini akan berbeda ketika kondisi yang ada berupa proteksi investor yang lemah. Hubungan antara dividend payout dan pertumbuhan tidak perlu diharapkan terjadi demikian karena pemegang saham berusaha untuk mendapatkan apa yang mungkin mereka peroleh secepatnya, meskipun hasil yang mereka peroleh tidak begitu banyak. Dengan kata lain, ketika proteksi terhadap investor lemah, pemegang saham lebih memilih menerima dividen tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu bertumbuh atau tidak. Hal ini searah dengan penemuan Indarti dan Ariyanto (2005) yang menemukan bukti bahwa kebijakan dividen perusahaan tumbuh dan tidak tumbuh yang diukur dengan dividend payout ratio yang tidak berbeda.

Dividend payout ratio yaitu prosentase dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham dari laba bersih setelah pajak. Dividend pay out ratio dihitung dengan cara membandingkan antara dividend per share yang dibagi dengan

earning per share, sedangkan financial Leverage merupakan struktur modal


(17)

asset perusahaan. Menurut Gugler dan Yurtoglu (2001) menemukan bahwa

dividend payout ratio dipengaruhi secara negatif oleh leverage.

Berdasarkan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kepemilikan saham minoritas dan Financial leverage memiliki pengaruh terhadap DPR (Lesmana, 2006) serta perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang digunakan dapat digambarkan pada gambar 1.1 sebagai berikut :

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Indarti dan Ariyanto (2005), Gugler dan Yurtoglu (2001). (dimodifikasi)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, Maka diberikan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Kepemilikan saham minoritas dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008.

Ha : Kepemilikan saham minoritas dan financial leverage berpengaruh terhadap dividend payout ratio di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008.

Dividend Payout Ratio

(Y)

Financial Leverage (X2)

Kepemilikan saham minoritas (X1)


(18)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dari Latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan pada halaman sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan saham minoritas dan financial leverage terhadap dividend payout

ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2008.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan untuk dapat menetapkan kebijakan dividen dalam melindungi hak-hak pemegang saham minoritas agar perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

b. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan, karena proteksi investor merupakan salah satu variabel

corporate governance yang merupakan prediktor yang baik atas kondisi


(19)

c. Bagi Para akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori terutama untuk penelitian yang sama di masa yang akan datang.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan tentang kepemilikan saham minoritas serta kondisi proteksi investor pada suatu Perusahaan.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Untuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengertian dan juga lebih jelas memecahkan permasalahan maka di bawah ini penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut :

a. Ruang lingkup terbatas pada dividend payout ratio, kepemilikan saham minoritas dan financial leverage.

b. Data yang di gunakan adalah data sekunder pada Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1. Data Kepemilikan Saham Minoritas Perusahaan tahun 2008 2. Data Dividend per share perusahaan tahun 2008

3. Data Earning per share perusahaan tahun 2008 4. Data Total Asset perusahaan tahun 2008 5. Data Total Hutang perusahaan tahun 2008

c. Alat analisis yang digunakan adalah analisa Regresi Linear Berganda untuk mengetahui adanya pengaruh kepemilikan saham


(20)

minoritas, dan financial leverage terhadap dividend payout ratio dengan menggunakan data laporan keuangan tahun 2008.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel Dependen

Yang merupakan variabel dependen dalam penelitian ini adalah : 1) Dividend Payout Ratio.

Dividend payout ratio yaitu prosentase dividen yang dibagikan

kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak. Dividend

payout ratio dihitung dengan cara membandingkan antara dividend per share dengan earning per share. Rumus untuk menghitung Dividend Payout ratio (DPR) adalah (Martono, 2001 : 253) :

Dividen per lembar saham DPR =

Laba per lembar saham

b. Variabel Independen

Yang merupakan variabel independen dalam penelitian ini adalah : 1) Kepemilikan saham minoritas adalah jumlah kepemilikan saham

individual oleh publik. Pemegang saham Minoritas adalah pihak-pihak yang memiliki saham dalam suatu perusahaan dalam jumlah yang terbatas atau sedikit. Pada umumnya pemegang saham minoritas tidak memiliki kedudukan dalam perusahaan baik sebagai direksi maupun komisaris.


(21)

2) Financial Leverage

Leverage yang di gunakan dalam penelitian ini adalah leverage

keuangan (financial leverage).

Struktur modal perusahaan yang dioperasionalisasikan sebagai Total hutang dibagi total aktiva. Rumus untuk menghitung financial

leverage adalah (Weston dan Thomas, 1997 :19)

Total Hutang

Financial Leverage =

Total Aktiva

3. Data dan Waktu Penelitian a. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan merupakan data Cross Section karena hanya mengacu pada tahun 2008, data diambil dari website internet indonesia.com serta situs-situs lain yang mendukung penelitian.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Juni 2009.


(22)

4. Populasi dan Target Populasi 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Akhir tahun 2008

perusahaan manufaktur adalah 137, terbagi dalam 18 kelompok. Hasil ringkasan dapat dilihat di Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008

No Jenis Usaha Jumlah

1 Food and Baverage 20

2 Tubacco Manufactures 4

3 Textile and Garment 21

4 Lumber and Woods Products 5

5 Paper and Allied Products 5

6 Chemical and Allied Product 8

7 Adhesive 4

8 Plastics and Glass products 13

9 Cement 3

10 Metal and Allied Products 11

11 Fabricated Metal Products 2

12 Stone, Clay, Glass and Concrete Products 4

13 Cable 6

14 Electronic and Office Equipment 5 15 Automotive and Allied Products 11

16 Photographic Equipment 3

17 Pharmaceuticals 9

18 Consumer Goods 3

Total 137

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jenis usaha yang jumlahnya terbesar dalam kelompok usaha manufaktur adalah kelompok Textile and Garment yakni berjumlah 21 perusahaan dan kelompok usaha


(23)

jenis usaha yang paling sedikit adalah Fabricated Metal Products yang berjumlah 2 perusahaan.

2. Target Populasi

Target populasi merupakan penentuan beberapa perusahaan yang layak untuk dilakukan penelitian dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu sebagai syarat penentuan target.

Target populasi dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang membuat laporan keuangan yang dipublikasikan secara luas pada saat periode penelitian selama tahun 2008.

2. Perusahaan telah membayar dividen selama periode penelitian yakni tahun 2008.

3. Listing di Bursa efek Indonesia sampai tahun 2008.

4. Jumlah sampel adalah 59 perusahaan selama periode penelitian. Berikut ini merupakan populasi sasaran penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia periode 2008 :


(24)

Tabel 1.3

Perusahan Manufaktur

No Kode Nama Perusahaan

1 AQUA PT. Aqua Golden Missisippi, Tbk 2 BATA PT. Sepatu BATA, Tbk

3 UNVR PT. Unilever Indonesia, Tbk 4 UNTR PT. United Tractors, Tbk 5 PBRX PT. Pan Brithers Textille, Tbk 6 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 7 GJTL PT. Gajah Tunggal, Tbk

8 GGRM PT. Gudang Garam, Tbk 9 GDYR PT. Good Year, Tbk

10 CLPI PT. Colorpark Indonesia, Tbk. 11 ASGR PT. Astra Graphia, Tbk 12 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 13 IGAR PT. Kageo Igarjaya, Tbk

14 ALMI PT. Alumindo Light Metal Inds, Tbk 15 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk

16 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing, Tbk 17 LION PT. Lion Metal Work, Tbk

18 LMSH PT. Lion Mesh Prima, Tbk 19 MAIN PT. Malindo Feedmil, Tbk 20 TCID PT. mandom Indonesia, Tbk 21 SMGR PT. Semen Gresik (Persero), Tbk 22 SOBI PT. Sorini Corporation, Tbk

23 AMFG PT. Ashimas Flat Glass Co Ltd, Tbk 24 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk 25 TRST PT. Trias Sentosa, Tbk

26 TOTO PT. Surya TOTO Indonesia, Tbk 27 TBLA PT. Tunas Baru Lampung, Tbk 28 SMSM PT. Selamat Sempurna, Tbk 29 MRCK PT. Merck Indonesia, Tbk 30 DELTA PT. Delta Djakarta, Tbk 31 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk 32 KAEF PT. Kimia Farma, Tbk 33 INDR PT. Indorama Syntetic, Tbk 34 HEXA PT. Hexindo adhiperkasa, Tbk 35 HMSP PT. H. M Sampoerna, Tbk 36 FASW PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk 37 DYNA PT. Dynaplast, Tbk

38 BRNA PT. Berlina, Tbk 39 CTBN PT. Citra Tubindo, Tbk


(25)

No Kode Nama Perusahaan 40 ASII PT. Astra Internasional, Tbk 41 ARNA PT. arwana Citra Mulia, Tbk 42 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk 43 FPNI PT. Titan Kimia Nusantara, Tbk 44 IKBI PT. Sumi Indokabel, Tbk

45 INTP PT. Idocement Tunggal perkasa, Tbk 46 INDS PT. Indospring, Tbk

47 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk

48 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 49 MRAT PT. Mustika Ratu, Tbk

50 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk

51 PROD PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk 52 BRAM PT. Indo Kordsa, Tbk

53 RMBA PT. Bentoel International Inv, Tbk 54 SQBI PT. Bristol Myers SQUIBB, Tbk 55 APEX PT. Apexindo Pratama Duta, Tbk 56 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 57 INCO PT. Inernational Nickel Indonesia, Tbk 58 ITMG PT. Indo Tambang Raya Megah, Tbk 59 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk

Sumber : www.kompas.com (21 April, pukul 10.00 wib)

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, sejarah perusahaan, jurnal, literatur ilmiah, penelitian terdahulu, laporan-laporan yang dipublikasikan serta data-data yang diperoleh dari media internet.


(26)

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Documentary Historical. Metode ini adalah metode yang menggunakan dokumen-dokumen sebagai alat pengumpulan data. (Sigit, 1999 : 76). Penelitian ini juga menggunakan dokumen-dokumen publik yang di ambil dari situs internet yakni Indonesia.com dan juga melalui buku-buku referensi.

7. Metode Analisis Data.

Metode analisis merupakan cara atau tehnik dalam mengkaji data yang terkumpul dalam hubungannya dengan hipotesis. Sesuai dengan masalah dan rangkaian hipotesis, metode analisis yang digunakan adalah :

a. Metode analisis statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup mean, standar error, mean, nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai maksimum serta standar deviasi.

b. Pengembangan Model Analisis

Model analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Berganda. Model analisis ini di gunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel independen (X1 dan X2 ) terhadap variabel dependen (Y). Teknik perhitungan dilakukan dengan menggunakan formulasi statistik yang menghubungkan satu variabel dependen


(27)

dengan beberapa variabel independen dalam satu model prediktif tunggal dengan hipotesis yang diuji. Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan bantuan program software SPSS 15.0 for windows

(Statistical Package for Social Scince)

Dalam hal ini, persamaan regresi yang dipakai adalah persamaan regresi berganda untuk dua prediktor. (Salvatore, 2005 : 173). Yakni sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Di mana :

Y : Dividend Payout Ratio a : Konstanta

X1 : Kepemilikan Saham Minoritas X2 : Financial Leverage

b1,2 : Koefesien regresi variabel X1,2

e : Kesalahan Pengganggu (Standard error)

c. Uji Asumsi Statistik 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005 : 110). Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data


(28)

normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui

Kolmogorov Smirnov.

2. Uji Multikolinieritas

Uji bertujuan untuk menguji apakah dalam model dalam sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005 : 91). Hubungan independen inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai variabel inflation factor (VIF) dengan ketentuan :

Bila VIF > 10 maka terdapat Multikolinieritas Bila VIF < 10 maka tidak terdapat Multikolinieritas 3. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan unruk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Ghozali, 2005 : 95). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.


(29)

Untuk menditeksi gejala autokorelasi digunakan Durbin

Watson (DW) statistik, sebagai Rule of thumb nilai yang

menunujukkan gejala autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak ada autokorelasi adalah :

Tabel 1.4

Mekanisme Tes Durbin Watson

Durbin Watson Keputusan

dU < DW < (4- dU) Terima hipotesis nol. Tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif (4-dU) < DW < (4-dL) Inconclusive

(4-dL) < DW < 4 Tolak Hipotesis nol. Terdapat autokorelasi negative

dL < DW < dU Inconclusive

0 < DW < dL Tolak Hipotesis nol. Terdapat autokorelasi positif

Sumber : Ekonometrika Dasar (Gujarati, 1995 : 217) 4. Uji Heteroskedastisitas.

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 105). Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik


(30)

tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melaui pengujian sebagai berikut :

a) Koefesien Determinasi (R2)

Koefesien determinan ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefesien determinan (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤R 2≤1), dimana semakin tinggi R2 (mendekati 1), berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat dan apabila nilai R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat adalah :

H0 : b1=b2=b3 = 0 (Kepemilikan saham minoritas dan

financial leverage tidak berpengaruh secara simultan

terhadap dividend payout ratio di Bursa Efek Indonesia). Ha : tidak semua bi (b1,b2,b3) sama dengan nol (Lind, A. Marchal, dan Wathen, 2008) maka dianggap variabel independen telah memenuhi model penelitian terhadap varabel dependen.


(31)

Pegaruh variabel independen terhadap dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95 % atau

= 5%. Untuk menguji apakah hipotesis ditolak digunakan statistic F (F test). Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

c) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Satistik t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : bi = 0, (Kepemilikan saham minoritas dan financial

leverage tidak berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio di Bursa Efek Indonesia)

Ha : bi ≠ 0, (Kepemilikan saham minoritas dan financial

leverage berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio di Bursa Efek Indonesia)

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan = 5%. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.


(32)

Cara lain adalah dengan membandingkan t sig dengan (alpha). Bila t sig > mak a H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika t sig < maka H0 ditolak dan Ha diterima.


(33)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu dilakukan oleh Lesmana (2006) yang berjudul “Analisis Hubungan Kepemilikan saham Minoritas terhadap Dividend Payout

Ratio dengan laba sebagai Variable Pemoderasi yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta”. Dalam penelitiannya, menguji hubungan antara laba dan kepemilikan saham minoritas terhadap dividend payout ratio dengan menggunakan data akuntansi 2000-2003 dari 41 perusahaan. Hipotesis yang diajukan adalah interaksi antara laba dan kepemilikan minoritas memiliki hubungan yang positif terhadap

dividend payout ratio. Penelitian ini menggunakan variable dependen dividend Payout Ratio (DPR), dengan variable independennya adalah Kepemilikan Saham

Minoritas (public), Earning per Share (EPS), Interaksi antara public dengan EPS (public*EPS), size perusahaan (Ln TA) dan leverage. Hasil dari penelitian ini adalah tidak ada yang memiliki hubungan secara signifikan terhadap Dividend

Payout Ratio kecuali variabel leverage yang memiliki hubungan secara signifikan

dengan tingkat nilai t sebesar -0.27 dengan nilai signifikansi t sebesar 0.010 dan signifikan pada tingkat signifikansi pada =0.05.

Peneliti selanjutnya adalah Hariani (2006) yang berjudul “Pengaruh Interaksi antara Kepemilikan Saham Minoritas dengan Earning per Share terhadap Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang listing di BEJ selama periode penelitian yaitu


(34)

1999-2003, di mana dari 153 perusahaan manufaktur diperoleh sampel sebanyak 37 perusahaan.

Berdasarkan analisis regresi, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa interaksi kepemilikan saham minoritas dengan EPS berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan. dividen, yang berarti semakin banyak kepemilikan saham minoritas akan menurunkan DPR, seiring dengan meningkatnya EPS. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan teori yang diajukan, di mana interaksi antara kepemilikan saham minoritas dengan EPS berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini yang tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya dapat dikarenakan adanva kepemilikan saham minoritas yang juga dimiliki oleh direksi dan dewan komisaris. Selain itu, lemahnya voting of power rnenyebabkan pemegang saham minoritas yang merasa tidak terlindungi hak-haknya dengan kepemilikan saham yang kecil dan tersebar, sebagaimana pemegang saham publik, kesulitan untuk menuntut hak pemegang saham berupa dividen seiring meningkatnya EPS.

Bozeck (2007) dalam penelitiannya yang berjudul : “analyze the relation

between ownership concentration and corporate government practice of agroup of Canadian companies listed on the Toronto Stock Exchange” menengarai

mengenai hubungan antara konsentrasi kepemilikan saham dengan corporate

governance. Penelitian ini dilakukan untul menganalisis hubungan antara

konsentrasi kepemilikan saham minoritas tarhadap corporate government, yang dilakukan pada 244 perusahaan di Kanada dan telah terdaftar di Toronto stock

exchange pada tahun 2002. Secara keseluruhan, hipotesis yang diajukan adalah


(35)

pemegang saham minoritas berpengaruh negatif signifikan terhadap corporate

governance.

B. Pengertian Dividen

Menurut Sartono (1995 : 273) dividen merupakan bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham suatu Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Selain itu, dividen dapat juga berarti dana yang merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang diperoleh dari penghasilan atau dari penjualan suatu harta benda yang selanjutnya harus dibagikan atau didistribusikan kepada para pemegang saham.

Dividen merupakan aliran kas berupa imbalan yang dibayar perusahaan atau emiten kepada pemegang saham atau investor. Sunarto dan Kartika (2003) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba yang ditahan (retained earning) yang digunakan sebagai cadangan perusahaan.

1. Kebijakan Dividen dalam Praktik

a. Pada praktiknya perusahaan cenderung memberikan dividen dengan jumlah yang relatif stabil atau meningkat secara teratur. Kebijakan ini kemungkinan besar disebabkan oleh asumsi bahwa :

1) Investor melihat kenaikan dividen sebagai suatu tanda baik bahwa perusahaan memiliki prospek cerah, demikian sebaliknya. Hal ini membuat perusahaan lebih senang mengambil jalan aman yaitu tidak menurunkan pembayaran dividen.


(36)

2) Investor cenderung lebih menyukai dividen yang tidak berfluktuasi (dividen yang stabil).

b. Menjaga kestabilan dividen tidak berarti menjaga Dividend Payout

Ratio tetap stabil karena jumlah nominal dividen juga tergantung pada

penghasilan bersih perusahaan (EAT). Jika DPR dijaga kestabilannya, misalnya ditetapkan sebesar 50 % dari waktu ke waktu, tetapi EAT berfluktuasi, maka pembayaran dividen juga akan berfluktuasi.

c. Pada umumnya perusahaan akan menaikkan dividen hingga suatu tingkatan dimana mereka yakin dapat mempertahankannya dividen masa mendatang. Artinya jika terjadi kondisi yang terburuk sekalipun, perusahaan masih dapat mempertahankan pembayaran dividen – nya. d. Pada prakteknya ada perusahaan yang menggunakan model “residual

dividend” dimana dividen ditentukan dengan cara :

1) Mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan.

2) Mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri yang dibutuhkan untuk investasi. 3) Memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan

modal sendiri tersebut semaksimal mungkin. 4) Membayar dividen hanya jika ada sisa laba.

C. Pengertian Dividend Payout Ratio

Menurut Martono (2001:253) Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan earning per share (EPS). Sedangkan menurut Suad (2001 : 316) perusahaan hanya dapat membagikan


(37)

dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Menurut Sartono (2000 : 232) dividend payout ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibagikan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk prosentase. Semakin tinggi

dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak

perusahaan akan memperlemah Internal Financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan investor (para pemegang saham) tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat. Dividend payout ratio dapat diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Perusahaan uang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividend

payout ratio lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang

diperoleh turun. Untuk perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi (Martono 2001:253). Deviden pay

out ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Dividen per lembar saham DPR =

Laba per lembar saham

Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara DPS dengan EPS,

jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan dividend per share (DPS) terhadap pertumbuhan earning per share (EPS).


(38)

Menurut Ang (2005: 88) Rasio pembayaran dividen atau dividend payout

ratio melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen

kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikankan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan.

D. Dividen per Share (DPS)

Menurut Van Horne (2004) dividen saham hanyalah merupakan pembayaran saham tambahan saham biasa pada pemegang saham. Dividen saham tersebut tidak lebih dari rekapitulasi perusahaan, proporsi kepemilikan dari pemegang saham tetap tidak berubah. Secara teoritis, dividen saham bukan sesuatu yang menyangkut nilai bagi para investor. Investor menerima sertifikat saham tambahan tetapi kepemilikan proposional investor atas perusahaan tersebut tidak berubah. Harga pasar saham akan menurun secara proporsional sehingga nilai tunai saham mereka tetap sama. Apabila pemegang saham ingin menjual sahamnya untuk memperoleh penghasilan, maka dividen saham lebih memudahkan penjualan tersebut. Tentunya, tanpa dividen saham para pemegang saham dapat juga menjual sebagian saham yang dimiliki untuk memperoleh penghasilan.

Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan

pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau dividen saham Ang (1997). Dividen saham merupakan pembayaran tambahan saham


(39)

biasa kepada pemegang saham. Dividen saham hanya menunjukkan perubahan pembukuan dalam perkiraan ekuitas pemegang saham pada neraca perusahaan. Proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan tetap sama. Akuntansi membedakan dividen saham menjadi dividen saham persentase kecil dan dividen persentase besar (Van Horne dan Wachowicz Jr, 1998 : 21).

Menurut (Darmadji, 2001 : 55) dividen merupakan pembagian sisa laba perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dividen itu sendiri dalam bentuk tunai (cash

dividen) ataupun dividen saham (stock dividen). Sedangkan menurut Keown

(2000) kebijakan dividen perusahaan meliputi dua komponen dasar, yaitu : 1. Rasio Pembayaran Dividen

Rasio pembayaran dividen menunjukkan jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan. Contohnya, jika dividen per lembar saham adalah $2 dan pendapatan per saham adalah $ 4, rasio pembayaran adalah 50 persen ($2 : $4).

2. Stabilitas Dividen Sepanjang Waktu

Stabilitas dividen sama pentingnya pada investor dengan jumlah dividen yang diterima. DPS menggambarkan besarnya jumlah pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan pada para pemegang saham biasa. DPS bisa didapat dari rumus :

Jumlah dividen yang dibayarkan DPS =


(40)

Dengan merumuskan kebijakan dividen, manajer keuangan menghadapi

trade off. Dengan mengasumsikan manajemen sudah memutuskan berapa banyak

diinvestasikan dan memilih paduan hutang dan modalnya untuk mendanai investasi ini, keputusan untuk membayar dividen yang besar berarti secara simultan memutuskan untuk menahan sedikit laba, jikalau ada. Ini nantinya menghasilkan ketergantungan yang lebih besar pada pendanaan perusahaan, pembayaran dividen yang kecil akan berarti penahanan laba yang tinggi dengan lebih sedikit kebutuhan dana modal yang dihasilkan dari luar.

E. Earning (Laba)

Laba adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa laba, maka tidak akan ada perusahaan. Kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) yang juga mengacu pada frame work for the prepration

and the International Acounting (IASC) menyebutkan beberapa hal mengenai

penghasilan menurut (SAK, 1999:12) antara lain : Pada paragraf 69

Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (Return on

Investment) atau penghasilan per saham (Eraning per Share) unsur yang

langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.

Pada Paragraf 70

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama penambahan suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukkan atau


(41)

penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Defenisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains), pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, jasa (fees), bunga dividen, royalti dan sewa.

1. Pengertian Earning Per Share

Menurut Darmadji dan Hendy M (2001) pengertian earning per share atau EPS yaitu merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Untuk menganalisis penyebab perubahan EPS dapat digunakan analisis rasio laba (Fabozzi, 1999 : 386). Rasio laba menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas serta manajemen aktiva dan kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

Kenaikan earning per share dalam suatu perusahaan berarti menunjukkan peningkatan penjualan dan laba, dan sebaliknya apabila earning

per share menurun berarti penjualan / laba biaya yang terlalu besar sehingga

laba yang diperoleh juga rendah. Ang (1997 : 622) menyebutkan bahwa semakin besar dividen yang dibagikan maka EPS akan semakin kecil atau net


(42)

Jadi dapat disimpulkan earning per share (EPS) adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dipegangnya. Perhitungannya adalah laba bersih untuk satu tahun dibagi dengan jumlah rata-rata saham yang beredar selama tahun tersebut. EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Martono, 2001 : 255) :

Laba bersih setelah pajak EPS =

Jumlah saham yang beredar

F. Pengertian Corporate Governance

Shleiver dan vishny (1997) dalam Deni, Khomsiyah dan Rika (2004) mengemukakan bahwa corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas (outside investor/minority

shareholders) dari expropriation yang dilakukan oleh para manajer dan pemegang

saham pengendali (insider) dengan penekanan pada mekanisme legal. Deni, Khomsiyah dan Rika (2004) menyatakan pendekatan legal corporate governance memiliki arti bahwa mekanisme kunci dari corporate governance adalah proteksi investor eksternal (outside investor) baik pemegang saham maupun kreditor, melaui system legal, yang dapat diartikan dengan hukum pelaksanaannya.

Defenisi lainnya dinyatakan oleh Bozeck (2007) sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen perusahaan (direksi dan komisaris), pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta stakeholders yang lainnya yang berkaitan dengan hak dan


(43)

kewajiban masing-masing pihak Habsjah dalam artikelnya berargumen bahwa ada empat prinsip Corporate Governance yang meliputi :

1. Keadilan (Fairness) yang meliputi :

a) Perlindungan bagi seluruh hak pemegang saham b) Perlakuan yang sama bagi para pemegang saham 2. Transparansi (transparancy) yang meliputi :

a) Pengungkapan informasi yang bersifat penting b) Informasi harus disiapkan dan diaudit.

c) Penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efesien. 3. Dapat dipertanggungjawabkan (Accountability) yang meliputi :

a) Dewan direksi bertindak mewakili kepentingan perusahaan dan pemegang saham.

b) Penilaian yang bersifat independen terlepas dari manajemen c) Akses terhadap informasi secara akurat, relevan dan tepat waktu. 4. Pertanggungjawaban (responsibility) meliput i :

a) Menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak yang berkepentingan b) Para pihak yang berkepentingan harus mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka. c) Dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan

d) Jika diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai akses terhadap informasi yang relevan.


(44)

Dengan demikian, proteksi investor (perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas termasuk pemegang saham publik) adalah sebagai wujud pelaksanaan prinsip Fairness dalam Corporate Governance.

G. Pengertian Kepemilikan Saham Minoritas

Anjani (2007) berpendapat Pemegang saham dalam Perseroan dapat dikategorikan berdasarkan komposisi jumlah kepemilikan sahamnya maupun hak yang dimilikinya menjadi pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas. Kategori yang paling sering dipakai untuk membedakan pemegang saham dalam Perseroan adalah berdasarkan jumlah kepemilikan sahamnya. Selain berdasarkan jumlah kepemilikan sahamnya, yang membedakan pemegang saham mayoritas dengan minoritas adalah kemampuan untuk mengendalikan Perseroan, dimana pemegang saham walaupun secara komposisi pemilikan sahamnya tergolong kecil atau minoritas, namun ia dapat mengendalikan jalannya Perseroan sehingga dapat disebut sebagai pemegang saham mayoritas dalam hal pengendalian Perseroan.

Kepemilikan saham minoritas adalah jumlah kepemilikan saham individual oleh publik. Lesmana (2006) mendefenisikan kepemilikan saham minoritas secara rinci sebagai kepemilikan saham individual oleh pihak luar atau publik selain dari kepemilikan saham oleh manajer, institusi, pihak asing ataupun famili.

Manalu (2007) Pemegang saham Minoritas adalah pihak-pihak yang memiliki saham dalam suatu perusahaan dalam jumlah yang terbatas atau sedikit. Pada umumnya pemegang saham minoritas tidak memiliki kedudukan dalam perusahaan baik sebagai direksi maupun komisaris. Meski demikian pemegang


(45)

saham tetaplah bagian dari perusahaan yang juga memiliki hak-hak atas perusahaan, oleh karena itu pemegang saham minoritas perlu untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan maupun mengenai kondisi perusahaan yang sebenarnya, akan tetapi pada kenyatannya yang terjadi perusahaan seringkali memandang sebelah mata akan keberadaan pemegang saham minoritas dan melanggar hak-hak pemegang saham minoritas sehingga kepentingan dari pemegang saham minoritas tidak terlindungi. Hak-hak pemegang saham minoritas antara lain hak derivative, hak menuntut penyelenggaraan RUPS, hak penawaran atas saham serta hak untuk dapat menjual sahamnya kembali dengan harga yang wajar.

1. Undang-undang perlindungan Pemegang Saham.

Dengan diberlakukannya UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka setiap pemegang saham mempunyai hak satu suara, kecuali anggaran dasar menetukan lain. Pemegang saham mempunyai hak suara sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki (one share one vote) Dasar Hukum Pasal 84 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sehingga, dapat disimpulkan bahwa UU PT ini tidak membatasi kekuatan Pemegang saham dalam jumlah yang besar dalam perolehan hak suara yang didapat. Seperti yang tercantum dalam Pasal 54 KUHD berikut pasal-pasal yang terkait dengan perlindungan pemegang saham:

a) Pasal 3 tentang tanggung jawab pemegang saham. Berdasarkan Pasal 3 ayat 1 maka, Pemegang saham bertanggungjawab hanya sebatas setoran


(46)

atas seluruh saham yang dimiliki dan tidak sampai bertanggungjawab sampai harta pribadi dari pemegang saham

b) Pasal 60 ayat 4 tentang gadai saham. Adanya Prinsip perlekatan antara kepemilikan saham dengan hak suara, maksunya walupun saham telah digadaikan, maka hak suara tetap berada dalam pemgang saham bukan pemegang hak fidusia. Sehingga memberikan perjanjian tertentu yaitu voting agreement yang merupakan voting persetujuan oleh pihak pemegang saham yang dilakukan di dalam RUPS. Sehingga terdapat suatu perjanjian dalam pengaturan hak suara bagi pemegang saham. Hal ini membatasi kebebasan pemegang saham. Pemegang saham yang telah membuat suatu perjanjian hak suara dapat mengeluarkan suaranya sesuai dengan kehendaknya. Akibatnya, pemegang saham yang kecil-kecil dapat bersatu dan memberikan suara yang sama.

c) Pasal 61 tentang pengajuan gugatan oleh pemegang saham.Berdasarkan Ketentuan diatas, maka UU PT. memberikan perlindungan kepada para Pemegang Saham, jika merasa dirugikan, khususnya Pemegang Saham minoritas.

d) Pasal 62 tentang pembelian saham.Berdasarkan Pasal diatas dapat diketahui bahwa Pemegang saham minoritas dapat menjual saham kepada Persero jika Pemegang saham merasa Perseroan mengambil tindakan yang merugikan.

e) Pasal 88 tentang kuorum minimal.Dapat dilihat bahwa dalam UU No. 40 Tahun 2007 ini memberikan perlindungan hukum bagi pemegang saham untuk menentukan besar angka kuorum yang harus dilaksanakan, melihat


(47)

dari angka kuorum hak suara yang terpenuhi, bukan melihat jumlah kuorum pemegang saham yang terbanyak yang hadir dalam RUPS, sehingga terdapat hak kuorum minimal bagi pemegang saham khususnya minoritas.

f) Pasal 87 tentang forum keputusan rapat.Keputusan RUPS didasarkan pada jumlah suara yang terbanyak dalam menyetujui keputusan tersebut, bukan melihat jumlah lembar pemegang saham terbanyak.

g) Pasal 126 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan. Hak Pemegang Saham harus diperhaikan ketika terjadinya penggabungan, pengambilalihan, pemisahan Perseroan. Jika pemegang saham minoritas tidak menyetujui hasil dari RUPS tersebut, pemegang saham dapat mengajukan gugaan ke Pengadilan Negeri.

h) Pasal 138 tentang Pemeriksaan terhadap Perseroan. Adanya gugatan derivative bagi pemegang saham. Artinya pemegang saham dapat melakukan permohonan kepada Pengadilan Negeri agar melakukan intervensi keputusan yang diambil,dirasa merugikan pemegang saham minoritas.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa Perlndungan Pemegang Saham Minoritas masih dijamin dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, hanya saja ketentuan ini diserahkan kepada masing-masing Perseroan. Artinya apabila didalam anggaran dasar dapat dikecualikan mengenai hak dan kewajiban pemegang saham minoritas. Jika terjadi keruagian bagi Pemegang Saham minoritas dapat mengajukan gugatan Ke Pengadilan negeri tempat Perseroan berkedudukan.


(48)

H. Leverage

1. Pengertian Leverage

Perlu ditegaskan kembali bahwa leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap. Penggunaan asset (aktiva) tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham.

2. Financial Leverage.

Menurut (Weston dan Thomas, 1997:19), financial leverage adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivitasnya. Konsep financial leverage adalah rasio antara nilai buku seluruh hutang (debt=D) terhadap total aktiva (total asset=TA). Bila kita membahas Total Aktiva (TA) yang kita maksudkan adalah total nilai buku dari aktiva menurut catatan akuntansi.

Financial leverage dianggap menguntungkan apabila laba yang di peroleh

lebih besar dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut. Financial leverage di anggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut. Financial Leverage dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Total Hutang

Financial Leverage =


(49)

3. Hubungan financial leverage dengan earning per share

laba juga berdampak pada earning per share (EPS), yaitu apabila labanya naik maka earning per share (EPS) juga akan naik. Earning per share (EPS) merupakan hasil yang di peroleh pemegang saham untuk setiap lembar saham biasa yang beredar. Earning per share (EPS) merupakan hal yang diperhatikan oleh para calon investor sebab para calon investor dapat mengetahui berapa banyak laba yang bisa di peroleh atas kepemilikan sahamnya pada perusahaan tersebut. Pihak manajemen perusahaan mengunakan financial leverage dengan tujuan agar labanya menjadi meningkat, dengan meningkatnya laba maka earning per share (EPS) akan meningkat pula. Apabila pihak manajemen bisa mengelola dengan baik

financial leveragenya agar dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan

sehingga return yang diterima per lembar sahamnya menjadi meningkat maka itu akan menjadi suatu bahan untuk pengambilan keputusan bagi para calon investor agar bersedia menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut.

I. Hubungan Proteksi Investor, Kepemilikan saham minoritas dan Dividend

Payout Ratio

Lesmana (2006) berargumen bahwa proteksi investor berasosiasi dengan

dividend payout yang lebih tinggi dan sebaliknya pemegang saham yang

merasa terproteksi dengan baik akan bersedia menerima pembayaran dividen yang lebih rendah dan tingkat reinvestasi yang tinggi dari perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi karena adanya keyakinan investasi


(50)

tersebut akan menghasilkan dividen yang lebih tinggi, Konsekuensinya adalah ketika proteksi investor baik, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi seharusnya memiliki dividend payout yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah. Hal ini akan berbeda ketika kondisi yang ada berupa proteksi investor yang lemah. Hubungan antara

dividend payout dan pertumbuhan tidak perlu diharapkan terjadi demikian

karena pemegang saham berusaha untuk mendapatkan apa yang mungkin mereka peroleh secepatnya, meskipun hasil yang mereka peroleh tidak begitu banyak. Dengan kata lain, ketika proteksi terhadap investor lemah, pemegang saham lebih memilih menerima dividen tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu bertumbuh atau tidak.

J. Hubungan antara Earning (Laba) dan Dividen Payout ratio

Earning (laba) mengisyaratkan proxy kuatnya kemampuan perusahaan

dalam membayarkan dividen, earning (laba) juga menyajikan proxy yang efektif terhadap permanent earning untuk meningkatkan inovasi variable yang berisi informasi tentang future earning (laba) yang positif memberikan indikasi bahwa pihak manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik, dan sebagai hasilnya ada sebagian pendapatan yang dibayarkan kepada investor sebagai dividen.

Perusahaan akan menaikkan dividen ketika manajemen percaya bahwa

earning (laba) telah meningkat secara permanen. Dengan demikian dijelaskan

bahwa selama earning (laba) perusahaan besar, perusahaan diharapkan membayar dividen lebih besar sebagai signal tentang prediksi membaiknya


(51)

nilai perusahaan, sedangkan penurunan dividen dapat dipahami sebagai berita yang tidak baik. Manajer hanya akan menurunkan pembayaran dividen ketika mempunyai pilihan lain, seperti ketika kesehatan financial perusahaan yang semakin memburuk, dan tidak ada jalan keluar yang baik. Akibatnya reaksi pasar terhadap penurunan dividen akan terjadi dengan menurunnya harga saham perusahaan.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Litner, bahwa perusahaan akan menaikkan dividen hanya ketika manajemen percaya earning (laba) telah meningkat secara permanen.


(52)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.

Objek penelitian yang dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Akhir tahun 2008 perusahaan manufaktur adalah 137, terbagi dalam 18 kelompok. Hasil ringkas dapat dilihat di Tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1

Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008

No Jenis Usaha Jumlah Persen

1 Food and Baverage 20 14.60

2 Tubacco Manufactures 4 2.92

3 Textile and Garment 21 15.33

4 Lumber and Woods Products 5 3.65

5 Paper and Allied Products 5 3.65

6 Chemical and Allied Product 8 5.84

7 Adhesive 4 2.92

8 Plastics and Glass products 13 9.49

9 Cement 3 2.19

10 Metal and Allied Products 11 8.03

11 Fabricated Metal Products 2 1.46

12 Stone, Clay, Glass and Concrete Products 4 2.92

13 Cable 6 4.38

14 Electronic and Office Equipment 5 3.65

15 Automotive and Allied Products 11 8.03

16 Photographic Equipment 3 2.19

17 Pharmaceuticals 9 6.57

18 Consumer Goods 3 2.19

Total 137 100.00

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jenis usaha yang jumlahnya terbesar dalam kelompok usaha manufaktur adalah kelompok usaha Textille and


(53)

Garment yakni sebanyak 21 perusahaan dengan tingkat persententase sebesar 15.33% kemudian diikuti oleh kelompok usaha Food and Beverage yang berjumlah 20 perusahaan dengan tingkat persentase sebanyak 14.60 %. Selanjutnya adalah kelompok usaha Automotive and Allied Products dan kelompok usaha Metal and Allied Product yaitu berjumlah 11 perusahaan. Dengan tingkat persentase sebesar 8.03 % untuk tiap perusahaan. Sedangkan jumlah jenis usaha yang paling sedikit adalah Fabricated Metal Products yang berjumlah 2 perusahaan dengan tingkat persentase sebesar 1.46%.

B. Distribusi Dividen Payout Ratio Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 Tabel 3.2

DPR Perusahaan Manufaktur di BEI Tertinggi dan Terendah Tahun 2008

Dividend Payout ratio

Tertinggi Terendah

3.37 -0.03

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan hasil penelitian pada lampiran, diketahui bahwa dividend

payout ratio (DPR) tertinggi yang dimiliki perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2008 dicapai oleh PT. Alumindo Light Metal Inds, Tbk yakni sebesar 3.37 dan terendah dicapai oleh PT. Gajah Tunggal, Tbk sebesar (0.03). DPR yang diperoleh PT. Gajah Tunggal bernilai negatif dikarenakan perusahaan mengalami kerugian pada tahun 2008. Sedangkan pada PT.Alumindo Light Metal Inds, Tbk memiliki DPR yang tinggi disebabkan pembayaran dividen per saham perusahaan jauh lebih besar di bandingkan laba per sahamnya.

Untuk lebih jelasnya DPR yang dimiliki perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2008 dapat disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut :


(54)

Tabel 3.3

Distribusi Dividen Payout Ratio Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 No DPR Jumlah Persen (%)

1 -0.03 – 0.53 44 74.58

2 0.54 – 1.09 12 20.34

3 1.10 – 1.66 1 1.69

4 1.67 – 2.23 0 0

5 2.24 – 2.80 0 0

6 2.81 – 3.37 2 3.39

Total 59 100

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa sebahagian besar perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 membagikan DPR nya antara -0.03 -0.53 yakni sebanyak 44 perusahaan atau 74.5%.

C. Distribusi Kepemilikan Saham Minoritas Perusahaan Manufaktur Tahun 2008

Tabel 3.4

Kepemilikan Saham Minoritas Perusahaan Manufaktur di BEI Tertinggi dan Terendah Tahun 2008

Kepemilikan Saham Minoritas

Tertinggi Terendah

49.89 1.86

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan hasil penelitian pada lampiran, diketahui kepemilikan saham minoritas tertinggi yang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan terendah dimiliki oleh PT. Apexindo Pratama Duta, Tbk yakni sebanyak 1.86%.

Untuk lebih jelasnya DPR yang dimiliki perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2008 dapat disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut :


(55)

Tabel 3.5

Distribusi Kepemilikan Saham Minoritas Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 No

Kepemilikan Saham Minoritas

Jumlah Persen (%)

1 1.86 – 9.87 7 11.86

2 9.88 – 17.89 14 23.73

3 17.90 – 25.91 15 25.42

4 25.92 – 33.93 8 13.56

5 33.94 – 41.95 6 10.17

6 41.96 – 49.97 9 15.25

Total 59 100

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, untuk jumlah kepemilikan saham minoritas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sebahagian perusahaan memiliki kepemilikan saham minoritas antara 17.90% - 25.91% adalah sebanyak 15 perusahaan atau 25.42%. Kepemilikan antara 33.94% - 41.95% yang merupakan kepemilikan yang paling sedikit yakni hanya 6 perusahaan atau 10.17%.

D. Distribusi Financial Leverage Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 Tabel 3.6

Financial Leverage Perusahaan Manufaktur di BEI

Tertinggi dan Terendah Tahun 2008 Kepemilikan Saham Minoritas

Tertinggi Terendah

1.485 0.038

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan hasil penelitian pada lampiran menunjukkan bahwa FL tertinggi pada tahun 2008 dimiliki oleh PT. Malindo Feedmil, Tbk yakni sebesar 1.485 dan terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk yakni sebesar 0.038.


(56)

Untuk lebih jelasnya DPR yang dimiliki perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2008 dapat disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut :

Tabel 3.7

Distribusi Financial leverage Perusahaan Manufaktur Tahun 2008 No DPS Jumlah Persen (%)

1 0.038 – 0.279 18 30.50 2 0.280 – 0.521 17 28.81 3 0.522 – 0.763 19 32.20

4 0.764 – 1.005 2 3.39

5 1.006 – 1.247 1 1.69

6 1.248 – 1.488 2 3.39

Total 59 100

Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, untuk besarnya jumlah financial leverage yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008, sebahagian besar perusahaan memiliki FL antara 0.522 – 0.763 yakni sebanyak 19 perusahaan atau 32.20%. Sedangkan perusahaan yang memiliki FL antara 1.006 – 1.247 hanya 1 perusahaan atau 1.69%.


(57)

De scri ptive Statistics

59 -.03 3.37 .4556 .60917

59 1.86 49.89 24.8537 12.93235

59 .04 1.49 .4723 .28437

59 DP R

Kepemilikan_S aham_ Minorit as

financial_Leverage Valid N (lis twis e)

N Minimum Maximum Mean St d. Deviat ion

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karateristik dari data. Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data, yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas dan Financial

Leverage terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008.

Analisis ini menjelaskan karakteristik target populasi terutama mencakup

mean, standar error, nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai maksimum serta

standar deviasi.

Tabel 4.1

Sumber : Hasil Penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari (variabel independen) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu penelitian selama 1 tahun yakni tahun 2008 memiliki sampel sebanyak 59 perusahaan. Nilai paling kecil (minimum)


(58)

untuk dividend payout ratio (DPR) adalah -0.3, Kepemilikan saham minoritas 1.86, dan untuk financial leverage 0.4. Sedangkan untuk nilai paling besar (maksimum) untuk dividend payout ratio (DPR) adalah 3.37, kepemilikan saham minoritas 49.89, dan financial leverage 1.49. Nilai tengah (mean) yang dihasilkan pada tabel 4.1 di atas untuk DPR adalah 0.4556, Kepemilikan saham minoritas 24.8537, dan untuk financial leverage adalah 0.4723. Untuk Standar deviasi pada hasil penelitian ini adalah 0.60917 untuk dividend payout ratio (DPR), kepemilikan saham minoritas 12.93235, dan untuk financial leverage adalah 0.28437.

B. Uji Asumsi Satatistik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan hasil gambar output SPPS normal P-P plot yang menunjukkan sebaran data penelitian, suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang mengikuti dan searah dengan garis diagonal, namun seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal, padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.


(59)

Regression Standardized Residual0 2 4 -2

Frequency

25 20 15 10

5

0

HistogramDependent Variable: DPR

Mean =-2.02E-16฀Std. Dev. =0.983฀

N =59

Gambar 4.1 histogram Uji Normalitas Sumber : Hasil Penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan Gambar 4.1 histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normalhal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.


(60)

Observed Cum Prob0.40.60.81.0 0.2 0.0

Expect

ed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent Variable: DPR

Gambar 4.2 P.Plot uji normalitas Sumber : Hasil penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan Gambar 4.2 normal P-Plot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data sisepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (1 sample KS) dengan melihat residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.


(61)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 59 .0000000 .55599049 .172 .172 -.115 1.324 .060 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Tabel 4.2

Sumber : Hasil Penelitian yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0.060 dan di atas nilai signifikan 0.05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal sehingga penelitian layak untuk dilanjutkan.

2. Uji Multikolinearitas

Penelitian yang mengandung Multikolinearitas akan berpengaruh terhadap hasil penelitian sehingga penelitian tersebut menjadi tidak berfungsi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas berdasarkan nilai Tolerence dan VIF. Nilai Tolerence untuk semua variabel independen lebih besar dari 0.10. Rule of thumb yang digunakan untuk untuk menentukan bahwa nilai tolerance tidak berbahaya terhadap gejala Multikolinearitas adalah 0.10. Dari nilai VIF diketahui bahwa VIF semua variabel independen kurang dari 10. Rule of

thumb yang digunakan untuk menentukan bahwa nilai VIF tidak berbahaya adalah


(62)

Coefficientsa

.340 .191 1.783 .080

-.011 .006 -.227 -1.837 .071 .976 1.025

.808 .264 .377 3.054 .003 .976 1.025

(Constant)

Kepemilikan_Saham_ Minoritas

Financial_Leverage Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: DPR a.

Tabel 4.3

Sumber : Hasil Penelitian yang diolah (2009)

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, nilai TOL untuk semua variabel independen lebih besar dari 0.10. Rule of thumb yang digunakan untuk menetukan bahwa nilai TOL tidak berbahaya terhadap gejala multikolinearitas adalah 0.10. Dari tabel yang sama diketahui juga nilai VIF semua variabel independen dalam penelitian ini kurang dari 10. Semakin tinggi nilai VIF maka semakin tinggi kolinearitas antar variabel independen. Dengan demikian, nilai TOL dan VIF menunjukkan tidak terdapat multikolinearitas yang berbahaya dalam model penelitian ini sehingga penelitian layak dilanjutkan.

3. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan durbin Watson (DW) statistik, sebagai rule of thumb nilai d yang menunjukkan gejala autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak ada autokorelasi adalah :


(1)

Kurniawan, M Dudi dan Nur Indriantoro. 2000. The Role of Disclosure in

Strengthening Corporate Governance and Accountability, The Second

Asian Roundtable on Corporate Governance, Hong Kong 31 May – 2

June.

Lesmana, M Adi. 2006. Analisis Hubungan antara Kepemilikan Saham

Minoritas dan Dividend Payout Ratio dengan Laba sebagai Variabel

Pemoderasi. Skripsi, Universitas Islam Indonesia (dipublikasikan)

Manalu, Tulus Monang. 2007. Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, Hak

dan Kewajiban Pemegang Saham Minoritas, USU e-Repository.

MG Kentris, Indarti dan muhammad Yusuf Ariyanto. 2005. Analisis Kebijakan

Dividen,Pendanaan, Asimetri Informasi pada Perusahaan Tumbuh

dan Tidak Tumbuh, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 12, No 1, Maret.

Sartono, Agus. 2001. Kepemilikan Orang Dalam (Insider Ownership), Utang

dan Kebijikan Dividen: Pengujian Empirik Teori Keagenan (Agency

Theori), Jurnal Siasat Bisnis, Vol 2, No 6.

TB. M. Nazmudin Sutawinangun. 2009. Perlindungan Investor dan

Government Governance,

www.fcgi.or.id

.

Tjager, I.N, Alijoyo, A., Djemat, H. R., dan Soembodo, B. 2003. Mastering

Corporate Governance : Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas

Bisnis Indonesia, Jakarta : PT Prenhallindo.

Zaenal, Arifin. 2004. Solusi Masalah Agensi Perusahaan Publik di Indonesia:

Pendekatan Game Modeling dan Pendekatan Positif Empiris, Jurnal

siasat Bisnis, Vol 1, No 9, Juni.


(2)

Dwi Winda Sari : Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas Dan Financial Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008), 2010.


(3)

De scri ptive Statistics

59 -.03 3.37 .4556 .60917 59 1.86 49.89 24.8537 12.93235 59 .04 1.49 .4723 .28437 59

DP R

Kepemilikan_S aham_ Minorit as

financial_Leverage Valid N (lis twis e)

N Minimum Maximum Mean St d. Deviat ion

Regression Standardized Residual0 2 4 -2

Frequency

25 20 15 10

5

0

HistogramDependent Variable: DPR

Mean =-2.02E-16฀Std. Dev. =0.983฀


(4)

Dwi Winda Sari : Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas Dan Financial Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008), 2010.

Observed Cum Prob0.40.60.81.0 0.2 0.0

Expect

ed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent Variable: DPR

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

59 .0000000 .55599049 .172 .172 -.115 1.324 .060 N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(5)

Coefficientsa

.340 .191 1.783 .080

-.011 .006 -.227 -1.837 .071 .976 1.025 .808 .264 .377 3.054 .003 .976 1.025 (Constant)

Kepemilikan_Saham_ Minoritas

Financial_Leverage Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: DPR a.

Model Summ aryb

.409a .167 .137 .56583 1.850 Model

1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate

Durbin-W atson Predic tors: (Constant), Financial_Leverage, Kepemilikan_Saham_ Minorit as

a.

Dependent Variable: DP R b.

Regression Standardized Predicted Value0 2 4

-2

Regressi

on Student

ized Residual

4

2

0

-2


(6)

Dwi Winda Sari : Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas Dan Financial Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008), 2010.

Variables Entered/Removedb

financial_ Leverage, Kepemilik an_ Saham_ Minoritasa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: DPR b.

Model Summ aryb

.409a .167 .137 .56583 Model

1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate Predic tors: (Constant), financial_Leverage,

Kepemilikan_S aham_Minoritas a.

Dependent Variable: DPR b.

ANOV Ab

3.594 2 1.797 5.613 .006a

17.929 56 .320

21.523 58 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), financial_Leverage, K epemilik an_S aham_Minoritas a.

Dependent Variable: DP R b.

Coefficientsa

.340 .191 1.783 .080

-.011 .006 -.227 -1.837 .071

.808 .264 .377 3.054 .003

(Constant) Kepemilikan_Saham_ Minoritas financial_Leverage Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: DPR a.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 97

Pengaruh Analisis Fundamental terhadap Dividend Payout Ratio dan Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 61 137

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 78 102

Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2007-2010

0 64 58

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan Dan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 24 156

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia

0 26 103

Pengaruh DPR (Dividend Payout Ratio), Earning Growth, ROI (Return On Investment) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 63 92

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)

0 31 78

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 47 96