2.4 Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya aset yang dimiliki suatu perusahaan. Ukuran perusahaan umumnya dinilai dari total aset yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Ashari et al.1994 menyebutkan bahwa perusahaan yang berukuran besar akan lebih cenderung untuk melakukan praktik perataan laba
dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan besar cenderung mendapatkan perhatian yang lebih besar dari analis, investor, maupun pemerintah
dibandingkan perusahaan kecil. Untuk itu perusahaan besar diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis, sebab kenaikan laba akan
menyebabkan bertambahnya pajak. Sebaliknya penurunan laba yang drastis akan memberikan image yang kurang baik. Oleh karena itu, perusahaan besar
diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan praktik perataan laba Nasser dan Herlina, 2003. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
Budiasih 2007 yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba.
Dari uraian tersebut maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah :
H
1
: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba
2.4.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Praktik Perataan Laba
Profitabilitas perusahaan menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba. Profitabilitas dalam penelitian ini
diukur dengan return on asset yaitu perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aset perusahaan. Profitabilitas merupakan faktor yang diduga dapat
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi perataan laba, karena tingkat keuntungan terkait langsung dengan obyek perataan laba Ashari et al., 1994. Menurut Carlson dan Bathala, dalam
Aji dan Mita 2010, tingkat profitabilitas perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba. Hal ini dikarenakan tingkat profitabilitas
yang semakin tinggi akan mengakibatkan tingginya harapan dari regulator dan masyarakat kepada perusahaan tersebut untuk memberikan kompensasi kepada
mereka berupa pembayaran pajak kepada regulator dan program sosial kepada masyarakat. Laba yang terlalu tinggi akan meningkatkan pajak yang harus
dibayar, sebaliknya penurunan laba yang terlalu rendah akan memperlihatkan bahwa kinerja manajemen tidak bagus. Oleh sebab itu, ada kemungkinan
manajemen membuat laba yang dilaporkan tidak berfluktuasi dengan cara melakukan perataan laba untuk menghindari pembayaran pajak yang tinggi. Hasil
penelitian Ashari et al.1994, Sherlita dan Kurniawan 2013, dan Budiasih 2007 menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap praktik
perataan laba. Dari uraian tersebut maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah :
H
2
: Profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba
2.4.3 Pengaruh Financial Leverage terhadap Praktik Perataan Laba
Financial leverage diukur dengan perbandingan antara total kewajiban atau utang dengan total aset. Menurut Sartono 2001 dalam Budiasih 2007
financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko
yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang
Universitas Sumatera Utara
semakin tinggi. Dengan menggunakan asumsi bahwa investor atau pihak kreditur adalah risk averse menghindari atau menolak risiko, maka investor atau kreditur
akan enggan menanamkan modal atau meminjamkan dananya bila perusahaan yang bersangkutan memiliki rasio leverage yang besar Narsa dkk, 2003. Dengan
adanya kondisi tersebut, manajemen perusahaan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Subhekti 2008 yang
menunjukkan bahwa variabel financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Dari uraian tersebut maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah :
H
3
: Financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba
2.4.4 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Praktik Perataan Laba