sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana 2009 yang hanya menggunakan DPS sebagai variabel independen yang kesemuanya memiliki hasil
berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2.
Apakah dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah earning per share dan dividend per share secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share terhadap harga saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.
Untuk mengetahui pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi perusahaan dan penliti lainnya.
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan
dengan teori yang ada. 2.
Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di
dalam melakukan penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas
setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut Husnan 2002:303, menyebutkan bahwa
sekuritas saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Sedangkan, menurut Tandelilin 2001:18 “saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”
Jadi, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas PT, dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis-jenis Saham
Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1 Saham atas unjuk bearer stock
Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus
berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
2 Saham atas nama registered stock
Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta
gantinya. Sedangkan, berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham
juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1
Saham biasa
Universitas Sumatera Utara
Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang
paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek. Bodie et al. 2002:97, menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan
atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan diumumkan kepada masyarakat.” Pemilik berhak menentukan apakah akan
menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan. 2
Saham preferen Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian
laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang
memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin
2001:12 “saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga dan obligasi, tetapi juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor”.
c. Keuntungan Pembelian Saham
Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham
memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu pembagian dividen dan kenaikan harga saham capital gain.
Universitas Sumatera Utara
Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk
dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih
harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.
d. Risiko Kepemilikan Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:13, ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak
mendapat dividen dan mengalami capital loss. 1
Tidak mendapat dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian,
potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2 Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang
dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk
menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual
sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian cut loss.
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu:
1 Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka otomatis saham
perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang
saham obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan
dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2 Saham di-delist dari bursa
Risko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja
yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak
membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan
efek di bursa.
3 Saham dihentikan sementara suspensi
Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu
saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual
sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan,
dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas
bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai
kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan
yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah
didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan
kembali seperti semula.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus
mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal
Universitas Sumatera Utara
dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain adalah:
• laba perusahaan,
• pertumbuhan aktiva tahunan,
• likuiditas,
• nilai kekayaan total,
• penjualan
Sementara itu, faktor eksternalnya adalah: •
kebijakan pemerintah dan dampaknya, •
pergerakan suku bunga, •
fluktuasi nilai tukar mata uang, •
rumor dan sentimen pasar, •
penggabungan usaha business combination.
2. Earning Per Share
Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per Share EPS.
Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba bersih harus
dikurangi dengan dividen saham preferen untuk menentukan jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen saham preferen pada struktur modal perusahaan, maka earning per share
dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earning per share adalah indikator yang baik
untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan
yang besar untuk tiap lembar sahamnya. Rasio earning per share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang
merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat. Menurut Aliminsyah dan Padji 2005:62, “earning per share
adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan.” Angka ini dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham
yang beredar. EPS dirumuskan sebagai berikut:
Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi
perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila
terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau obligasi konvertibel, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah
saham beredar.
Universitas Sumatera Utara
Arti earning per share bagi perusahaan sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam
perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon
investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.
3. Dividend Per Share
Menurut Warren 1999:122, “dividend per share merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.”
Sedangkan menurut Riyanto 1995:269, “dividend per share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham
dari keuntungan tiap lembar saham.” Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun investor
untuk menilai keuangan suatu perusahaan. Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar
laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang
Universitas Sumatera Utara
dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share DPS dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena
investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan
pembagian pendapatan earning antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan
yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.
4. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan
bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih
baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto
Universitas Sumatera Utara
2002:12, yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Sedangkan, menurut Sartono 2001:70 “harga pasar saham terbentuk
melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.” Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke
waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan
permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.
b. Analisis terhadap Harga Saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati
menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset
perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu
analisis teknikal technical analysis dan analisis fundamental fundamental analysis.
1 Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan
menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu saham akan
Universitas Sumatera Utara
ditentukan oleh penawaran supply dan permintaan demand terhadap saham tersebut.
Menurut Widoatmodjo 2005:77, “analisis teknikal merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan
harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis teknikal
mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan
harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis
dengan menggunakan grafik atau program komputer. Dengan mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan
harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan, serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan
keluar pasar. 2
Analisis fundamental Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo 2007:263 menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya
merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas laporan keuangan.” Sedangkan menurut Darmadji 2006:189,
“analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
Universitas Sumatera Utara
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”.
Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai
suatu saham. Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di
masa yang akan dengan 1 mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan 2 menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator
yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau
pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi
pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan
melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal tetapi juga
faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham.
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Penelitian
Variabel Bebas
Uraian
Nurmala 2006
Pengaruh Kebijakan Dividen
terhadap Harga Saham
Perusahaan- perusahaan
Otomotif di Bursa Efek Jakarta
Earning per share dan
dividend per share.
Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut
tahun 1996-2000. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan
pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan
dividen earning per share dan dividend per share yang
diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi
harga saham perusahaan.
Raymond 2007
Analisis Pengaruh Dividend Per
Share dan Eearning Per
Share terhadap Harga Saham pada
PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Periode 2002-2006
Dividend per share
dan earning per share.
Raymond menganalisis pengaruh dividend per share dan earning
per share terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. periode 2002- 2006. Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat
disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut
mempunyai hubungan yang kuat terhadap harga saham PT.
Telekomunikasi Tbk.
Denny Pengaruh dividend
Dividend Hasil penelitian menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
2008 per share dan
return on equity terhadap Harga
Saham pada lima perusahaan
pertambangan. per share
dan return on equity.
bahwa dividend per share dan return on equity berpengaruh
signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara
simultan.
Liestyana 2008
Pengaruh Return On Equity ROE
dan Earning Per Share EPS
terhadap Harga Saham pada
Industri Barang Konsumsi
Earning per share dan
return on equity.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on equity secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
sedangkan earning per share secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua
variabel tersebut, return on equity dan
dividend per share berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saha. Silvana
2009 Pengaruh Dividend
per share terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Barang Konsumsi yang Go
Public Dividend
per share. Hasil penelitian menunjukkan
variabel independen yaitu dividend per share mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu
harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.
C. Kerangka Konseptual