Produk Domestik Regional Bruto PDRB

43 Sedangkan etnis Batak Toba masuk ke wilayah Simalungun akibat kebijakan pemerintah colonial Belanda untuk mempekerjakan etnis tersebut di bidang pertanian untuk menambah persediaan bahan makanan mereka karena jumlah pekerja yang berasal dari etnis Simalungun tidak mencukupi.Di samping itu, masuknya etnis Batak Toba juga dikarenakan kedekatan wilayah dan juga besarnya potensi wilayah seperti tingkat kesuburan tanah yang lebih tinggi daripada yang terdapat di wilayah Tapanuli Utara dan Samosir sebagai daerah asal etnis Batak Toba. Sedangkan etnis lain yang masuk ke Simalungun lebih dikarenakan adanya kedekatan wilayah geografi Simalungun dengan wilayah asal mereka disamping adanya motivasi untuk mengubah nasib melalui budaya merantau yang dimiliki sub-sub etnis Batak pada umumnya.

II.5. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Secara umum kondisi perekonomian suaatu wilayah dapat digambarkan melalui Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Dengan menggunakan PDRB akan diketahui pertumbuhan ekonomi wilayah, struktur perekonomian wilayah dan pendapatan perkapita penduduk. Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan harga konstan dan harga berlaku. Tabel II.7. PDRB Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Jutaan Rupiah No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 1. Pertanian 1.287.248,02 1.353.004,17 1.404.330,36 2. Penggalian 922,29 990,88 1.015,05 Universitas Sumatera Utara 44 3. Industri 353.295,87 358.518,52 369.178,20 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5.292,80 5.491,59 5.578.79 5. Bangunan 24.919,85 28.191,09 31.037,52 6. Perdagangan 139.362,15 149.855,73 158.957,80 7. Pengangkutan 64.732,24 70.365,00 72.527,21 8. Bank dan Lembaga Keuangan 39.894,32 42.321,00 45.346,79 9. Jasa-jasa 118.561.23 123.102,35 135.966,63 Jumlah 2.034.034,77 2.131.853,43 2.223.940,36 Sumber : PDRB Kabupaten Simalungun, 2012 Tabel II.8. PDRB Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Jutaan Rupiah No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 1. Pertanian 2.249.982,15 2.588.006,37 2.807.066,44 2. Penggalian 1.456,86 1.704,05 2.030,20 3. Industri 696.158,85 721.599,60 763.700,91 4. Listrik, Gas dan Air Minum 9.265,33 10.101,88 10.513,42 5. Bangunan 51.114,74 69.137,30 76.879,23 6. Perdagangan 291.148,45 349.510,34 380.384,78 7. Pengangkutan 103.728,20 119.025,87 124.358,50 8. Bank dan Lembaga Keuangan 53.402,52 58.854,53 65.250,28 9. Jasa-jasa 240.043,32 292.749,26 352.867,74 Jumlah 3.706.299,53 4.210.693,14 4.598.397,18 Sumber :PDRB Kabupaten Simalungun, 2012 Universitas Sumatera Utara 45 Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun secara umum mengalami peningkatan secara konstan walaupun tidak secara signifikan.Seluruh lapangan usaha memperlihatkan peningkatan kontribusi bagi perekonomian daerah.Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi yang didasarkan atas dasar harga berlaku juga menunjukkan peningkatan.Peningkatan ini dibarengi dengan angkatan kerja yang terserap pada masing-masing lapangan usaha.Jadi pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada masing-masing lapangan usaha telah mampu menyerap angkatan kerja secara seimbang. Khusus mengenai lapangan usaha pertanian, yang memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun, telah ditetapkan sebagai salah satu bidang yang dimasukkan ke dalam Rencana Strategis Kabupaten Simalungun disamping bidang perkebunan dan pariwisata.Ketiga bidang ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan PAD yang secara langsung berpengaruh pada penyusunan APBD. Universitas Sumatera Utara 46

BAB III ANALISIS ALASAN TERBENTUKNYA TIM PENOLAK PEMEKARAN

SIMALUNGUN TPS III.1. Ketimpangan Pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. Suatu kewajaran jika daerah kaya sumber daya alam, mengusulkan pemekaran daerah, karena mereka ingin menikmati hasil kekayaan alamnya yang melimpah. Namun jika yang mengusulkan pemekaran adalah daerah miskin sumber daya alam dan PAD, maka bagian terbesar dari APBD berasal dari pemerintah pusat. Daerah baru hanya menjadi benalu, yang hanya akan menghisap dana dari pemerintah pusat. Pemekaran daerah miskin hanya mengharapkan dana perimbangan dari pusat ke daerah. Baik berupa, Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, dan sebagainya. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan, karena walau bagaimanapun kemandirian suatu daerah haruslah tetap diupayakan. Karena porsi terbesar dari dana perimbangan tersebut berasal dari sektor pertambangan, yang semakin hari cadangannnya akan semakin menipis, sehingga suatu hari nanti tidak bisa lagi dijadikan sumber pemasukan negara. Kebijakan pemekaran daerah memberi dampak luar biasa bagi kelangsungan penyelenggaraan otonomi daerah, karena ekses yang ditimbulkan begitu berpengaruh, memberikan dampak besar, tricle down effect, efek rembesan yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat, karena bertambahnya alokasi Universitas Sumatera Utara