Teori Konflik Konsep dan Kerangka Teori

13

I.5.2. Teori Konflik

Konflik elit dapat dipahami dari berbagai dimensi untuk melihat faktor penyebab, motif kepentingan politiknya. Pertama, dari segi pengertiannya konflik diartikan sebagai pertentangan yang terbuka antara kekuatan-kekuatan politik yang memperebutkan kekuasaan sehingga dapat dilihat oleh orang luar.Pengertian konflik disini merujuk pada hubungan antara kekuatan politik Kelompok dan Individu yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan. 8 Kedua, sasaran-sasaran yang tidak sejalan sesungguhnya menunjukkan adanya perbedaan kepentingan. Karena itu, kepentingan dapat digunakan sebagai cara untuk melihat perbedaan motif diantara kelompok yang saling bertentangan, naik dalam sebuah kelompok yang kecil maupun didalam suatu kelompok yang besar. Perbedaan kepentingan setidaknya akan menunjukkan motif mereka berkonflik. Menurut Dumholf, motivasi seseorang untuk merebut kekuasaan, selain dia ingin berkuasa mereka juga meninginkan uang, jaringan dan investasi strategis. 9 Menurut Lawang, konflik diartikan Sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dimana tujuan mereka berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan ekonomi, politik, sosial dan budaya yang relatif terbatas. Konflik dapat terjadi pada setiap individu dan kelompok dalam 8 SN. Kartikasari Penyunting, Mengelola Konflik : Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak, Jakarta : The British Council, 2000 hal 4. 9 http:www2.titc.ttu.eduschneiderdev.sem5325-16-conflict.htm Universitas Sumatera Utara 14 masyarakat, yang menuntut adanya menyelesaikan. Setiap orang sudah dapat dipastikan pernah mengalami konflik, tidak terkecuali Anda, baik konflik secara pribadi maupun kelompok. Konflik pribadi dapat terjadi antar individu atau dalam diri sendiri. Perbedaan pandangan atau kepentingan atau pendapat dapat menjadi pemicu bagi munculnya konflik pribadi. Konflik yang terjadi dalam diri individu dapat muncul manakala terdapat perbedaan antara idealisme yang dimilikinya dengan kenyataan. Konflik yang terjadi antara individu dengan individu, misalnya konflik di antara sesame teman di sekolah. Konflik antara individu dengan kelompok 10 1. Dimensi Budaya . Adapun sunber-sumber konflik di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut: a Masih berkembangnya ideologi Primordialisme Suku, Agama, Ras. b Masyarakat masih melihat golongan lain dengan kacamata stereotype menggeneralisasikan sifat-sifat suatu suku, agama, bangsa, dan sebagainya tanpa alasan yang rasional. c Stock of knowledge sebagian masyarakat sudah terlanjur terbentuk melalui sosialisasi didalam keluarga, sekolah dan sebagainya. Apabila stock of knowledge ini merugikan perlu dilakukan gerakan de-edukasi secara meluas dan mendasar. d Sistem kepercayaan sering menjadi sumber konflik, tetapi bisa juga merupakan basis moral anti konflik dan kekerasan. 10 Johnson, Doyle P diterj. Robert M.Z.Lawang, Teori Sosiolodi Klasik Modern,1990, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,Hal.89. Universitas Sumatera Utara 15 e Ideologi Negara dapat dijadikan landasan solidaritas bangsa. 2. Dimensi Sosial a Kesenjangan sosial bukan saja antar individu tapi juga golongan dan daerah, sehingga menyulitkan terbentuknya solidaritas yang berskala nasional sebaliknya cenderung mengobarkan tribalisme. b Sistem sosialisasi di berbagai pranata sosial seperti rumah, sekolah, tempat ibadah, media massa, dan ormas yang masing-masing menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai non integrative secara disadari maupun tidak. c Hukum yang tidak adil, cenderung menciptakan situasi yang amonik yaitu tidak jelas mana yang benar dan mana yang salah. d Matinya lembaga adat karena pemerintah terlalu menyeragamkan kelembagaan pembangunan. Otonomi daerah tidak dengan mudah bisa memperbaiki situasi yang ada, bahkan bisa jatuk pada titik ekstrim yang lain. e Lemahnya tingkat kontrol sosial baik tingkat aparat maupun masyarakat. 3. Dimensi Kepribadian a Pembentukan sikap Fanatisme terus berlangsung di masyarakat. b Melemahnya rasa bersalah, rasa malu, dan rasa takut sehingga penyimpangan sosial cenderung tak terkendalikan. c Berkembangnya sikap agresifitas, frustasi karena kondisi sosial ekonomi yang terus merosot. d Ketidakpercayaan yang meluas baik pada tingkat individual, posisional, organisasional, institusional bahkan ontologikal. Universitas Sumatera Utara 16 4. Dimensi Biologis a Berkembangnya kondisi biologis yang semakin tak tertahankan rasa lapar, rasa sakit dikalangan kelompok-kelompok amat miskin. b Rangsangan obat bius yang secara biologis yang tidak dapat tertahankan. Penggunaan Teori Konflik dalam penelitian ini untuk menganilis pengaruh pemekaran Kabupaten Simalungun tentang Beban Penduduk Miskin Yang Lebih Tinggi diantara Masyarakat di Simalungun terkait yang mana hal ini terkait ekonomi.

I.5.3. Teori Identitas Budaya