waktu pada saat deformasi elastis dan plastis. Secara sederhana perilaku viskoelastis dapat disimulasikan dengan mengkombinasikan persamaan Pegas Hooke dan
Dashspot. Regangan, misalnya, dapat diasumsikan seri atau paralel, menggunakan Elemen Maxwell dan Elemen Voight-Kelvin.
Gambar 2.19 Deformasi pada polimer setelah pengujian tarik Callister
Keterangan Gambar 2.17: A. Elastis
– Getas B. Elastis
– Plastik C. Elastisitas tinggi
2.8 Makrostruktur Pada Polimer
Makrostruktur pada polimer dapat menentukan sifat bahanproduk polimer, baik sifat fisik maupun kimianya. Sebagian besar kajian analitik dan karakterisasi
polimer mutakhir dilakukan atas makrostruktur dan dampaknya atas sifat struktural maupun fungsional bahan.
Pengamatan struktur makro dapat menggunakan mikroskop optik dengan pembesaran tertentu. Pengamatan struktur makro adalah salah satu cara untuk
mengetahui metalurgi permukaan benda uji, sehingga dapat diketahui sifat mekanik dari material tersebut.
Pada pengamatan struktur makro, terdapat porositas. Porositas adalah besarnya persentasi ruang-ruang kosong atau besarnya kadar pori yang terdapat pada
sampel dan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kekuatan sampel.
Universitas Sumatera Utara
Polimer mempunyai kecenderungan berisi rongga akibat adanya air yang terbentuk selama atau sesudah percetakan dan kemudian kering sehingga
menimbulkan rongga-rongga udara. Dapat ditambahkan bahwa selain air yang mengawali pemakaian ruangan dan kelak menjadi rongga, terjadi juga rongga-rongga
udara langsung pada jumlah persentase yang kecil.
Gambar 2.20 Porositas pada polimer Porositas adalah ukuran dari ruangrongga kosong pori-pori di antara
material, dan merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai persentase antara 0-100.
Porositas dapat berpengaruh pada sifat mekanik seperti kekerasan. Semakin tinggi persentase porositas lapisan maka kekerasan akan menurun demikian pula
sebaliknya lapisan dengan densitas yang semakin tinggi akan memiliki kekerasan yang semakin tinggi pula. Namun pada sifat mekanik seperti kekuatan tarik, semakin
tinggi persentase porositas lapisan suatu material maka kekuatan tarik akan cenderung semakin tinggi karena hubungan kekerasan dari suatu bahan berbanding terbalik
dengan kekuatan tarik. Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi local permukaan, sementara kekuatan tarik adalah ketahanan material terhadap deformasi
plastis yang terjadi diseluruh permukaan material global. Sehingga jika suatu bagian dari material memiliki kekuatan tarik yang baik, maka material tersebut semakin ulet
sehingga memiliki sifat yang semakin lunak dan tidak getas, Sementara itu sifat dari material yang memiliki kekerasan mempunyai sifat getas dan cenderung tidak lunak
atau ulet. Karena itu, semakin ulet material maka akan semakin kuat pula material tersebut serta semakin tidak memiliki sifat kekerasan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tahapan Penelitian