Perhitungan • 80 PP : 20 PE Spesimen a

4.2.1. Perhitungan • 80 PP : 20 PE Spesimen a

Berdasarkan tabel 4.1, maka kekuatan tarik, kemuluran, dan modulus elastis spesimen dapat dicari berdasarkan perhitungan sebagai berikut: 1kgf=9,807N. Luas penampang awal Ao 80 PP : 20 HDPE Spesimen a adalah : Ao = 2,2 mm x 6,15 mm = 13,53 mm 2 Fmaks = 45,566 x 9,807 N = 446,865762 N Maka kekuatan tarik σmaks stress spesimen adalah : σmaks = ���� �� = 447,846462 13,53 �� 2 = 33,10 N mm 2 = 33,10 MPa Kemuluran � merupakan perbandingan antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang mula – mula Lo dimana panjang mula – mula spesimen 20 mm dan pertambahan panjang spesimen 6,95 mm maka diperoleh : � = ∆ � �100 = 5 20 �100 = 25 Modulus elastis E merupakan konstanta dari perbandingan lurus antara tegangan dan regangan. Besarnya modulus ini sama dengan angka kemiringan dari kurva tegangan – regangan yang berupa garis lurus pada bagian yang dekat ke titik 0. � = σmaks � = 33,10 �� 0,20 = 132,40 �� Untuk spesimen selanjutnya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang sama seperti di atas , dan hasilnya terdapat pada tabel 4.2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Sifat Mekanik Spesimen Temperatur Sampel Kekuatan Tarik Elongasi Modulus Elastisitas °C PP : HDPE MPa Mpa 165°C F1 a 33,10 25,00 132,40 F1 b 28,58 19,60 145,81 F1 c 29,15 23,50 124,05 F2 a 29,86 22,70 131,54 F2 b 28,45 26,15 108,78 F2 c 27,77 21,35 130,05 F3 a 22,37 18,00 124,26 F3 b 21,31 16,00 133,20 F3 c 26,83 21,30 125,98 170°C F1 a 22,66 21,00 107,92 F1 b 34,06 28,40 119,93 F1 c 24,48 24,10 101,58 F2 a 25,23 20,80 121,29 F2 b 27,31 20,00 136,55 F2 c 29,20 27,00 108,14 F3 a 28,39 24,50 115,87 F3 b 27,57 20,25 136,14 F3 c 28,54 24,90 114,63 175°C F1 a 34,79 24,50 142,00 F1 b 35,03 23,15 151,32 F1 c 27,11 22,90 118,40 F2 a 41,10 22,75 180,67 F2 b 41,22 23,40 176,15 F2 c 40,35 27,90 144,61 F3 a 29,51 21,00 140,54 F3 b 24,27 18,80 129,11 F3 c 27,61 22,50 122,70 180°C F1 a 26,31 24,90 105,64 F1 b 34,23 36,50 93,78 F1 c 31,86 23,40 136,17 F2 a 32,11 24,35 131,85 F2 b 29,92 19,60 152,67 F2 c 29,87 27,00 110,63 F3 a 30,51 19,10 159,73 F3 b 33,75 25,50 132,33 F3 c 30,08 20,60 146,03 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat kita buat grafik stress vs strain tiap-tiap temperatur menggunakan aplikasi microsoft office excel 2007 sesuai dengan data lengkap hasil pengujian tarik di Laboratorium Analisa Bahan Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik USU. Berikut adalah grafik stress vs strain spesimen gabungan tiap temperatur: Gambar 4.5 Grafik stress vs strain pada suhu 165 o C Gambar 4.6 Grafik stress vs strain pada suhu 170 o C Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Grafik stress vs strain pada suhu 175 o C Gambar 4.8 Grafik stress vs strain pada suhu 180 o C Keterangan gambar: 1. F1a : Komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen a 2. F2b : Komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen b 3. F2c : Komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen c 4. F2a : Komposisi PP 70 : HDPE 30 spesimen a 5. F2b : Komposisi PP 70 : HDPE 30 spesimen b 6. F2c : Komposisi PP 70 : HDPE 30 spesimen c Universitas Sumatera Utara 7. F3a : Komposisi PP 60 : HDPE 40 spesimen a 8. F3b : Komposisi PP 60 : HDPE 40 spesimen b 9. F3c : Komposisi PP 60 : HDPE 40 spesimen c Dari hasil perhitungan uji tarik yang telah dilakukan, maka diperoleh 4 sampel yang memiliki kondisi optimum, yaitu : 1. Sampel temperatur 165 o C dengan komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen a 2. Sampel temperatur 170 o C dengan komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen b 3. Sampel temperatur 175 o C dengan komposisi PP 70 : HDPE 30 spesimen b 4. Sampel temperatur 180 o C dengan komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen b Kurva loud - stroke spesimen pada kondisi optimum setiap variasi temperatur setelah pengujian tarik ditunjukkan seperti pada gambar berikut : 1. Sampel temperatur 165 o C dengan komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen a Gambar 4.5 Kurva Load - stroke pada 80 PP : 20 PE 165 o C spesimen a Penjelasan gambar 4.5 : Gambar 4.5 merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada 80 PP : 20 HDPE 165 o C spesimen a yang sudah dilakukan Universitas Sumatera Utara pengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan gaya yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan kenaikan pertambahan panjang. Dengan kecepatan tarik 15 mmsec, garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik puncak Load. Sampai dititik ultimate tensile strength yang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 45,666 kgf yang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah sehingga membentuk garis tegak lurus yang artinya spesimen yang diuji putus dengan pertambahan panjang extension sebesar 5 mm. 2. Sampel temperatur 170 o C dengan komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen b Gambar 4.6 Kurva Load - stroke pada 80 PP : 20 PE 170 o C spesimen b Penjelasan gambar 4.6 : Gambar 4.6 merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada 80 PP : 20 HDPE 170 o C spesimen b yang sudah dilakukan pengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan gaya yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan Universitas Sumatera Utara kenaikan pertambahan panjang. Dengan kecepatan tarik 15 mmsec, garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik puncak Load. Sampai dititik ultimate tensile strength yang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 45,495kgf yang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah sehingga membentuk garis tegak lurus yang artinya spesimen yang diuji putus dengan pertambahan panjang extension sebesar 5,68 mm. 3. Sampel temperatur 175 o C dengan komposisi PP 70 : HDPE 30 spesimen b Gambar 4.7 Kurva Load - stroke pada 70 PP : 30 PE 175 o C spesimen b Penjelasan gambar 4.7 : Gambar 4.7 merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada 80 PP : 20 HDPE 175 o C spesimen b yang sudah dilakukan pengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan gaya yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan kenaikan pertambahan panjang. Dengan kecepatan tarik 15 mmsec, garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik puncak Load. Sampai dititik ultimate tensile strength yang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 54,362kgf yang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah sehingga membentuk garis Universitas Sumatera Utara tegak lurus yang artinya spesimen yang diuji putus dengan pertambahan panjang extension sebesar 4,68mm. 4. Sampel temperatur 180 o C dengan komposisi PP 80 : HDPE 20 spesimen b Gambar 4.8 Kurva Load - stroke pada 80 PP : 20 PE 180 o C spesimen b Penjelasan gambar 4.8 : Gambar 4.8 merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada 80 PP : 20 HDPE 180 o C spesimen b yang sudah dilakukan pengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan gaya yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan kenaikan pertambahan panjang. Dengan kecepatan tarik 15 mmsec, garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik puncak Load. Sampai dititik ultimate tensile strength yang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 48,542kgf yang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah sehingga membentuk garis tegak lurus yang artinya spesimen yang diuji putus dengan pertambahan panjang extension sebesar 7,3mm. Universitas Sumatera Utara 4.3 Perbandingan Kekuatan Campuran Polypropylene + High-

Dokumen yang terkait

Studi Temperatur Optimal Terhadap Sifat Mekanik Dengan Campuran Bahan Polypropylene Dan Polyethylene Pada Proses Mixing

1 61 144

Studi Temperatur Optimal Terhadap Campuran Bahan Polypropylene Dan Polyethylene Pada Proses Mixing Untuk Pemakaian Plastic Injection Molding

1 69 141

Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrida Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrida Pada Polipropilena Terdegradasi Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

3 57 60

PENGARUH PROSENTASE SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN TARIK NANO KOMPOSIT HDPE (HIGH DENSITY POLYETHYLENE) DENGAN PROSES INJECTION MOULDING PADA TEMPERATUR 150˚C

0 6 1

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TARIK BETON

2 28 19

CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) DAN KEKUATAN TARIK CAMPURAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE AKIBAT VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN PADA INJECTION MOULDING

0 7 16

Pengaruh Temperatur Pelat Landasan Selama Proses Friction Stir Welding Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan Las Lembaran HDPE

0 0 9

Studi Temperatur Optimal Terhadap Kekuatan Tarik dan Makrostruktur pada Komposisi Campuran Polypropiline (PP) dan High-Densitiy Polyethylene (HDPE) dengan Mesin Ekstruder

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Temperatur Optimal Terhadap Kekuatan Tarik dan Makrostruktur pada Komposisi Campuran Polypropiline (PP) dan High-Densitiy Polyethylene (HDPE) dengan Mesin Ekstruder

0 1 31

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN MAKRO STRUKTUR PADA KOMPOSISI CAMPURAN

0 0 11