ratan tumbuh yang baik. Hal ini dapat menjamin tingginya viabilitas dan vigor benih tersebut.
Faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpanan yaitu, kelembapan relatif udara pada kadar air benih, suhu dan pengaruh-pengaruh yang dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap umur benih atau daya kemampuan tumbuhnya selama berlangsungnya penyimpanan antara lain, kandungan O
2
dan CO
2
udara di sekeliling, cahaya yang langsung mengenai benih, jenis dan perlakuan benih, serangan hama, insektisida serta jamur Kartasapoetra,
2003.
Menurut Kartasapoetra 2003, prinsip penyimpanan benih merupakan produk usaha yang penting dalam bidang usaha perbenihan. Harus diusaha-
kan ruang dan tempat penyimpanan yang khusus atau yang memenuhi persyaratan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti. 1. Jumlah benih yang akan disimpan
2. Suhu dan kelembaban relatif untuk ruang penyimpanan 3. Jenis kemasan atau wadah benih
4. Lama penyimpanan benih 5. Faktor-faktor lain yang ekonomis bagi penyimpanan tersebut
E. Penyimpanan Benih Rekalsitran dan Pengaruhnya terhadap Viabilitas
Tujuan penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam priode yang sepanjang mungkin Sutopo, 2002.
Viabilitas benih
adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan dalam penomena pertumbuhannya, gejala metabolisme, kinerja kromosom. Gejala partum-
buhan dan gejala metabolisme dicerminkan dengan daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Uji viabilitas benih dapat dilakukan secara tidak langsung
dengan mengukur gejala metabolis Sutopo, 2002.
Faktor yang mempengaruhi terhadap viabilitas benih yaitu: 1. Faktor dari dalam yang berpengaruh terhadap viabilitas benih dalam
penyimpanan antara lain jenis dan sifat benih, viabilitas awal dari benih, kandungan air benih. Benih yang akan disimpan harus diketahui jenis dan
sifatnya sehingga sebelum penyimpanan dapat ditentukan cara penyim- panannya.
Benih yang akan disimpan harus mencapai kematangan fisiologis Sutopo, 2002.
2. Faktor luar yang mempengaruhi viabilitas dalam penyimpanan benih antara lain temperatur, kelembaban, gas di sekitar benih, mikroorganisme.
Temperatur yang tinggi pada saat penyimpanan dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan pada benih karena akan memperbesar terjadi-
nya penguapan zat cair dari dalam benih, sehingga benih kehilangan daya imbibisi dan kemampuan untuk berkecambah protoplasma dari embrio
dapat mati akibat keringnya sebagian atau seluruh benih. Semakin rendah temperatur kemunduran viabilitas benih dapat semakin dikurangi, sedang-
kan semakin tinggi temperatur semakin meninggkatkan laju kemunduran viabilitas benih Sutopo, 2002.