UJI DAYA SIMPAN BENIH JENGKOL (Pithecellobium lobatum) DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MEDIA SIMPAN

(1)

ABSRACT

STORABILITY TEST OF JENGKOL (Pithecellobium lobatum)SEED BY USING SOME STORAGE MEDIA

By :

FITRI LESTARI MANURUNG

Jengkol (Pithecellobium lobatum) is one of MPTs that is included of Fabaceae Family. Jengkol seed is counted as recalcitrant, which is could not defend it is viability when it is stored at low temperature and humidity. The study aims were to determine the effect of storage time and storage media to storability of jengkol seed, storage media effective to maintain the jengkol seed viability, and the interaction between the storage media and the storage time to jengkol seed. The reseach desigen of factorial (3 x 4) in a completely randomized was employed as a research method. The first factor was the storage time (T) which was consisted of T0 (without storage), T1 (2 weeks of storage), T2 (4 weeks of storage), and T3 (6

weeks of storage). Second factor was storage media (M) which was consisted of M0 (without storage media), M1 (sawdust storage media), and M2 (rice husk

storage media). For each combination treatment was repeated 3 times. Eachunit of experiments consisted of 40 seeds. The observed variables were germinated seeds in storage, the number of germinated seed, avarage day to germination and germination power. Bartlett test was used to figure out the homogenity of datas. Varians analysis was used to see if there was at least one significan treatment.


(2)

iv The smalles significant differences test was used as further test. The entire data were tested on 5% significant level. The results showed that storage of jengkol seed using rice husk for storage media with storage time of 6 weeks gave the best effect for maintaining the shelf life of the seeds. The most effective media to maintain the viability of jengkol seed is rice husk which can defend the jengkol seeds viability up to 6 weeks of storage.


(3)

ABSTRAK

UJI DAYA SIMPAN BENIH JENGKOL (Pithecellobium lobatum)DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MEDIA SIMPAN

Oleh

FITRI LESTARI MANURUNG

Jengkol (Pithecellobium lobatum) merupakan salah satu tanaman MPTs yang berasal dari famili Fabaceae. Benih jengkol termasuk benih rekalsitran yaitu tidak tahan disimpan pada suhu dan kelembaban yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dan media penyimpanan terhadap daya simpan benih jengkol, media penyimpanan yang efektif dalam memperpanjang daya simpan benih jengkol, dan interaksi antara lama waktu penyimpanan dan media simpan terhadap benih jengkol. Penelitian ini disusun secara faktorial (3 x 4) dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor I adalah lama penyimpanan (T) yang terdiri dari T0 (tanpa penyimpanan), T1

(penyimpanan 2 minggu), T2 (penyimpanan 4 minggu), dan T3 (penyimpanan 6

minggu). Faktor II media penyimpanan (M) yang terdiri dari M0 (tanpa

penyimpanan), M1 (media simpan serbuk gergaji), dan M2 (arang sekam padi).

Setiap kombinasi perlakuan diulang sebayak 3 kali. Setiap unit percobaan yang digunakan terdiri dari 40 benih. Variabel yang diamati terdiri dari persentase benih berkecambah di penyimpanan, jumlah benih berkecambah, rata-rata hari


(4)

ii

berkecambah dan daya berkecambah. Homogenitas data diuji dengan uji Bartlett. Analisis varians digunakan untuk mengetahui apakah ada salah satu perlakuan berpengaruh nyata. Analisis lanjut dilakukan dengan uji beda nyata terkecil. Seluruh perhitungan data dilakukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan benih jengkol dengan menggunakan media simpan arang sekam padi dengan lama penyimpanan 6 minggu memberikan pengaruh terbaik untuk mempertahankan daya simpan benih. Media yang paling efektif dalam memperpanjang daya simpan benih jengkol adalah media arang sekam yang dapat mempertahankan viabilitas benih jengkol sampai dengan 6 minggu waktu penyimpanan.


(5)

UJI DAYA SIMPAN BENIH JENGKOL (Pithecellobium lobatum)DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MEDIA SIMPAN

Oleh

FITRI LESTARI MANURUNG

Skripsi

sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN

pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(6)

UJI DAYA SIMPAN BENIH JENGKOL(Pithecellobium lobatum)DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MEDIA SIMPAN

(Skripsi)

Oleh

FITRI LESTARI MANURUNG

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak setiap unit percobaan faktorial dalam RAL... 16

2. Pohon induk yang dijadikan sebagai sumber beni ... 18

3. Media penyimpanan serbuk gergaji dan arang sekam padi... 19

4. Benih jengkol sebelum diekstraksi... 45

5. Benih jengkol setelah diekstraksi... 45

6. Penyimpanan jengkol menggunakan serbuk gergaji, arang sekam padi dan tanpa media penyimpanan... 45

7. Tata letak penyimpanan jengkol... 45

8. Kondisi benih pada saat disimpan menggunakan arang sekam padi penyimpanan 2 minggu... 46

9. Kondisi benih jengkol menggunakan media serbuk gergaji penyimpanan 2 minggu... 46


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran ... 3

E. Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Klasifikasi Tanaman Jengkol... 6

B. Tempat Tumbuh Jengkol ... 6

C. Karakteristik Tanaman Jengkol ... 7

D. Penyimpanan Benih ... 7

E. Penyimpanan Benih Rekalsitran dan Pengaruh Terhadap Viabilitas 8 F. Benih Rekalsitran... 10

G. Perkecamban Benih ... 11

H. Manfaat Serbuk Gergaji... 12

I. Manfaat Arang Sekam ... 13


(9)

x

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 14

B. Bahan dan Alat ... 14

C. Metode Penelitian... 14

D. Pelaksanaan Penelitian ... 17

1. Persiapan Benih ... 17

2. Penyiapan Media Simpan ... 18

3. Penempatan Benih Dalam media Simpan ... 19

4. Penyimpanan Benih Jengkol ... 19

5. Tabulasi Data Awal Hasil Pengamatan ... 22

6. Analisis Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 27

A. Hasil ... 27

B. Pembahasan ... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 33

A. Kesimpulan... 33

B. Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34

LAMPIRAN... 37

Tabel 8--26 ... 37--44


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Bentuk tabulasi hasil pengamatan setiap variabel perkecambahan... 23

2. Bentuk tabulasi analisis sidik ragam dengan Rancangan Acak lengkap dalam Faktorial... 25 3. Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam uji daya simpan benih jengkol

dengan beberapa media simpan... 27 4. Rekapitulasi hasil uji BNT uji daya simpan benih jengkol dengan

menggunakan media simpan untuk benih berkecambah pada

penyimpanan... 28 5. Data pengamatan persentase benih yang berkecambah

dipenyimpanan... 28 6. Data pengamatan persentase jumlah benih berkecambah

diperkecambahan... 29 7. Data pengamatan rata-rata hari berkecambah benihjengkol... 29

8. Data pengamatan daya berkecambah benih jengkol... 30 9. Data persentase jumlah benih jengkol berakar selama penyimpanan....

37 10. Tabulasi analisis ragam persentase jumlah benih jengkol berakar di

penyimpanan dengan lama penyimpanan dan media simpan... 37 11. Hasil uji BNT persentase jumlah benih jengkol berakar di

penyimpanan dengan lama penyimpanan ... 37 12. Hasil BNT persentase jumlah benih jengkol berakar di penyimpanan

dengan menggunakan media simpan... 38 13. Hasil BNT persentase jumlah benih jengkol berakar dipenyimpanan


(11)

xii

14. Data jumlah hari berkecambah benih jengkol diperkecambahan... 39 15. Hasil analisis sidik ragam jumlah hari benih berkecambah dengan

media simpan dan lama penyimpanan... 39 16. Uji BNT persentase jumlah hari benih berkecambah dipersemaian

dengan perlakuan lama penyimpanan... 40 17. Analisis sidik ragam rata-rata hari berkecambah benih jengkol di

persemaian... 41 18. Analisis sidik ragam rata-rata hari persentase benih berkecambah

dengan perlakuan media penyimpanan dan lama waktu

penyimpanan... 41 19. Uji BNT rata-rata persentase hari berkecambah benih dengan

perlakuan lama penyimpanan... 41 20. Uji BNT rata-rata persentase hari benih berkecambah dengan

perlakuan lama penyimpanan dan media simpa, tanpa media penyimpanan, media simpan serbuk gergaji, media simpan arang sekam padi... 43 21. Data persentase daya berkecambah benih dengan perlakuan lama

penyimpanan dan media simpan... 43 22. Analisis sidik ragam persentase daya berkecambah benih jengkol

dengan perlakuan lama penyimpanan dan media penyimpanan... 43 23. Uji BNT persentase daya berkecambah benih jengkol perlakuan lama

penyimpanan... 44 24. Uji BNT pada perlakuan lama penyimpanan dan media penyimpanan


(12)

(13)

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Desember 1988 di Parsunian Penulis merupakan anak ke 3 dari enam bersaudara, dari Bapak Paimin Manurung dan Ibu Rosdiana Lubis.

Pendidikan penulis diawali Sekolah Dasar pada tahun 1996 hingga 2002 yaitu di SD negeri 173666 Sionggang. Pada tahun 2002 sampai 2005, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lumbanjulu, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas SMA Swasta Surya Komputer Pematang Siantar pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) dan juga pernah anggota IMKK (Himpunana Mahasiswa Kristen Kehutanan) dan juga pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Batak Toba (HIMABATOBA) Saya telah melaksanakan Praktek Umum (PU) Kehutanan di BKPH Cianjur di Resot Sinang Barang. Penulis juga telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Kedaton, Kecamatan kasui, Kabupaten Way kanan.


(15)

vi

Gelar Sarjana Kehutanan Universitas Lampung penulis peroleh dengan menye-lesaikan skripsi berjudul Uji Daya Simpan Benih Jengkol (Pithecellobium lobatum) Dengan Menggunakan Beberapa Media Simpan, bimbingan Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. dan Duryat, S.Hut., M.Si.


(16)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus, karena berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Daya Simpan Benih Jengkol (Pithecellobium lobatum) Dengan Menggunakan Beberapa Media Simpan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain :

1. Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku pembimbing utama sekaligus dosen Pembimbing Akademik dan ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian atas bimbingan, saran dan motivasi yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Duryat, S.Hut., M.Si., selaku pembimbing kedua atas bimbingan, kritik, sa-ran dan motivasi yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 3. Ir. Indriyanto, M.P., selaku penguji utama skripsi atas kritik dan saran yang

telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Prof. Dr. Ir. Irwan Subakri Banuwa., M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.


(17)

viii

5. Seluruh dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian dan Universitas Lampung atas ilmu yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis terbuka menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

Bandar Lampung, November 2015


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jengkol (Pithecellobium lobatum) merupakan salah satu tanaman MPTs yang berasal dari famili Fabaceae. Hampir seluruh bagian tanaman jengkol ber-manfaat. Jengkol merupakan sumber makanan yang sangat digemari terutama masyarakat Indonesia. Kayu jengkol dapat dimanfaatkan untuk bahan baku kontruksi dan mebel, yaitu sebagai papan sambung interior, lemari, bahan pembuatan kapal, perabotan rumah tangga dan kayu bakar. Daunnya digunakan sebagai obat diabetes dan buahnya biasanya digunakan sebagai sayuran dan dijadikan keripik. Tanaman jengkol ini mampu hidup dengan baik pada daratan rendah sampai pada daerah pegunungan, yang tingginya 1.000 m dpl dan dapat hidup dibeberapa tipe tanah, salah satunya tanah latosol. Di samping itu, tanaman jengkol juga tahan terhadap kekeringan (Pitojo, 1992).

Tanaman jengkol memiliki kegunaan yang beragam sehingga banyak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Namun pemanfaatan yang berlebihan tanpa adanya upaya regenerasi dikhawatirkan menyebabkan terjadinya kelangkaan tanaman jengkol tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya untuk menjaga keberadaan populasi jengkol yaitu dengan cara pembudidayaan atau perbanyakan tanaman jengkol.


(19)

2 Benih jengkol termasuk ke dalam benih rekalsitran yaitu benih yang cepat rusak (viabilitas menurun) apabila diturunkan kadar airnya dan tidak tahan disimpan pada suhu dan kelembaban yang rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu teknik/cara untuk menyimpan serta waktu dan media penyimpanan benih jengkol sehingga viabilitasnya tetap terjaga. Menurut Hasanah (2002), hal ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan media simpan yang tepat dalam mempertahankan viabilitas benih.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya simpan pada benih rekalsitran yaitu dengan memperhatikan media tersebut. Beberapa media yang umumnya digunakan untuk mempertahankan viabilitas benih antara lain, arang sekam padi dan serbuk gergaji. Arang sekam padi diketahui bersifat tidak beracun, berpengaruh dalam mempertahankan viabilitas benih, serta dapat mematikan hama pengganggu benih. Media penyimpanan berupa serbuk gergaji juga dapat mempertahankan viabilitas benih karena bersifat lambat lapuk sehingga media ini sangat baik untuk penyimpanan air dan dapat mempertahankan kelembaban di sekitar benih (Sumampow, 2011).

Dalam penyimpanan benih jengkol selain waktu penyimpanan media simpan diperlukan juga untuk mempertahankan viabilitas benihnya. Robi’in (2007), mengatakan bahwa penyimpanan benih pada ruangan terbuka akan cepat mengalami kemunduran atau daya simpan menjadi singkat akibat adanya perubahan suhu dan kelembapan. Penggunaan media penyimpanan, baik arang sekam padi maupun serbuk gergaji dan suhu ruang simpan diharapkan mampu mempertahankan viabilitas benih jengkol dengan waktu yang lebih panjang.


(20)

3 B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah.

1. Mengetahui pengaruh lama penyimpanan dan media penyimpanan terhadap viabilitas masa simpan benih jengkol.

2. Mengetahui media penyimpanan yang paling efektif dalam memperpanjang viabilitas masa simpan benih jengkol.

3. Mengetahui interaksi antara lama waktu penyimpanan dan media simpan terhadap benih jengkol.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat, mengenai media penyimpanan dan lama simpan benih jengkol yang efektif untuk mempertahankan viabilitas benih jengkol.

D. Kerangka Pemikiran

Tanaman jengkol merupakan salah satu pohon penghasil kayu. Selain itu, ju-ga menghasilkan non kayu juju-ga seperti buah, sehingju-ga memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembudidayaan tanaman jengkol.

Pembudidayaan tanaman jengkol dapat dilakukan dengan perbanyakan secara generatif yaitu dengan biji. Benih jengkol termasuk benih rekalsitran yaitu benih yang tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dan viabilitasnya cepat menurun apabila disimpan dengan kadar air yang rendah.


(21)

4 Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara agar viabilitasnya tetap terjaga yaitu dengan memperhatikan media penyimpanan dan suhu ruang simpannya. Temperatur dan kelembaban merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penyimpanan benih jengkol. Tinggi rendahnya temperatur pada saat proses penyimpanan sangat mempengaruhi viabilitas benih tanaman jengkol, sehingga diperlukan media penyimpanan yang tepat, yaitu dapat berupa arang sekam padi dan serbuk gergaji.

Kusmana dkk., (2011) melaporkan bahwa penyimpanan propagul bakau kecil (Rhizopora apiculata) pada ruang kamar dengan media serbuk gergaji mampu mempertahankan viabilitas benih sampai 4 minggu penyimpanan dengan daya kecambah benih 80%, dibandingkan dengan media simpan sabut kelapa dengan rata-rata kecambah 68% . Mujiastuti dan Mintarasih (2006) melaporkan bahwa penyimpanan benihDesmodium rensoniiselama 4 bulan dengan media simpan arang sekam padi menghasilkan daya kecambah rata-rata 6,7% lebih tinggi dibandingkan dengan media simpan silica jel yang rata-rata nilai kecambah 14,7%.

Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian penggunaan media penyimpanan baik berupa serbuk gergaji maupun arang sekam padi dan suhu ruang penyimpanan pada benih jengkol diharapkan mampu mempertahankan viabilitas benih sehingga tetap terjaga kualitasnya.


(22)

5 E. Hipotesis

1. Pemberian media simpan mampu mempertahankan viabilitas benih jengkol. 2. Serbuk gergaji merupakan media simpan yang paling efektif dalam

mem-pertahankan viabilitas benih jengkol.

3. Ada interaksi antara lama waktu penyimpanan dan media simpan terhadap mempertahankan viabilitas benih jengkol.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Jengkol

Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992).

Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Famili : Fabaceae Genus : Pithecellobium

Spesies :Pithecellobium lobatum,Benth.

B. Tempat Tumbuh Jengkol

Jengkol dapat tumbuh dengan baik pada daratan rendah sampai pada daerah pegunungan yang tingginya seribu meter dari permukaan laut, dapat hidup pada tipe tanah latosol. Sedangkan pada tanah berpasir kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman jengkol. Tanaman jengkol dapat tumbuh dengan baik di daerah-daerah yang memiliki tipe iklim C dan D menurut sistem Schimdt Ferguson, yang daerah lembab sampai agak lembab. Walaupun jengkol dapat tumbuh baik di daerah dengan kemarau yang sedang, namun tanaman jengkol tidak tahan terhadap kemarau yang berkepanjangan (Pitojo, 1992).


(24)

7

C. Karakteristik Tanaman Jengkol

Tanaman jengkol merupakan pohon yang tingginya dapat mencapai 26 m, dan cabang-cabangnya menyebar hingga memberikan kesan sebagai tanaman yang kurang rimbun, daun jengkol ini bersirip ganda dua, tunas dan daunnya berwarna unggu kecoklatan. Bunga jengkol biasanya terdapat pada ketiak-ketiak daun yang sudah rontok. Buah muda berupa polong berbentuk gepeng, sedangkan pada buah yang tua tidak gepeng lagi dan mengalami perubahan, bentuknya cembung atau membesar di tempat-tempat yang mengandung biji. Setiap polong biji jengkol biasanya berisi 5 sampai 7 biji, ada juga yang lebih dari 10 biji. Polong biji jengkol ditutupi kulit ari yang tipis berwarna kuning kecoklatan mengkilap. Pada biji yang tua kulit arinya berwarna coklat (Pitojo, 1992).

D. Penyimpanan Benih

Penyimpanan benih tanaman bernilai ekonomis yaitu untuk mengawetkan cadangan bahan tanaman dari satu musim ke musim berikutnya yang cukup lama. Penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba, dan cara mempertahankan viabilitas benih serta mengkondisikan penyimpanan yang tepat (Mulawarman dkk., 2002).

Benih mencapai kematangan fisiologis sewaktu masih terikat pada tanaman induknya. Pada saat kematangan fisiologis itu benih memiliki viabilitas dan vigor yang maksimal, demikian pula tentang berat keringnya. Pertumbuhan pohon induk mempengaruhi buah apabila tanaman induknya memiliki


(25)

persya-8

ratan tumbuh yang baik. Hal ini dapat menjamin tingginya viabilitas dan vigor benih tersebut.

Faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpanan yaitu, kelembapan relatif udara pada kadar air benih, suhu dan pengaruh-pengaruh yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap umur benih atau daya kemampuan tumbuhnya selama berlangsungnya penyimpanan antara lain, kandungan O2

dan CO2udara di sekeliling, cahaya yang langsung mengenai benih, jenis dan

perlakuan benih, serangan hama, insektisida serta jamur (Kartasapoetra, 2003).

Menurut Kartasapoetra (2003), prinsip penyimpanan benih merupakan produk usaha yang penting dalam bidang usaha perbenihan. Harus diusaha-kan ruang dan tempat penyimpanan yang khusus atau yang memenuhi persyaratan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti.

1. Jumlah benih yang akan disimpan

2. Suhu dan kelembaban relatif untuk ruang penyimpanan 3. Jenis kemasan atau wadah benih

4. Lama penyimpanan benih

5. Faktor-faktor lain yang ekonomis bagi penyimpanan tersebut

E. Penyimpanan Benih Rekalsitran dan Pengaruhnya terhadap Viabilitas Tujuan penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam priode yang sepanjang mungkin (Sutopo, 2002). Viabilitas benih


(26)

9

adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan dalam penomena pertumbuhannya, gejala metabolisme, kinerja kromosom. Gejala partum-buhan dan gejala metabolisme dicerminkan dengan daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Uji viabilitas benih dapat dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur gejala metabolis (Sutopo, 2002).

Faktor yang mempengaruhi terhadap viabilitas benih yaitu:

1. Faktor dari dalam yang berpengaruh terhadap viabilitas benih dalam penyimpanan antara lain jenis dan sifat benih, viabilitas awal dari benih, kandungan air benih. Benih yang akan disimpan harus diketahui jenis dan sifatnya sehingga sebelum penyimpanan dapat ditentukan cara penyim-panannya. Benih yang akan disimpan harus mencapai kematangan fisiologis (Sutopo, 2002).

2. Faktor luar yang mempengaruhi viabilitas dalam penyimpanan benih antara lain temperatur, kelembaban, gas di sekitar benih, mikroorganisme. Temperatur yang tinggi pada saat penyimpanan dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan pada benih karena akan memperbesar terjadi-nya penguapan zat cair dari dalam benih, sehingga benih kehilangan daya imbibisi dan kemampuan untuk berkecambah protoplasma dari embrio dapat mati akibat keringnya sebagian atau seluruh benih. Semakin rendah temperatur kemunduran viabilitas benih dapat semakin dikurangi, sedang-kan semakin tinggi temperatur semakin meninggkatsedang-kan laju kemunduran viabilitas benih (Sutopo, 2002).


(27)

10

F. Benih Rekalsitran

Benih rekalsitran adalah kelompok benih berkadar air tinggi yang akan meru-sak, bahkan mati jika kadar airnya diturunkan, ini berbeda dengan kelompok benih ortodok dan hanya dapat disimpan beberapa minggu atau bulan tanpa kehilangan viabilitas bahwa benih rekasiltran merupakan benih yang sensitif terhadap perlakuan (Rahmat dkk., 2006).

G. Cara Pengemasan Benih

Untuk mempertahankan kualitas benih sehubungan dengan penyimpanannya, diperlukan ruang atau gudang penyimpanan yang memenuhi persyaratan, cara-cara pengemasan benih ke dalam kemasan atau wadah dan harus diper-hatikan cara-cara pengemasan yang baik. Sehingga pada saat benih ditanam tetap terjamin daya tumbuhnya atau daya perkecambahannya secara normal. Cara pengemasan benih yang baik dalam praktek pengemasan itu, karena setiap pengemasan yang kurang baik dapat mempengaruhi hal-hal sebagai berikut:

1. Sifat fisik dari benih yaitu dari ukuran benih, besar, warna, kadar air, kebebasan benih dari penyakit dan hama, serta kerusakan mekanis.

2. Aspek fisiologis, kemampuan kelangsungan daya hidup benih sebagai tanaman, ketahanannya serta kemunduran benih (viabilitas, vigor dan dormansi), walaupun tidak berkaitan dengan kualitasnya, kecuali jika keadaan benih tidak normal. Kemasan bertujuan untuk melindungi fisik benih agar daya kecambahnya tetap tahan tanpa adanya kerusakan dari kualitas kulitnya. Karena itu jika kemasannya rusak atau pengemasannya


(28)

11

kurang diperhatikan dan ketentuan tentang pengemasan, dapat menimbul-kan banyak kerugian pada pengusaha (Kartasapoetra, 2003).

H. Perkecambahan Benih

Setiap benih memiliki kemampuan untuk berkecambah dan menunda perkecambahan hingga waktu tertentu. Perkecambahan merupakan peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Perkecambahan benih dimulai melalui proses penyerapan air, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma (Sutopo, 2002).

Batasan-batasan kriteria kecambah normal antara lain sebagai berikut.

1. Kecambah memperlihatkan kemampuan berkembang terus menjadi suatu tanaman normal, apabila ditumbuhkan dalam kondisi optimum.

2. Kecambah memiliki struktur penting yaitu perakaran berkembang baik, hipokotil berkembang sehat, tidak rusak dan tidak menunjukkan kerusakan pada jaringan penghubung serta dua kotiledon tumbuh sehat.

3. Kecambah mengalami sedikit kerusakan pada suatu struktur tumbuhnya, tetapi masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan seimbang antara pertumbuhan struktur satu dengan yang lainnya.

4. Kecambah dari tanaman atau pohon yang tumbuh secara epigeal dengan perkembangan hipokotil dan radikula 2--4 kali panjang benihnya, dengan syarat semua struktur tumbuh menunjukkan pertumbuhan yang baik.

5. Kecambah yang bercendawan, tetapi cendawan tersebut tidak merintangi pertumbuhan kecambah sehingga seluruh pertumbuhan struktur tumbuhnya normal.


(29)

12

Sedangkan untuk kriteria kecambah abnormal antara lain sebagai berikut. a. Kecambah yang rusak, cacat, belah, patah, luka-luka, khususnya pada

ja-ringan penghubung pada epikotil, hipokotil, atau akar, kecambah tanpa akar primer.

b. Kecambah yang lemah, tidak menunjukkan pertumbuhan struktur yang seimbang.

c. Kecambah yang rusak dan membusuk pada bagian-bagian struktur tum-buhnya sehingga kecambah tidak tumbuh (Sutopo, 2002).

I. Serbuk Gergaji

Bahan organik seperti serbuk gergaji memiliki prospek yang baik digunakan untuk penyimpanan benih dan sebagai media sapih pertumbuhan bibit. Di Indonesia serbuk gergaji merupakan bahan organik yang berpotensi cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai media sapih bibit, karena sifat fisiknya dapat memperbaiki kelemahan tanah dan memiliki ketersediaan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (Hendromono, 1994).

Serbuk gergaji merupakan limbah penggergajian kayu. Penggunaan media serbuk gergaji cukup praktis, ketersediaannya melimpah, mudah didapat, harganya murah, dan mengandung sumber nutrisi yang relatif lebih baik diban-dingkan dengan media lain. Dekomposisi limbah serbuk gergaji merupakan proses humifikasi sehingga media mempunyai struktur fisik dan biokimia yang lebih baik untuk dimanfaatkan kembali sebagai media penyimpanan biji tanaman (Putri, 2008).


(30)

13

J. Arang Sekam Padi

Arang sekam padi merupakan bahan yang dapat digunakan untuk mempertahankan daya tumbuh dalam penyimpanan karena kemampuannya menyerap kelembaban udara disekitar benih. Kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan kandungan air benih meningkat menyebabkan laju respirasi juga meningkat dan terjadi penyimpanan cadangan makanan secara besar-besaran sehingga benih cepat kehilangan daya tumbuh benih. Arang sekam padi sifatnya tidak beracun, tetapi memiliki pengaruh mematikan terhadap hama gudang biji-bijian dan hasil yang sangat efektif. Karena kandungan silika yang terdapat pada arang sekam padi memiliki pengaruh yang mematikan. Arang sekam padi juga mengandung banyak partikel menyerupai jarum yang berasal dari sisa-sisa pembakaran sekam padi. Partikel yang dapat merusak hama gudang, dan mendorong reaksi yang mengakibatkan kematian hama gudang (Rahardjo, 2012).


(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan Kehutanan dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2015.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan yaitu benih jengkol, serbuk gergaji, arang sekam padi, kantong plastik transparan ukuran 70 cm x 60 cm dan pasir. Alat yang diguna-kan adalah bak kecambah, cetok dan timbangan dengan ketelitian 0,0001gram, higrometer dan gembor.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini disusun secara Faktorial (4 x 3) dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor I yaitu lama penyimpanan (T) yang terdiri dari T0yaitu tanpa

penyimpanan, T1 yaitu lama penyimpanan 2 minggu, T2 yaitu lama

penyim-panan 4 minggu, T3yaitu lama penyimpanan 6 minggu. Faktor II media

peny-impanan (M) yang terdiri dari M0yaitu tanpa media simpan, M1 yaitu media

simpan serbuk gergaji, M2 yaitu menggunakan media simpan arang sekam


(32)

kom-15 binasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga satuan percobaan yang digunakan sebanyak 4 x 3 x 3 = 36 unit/kantong setiap kantong terdapat 40 benih.

Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut (Hanafiah, 2011) : Yijk = µ +αi +βj + (αβ)ij +εijk

Keterangan :

Yijk = Hasil pengamatan terhadap lama penyimpanan taraf ke-i, media simpan taraf ke-j, dan ulangan ke-k

µ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh penyimpanan pada taraf ke-i βj = Pengaruh media simpan pada taraf ke-j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi antara media simpan pada taraf ke-i dan lama simpan pada taraf ke-j

εijk = Efek galat percobaan

Tata letak setiap satuan percobaan dapat dilihat pada Gambar 1. Penentuan ta-ta leta-tak percobaan faktorial dalam Rancangan Acak lengkap (RAL) dilakukan menggunakan tabel acak sehingga setiap satuan percobaan mempunyai peluang letak yang sama.


(33)

16

Gambar 1. Tata letak setiap satuan percobaan dalam Rancangan Acak Lengkap faktorial.

Keterangan:

T0.M0 = Tanpa disimpan dan tanpa menggunakan media simpan.

T0.M1 =Tanpa disimpan dengan menggunakan media simpan serbuk

gergaji.

T0.M2 = Tanpa disimpan dengan menggunakan media arang sekam padi.

T1.M0 = Disimpan selma 2 minggu tanpa media simpan.

T1.M1 = Disimpan selama 2 minggu dengan menggunakan media simpan

serbuk gergaji.

T1.M2 = Disimpan selama 2 minggu dengan menggunakan arang sekam

padi.

T2.M0= Disimpan selama 4 minggu tanpa media simpan.

T2.M1 = Disimpan selama 4 minggu dengan menggunakan media simpan

serbuk gergaji.

T2.M2 = Disimpan selama 4 minggu dengan menggunakan arang sekam

padi.

T1.M2.1 T3.M2.1 T0.M2.3

T0.M1.2 T2.M0.3

T3.M1.1

T1.M1.2

T1.M2.3

T3.M1.2

T2.M1.1

T0.M1.1

T1.M0.3

T3.M2.3

T3.M0.3

T0.M0.2

T1.M0.2

T0.M0.3

T2.M1.2

T3.M2.2

T1.M0.1

T2.M2.2

T1.M2.2

T2.M1.3

T1.M1.3

T2.M2.1

T3.M1.3

TO.M2.1

T3.M0.1

T2.M0.2

T0.M0.1

T2.M2.3

T0.M2.2

T1.M1.1

T0.M1.3

T2.M0.1


(34)

17 T3.M0= Disimpan selama 6 minggu tanpa menggunakan media simpan.

T3.M1 = Disimpan selama 6 minggu menggunakan media simpan serbuk

gergaji.

T3.M2 = Disimpan selama 6 minggu menggunakan media simpan arang

sekam padi.

D. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi kegiatan sebagai berikut.

1. Persiapan Benih

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut. Sumber benih diperoleh dari pohon jengkol yang berada di Arboretum Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pengun-duhan buah dilakukan pada buah yang telah masak secara fisiologis yaitu warna kulit berwarna coklat kehitaman, Biji jengkol mempunyai kulit kuning kecoklatan sewaktu dikupas dari polongnya sudah terasa keras. Biji dikumpulkan dan dikemas dalam karung plastik, lalu biji dipisahkan dari kulitnya dengan cara mekanis yaitu mengkupas kulit dengan pisau dan itu dilakukan seleksi benih yang sehat.


(35)

18

Gambar 2. Pohon induk yang dijadikan sebagai sumber benih dari

Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Penyiapan Media Simpan

Media simpan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji dan arang sekam padi. Serbuk gergaji diperoleh dari panglong kayu, sedangkan arang sekam padi diperoleh dari pabrik pembakaran sekam padi. Kedua media simpan yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari untuk mensterilisasi media dari hama dan jamur, dan penyakit agar media simpan tidak terlalu basah. Sebelum digunakan, kadar air pada kedua media simpan tersebut diukur untuk mengetahui kelembaban pada media sebelum digunakan untuk menyimpan benih jengkol. Diusahakan agar kadar air pada media simpan sama dengan kadar air pada benih jengkol. Wadah yang digunakan untuk menyimpan benih jengkol adalah plastik transparan.


(36)

19 3. Penempatan Benih dalam Media Simpan

Benih yang telah diseleksi dikeringanginkan selama 2 jam, agar benih tidak terserang jamur. Kemudian dimasukkan dalam kantong plastik transparan 70 cm x 60 cm, setiap kantong plastik diisi dengan media simpan sebanyak 500 g dan 40 benih. Benih jengkol dibenamkan ke dalam media simpan sampai menutupi benih jengkol.

(a) (b)

Gambar 3. Kondisi penyimpanan benih jengkol di penyimpanan dengan menggunakan media simpan (a) serbuk gergaji (b) arang sekam padi

4. Penyimpanan Benih Jengkol

Benih jengkol yang sudah diberi perlakuan dengan menggunakan media simpan serbuk gergaji dan arang sekam padi setiap kemasan yang berbeda-beda. Benih yang telah dibenamkan dalam media simpan kemudian disimpan di ruangan penyimpanan Laboraturium Silvikultur dengan suhu kamar 250C. Setiap perlakuan yang diberi media simpan serbuk gergaji


(37)

20 dan arang sekam padi disimpan dengan waktu yang berbeda-beda yaitu dengan lama simpan 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu penyimpanan.

5. Pengujian Daya Perkecambahan

Pengujian daya kecambah yang dilakukan adalah

a. Persiapan Media Kecambah Benih

Benih jengkol dikecambahkan pada bak kecambah 30 cm x 25 cm x 10 cm. Media perkecambahan yang digunakan berupa pasir. Pasir yang digunakan untuk media perkecambahan telah melalui pengayakan yang bertujuan untuk mendapatkan tekstur media yang halus dan dilakukan sterilisasi media yaitu dengan menyangrai media selama 20 menit, bertujuan untuk membasmi hama dan jamur yang dapat merusak benih. Media pasir digunakan sebagai media kecambah benih jengkol.

b. Perkecambahan

Benih jengkol yang telah diberi perlakuan, dilakukan penyimpanan menggunakan media simpan sesuai rancangan perlakuan. kemudian dikecambahkan dengan cara membenamkan benih pada media kecambah dengan kedalaman 5 cm. Pengamatan dilakukan setiap hari, dan menghitung jumlah benih yang berkecambah setiap hari.


(38)

21 6. Pemeliharaan Media Kecambah

Pemeliharaan yang dilakukan setiap hari yaitu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh di dalam bak kecambah serta menyiram tanaman pada pagi hari.

a. Variabel Pengamatan

Parameter pengamatan dalam penelitian pengaruh media simpan dan lama waktu penyimpanan benih jengkol yang digunakan adalah

1. Persentase benih jengkol yang berakar selama penyimpanan benih dihitung apabila benih berkecambah pada saat disimpan dihitung dengan rumus

Benih berkecambah = x 100%

2. Persentase jumlah benih yang berkecambah (G)

Menurut Indriyanto (2011) persentase jumlah benih yang berkecambah adalah jumlah benih yang berkecambah pada akhir pengamatan dapat dihitung dengan rumus

G = x 100%

3. Rata-rata Hari Berkecambah (GR)

GR =( × ) ( × ) ( × )

n = jumlah benih berkecambah

h = hari dalam proses perkecambahan benih

k = jumlah hari yang diperlukan dalam pengamatan perkecambahan benih


(39)

22 4. Daya kecambah (DK)

Menurut Indriyanto (2011) daya kecambah benih yaitu jumlah dari persentase benih yang berkecambah dan jumlah persentase yang tidak berkecambah dan jumlah persentase dan yang hidup dapat dihitung dengan rumus

Daya Kecambah (DK)

DK = benih bekecambah + benih yang tidak berkecambah (berpotensi)

benih yang dikecambahkan × 100%

b. Tabulasi Data Awal Hasil Pengamatan

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabulasi data (Tabel 1). Homogenitas data diuji dengan uji Barlett, kemudian data dianalisis varians dengan analisis sidik ragam. Untuk mengetahui beda antar perlakuan yang dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) (Hanafiah, 2011). Semua uji tersebut dilakukan pada taraf nyata 5%.


(40)

23 Tabel 1. Bentuk tabulasi hasil pengamatan setiap variabel perkecambahan benih

jengkol setelah berkecambah. Media

penyimpanan

Lama Penyimpanan

T0 T1 T2 T3

M0

Y001 Y101 Y201 Y301

Y002 Y102 Y202 Y302

Y003 Y103 Y203 Y303

Total Y00. Y10. Y20. Y30.

Rata-rata Ŷ00. Ŷ10. Ŷ20. Ŷ30.

M1

Y011 Y111 Y211 Y311

Y012 Y112 Y212 Y312

Y013 Y113 Y213 Y313

Total Y01. Y11. Y21. Y31.

Rata-rata Ŷ01. Ŷ11. Ŷ21. Ŷ31.

M2

Y021 Y121 Y221 Y321

Y022 Y122 Y222 Y322

Y023 Y123 Y223 Y323

Total Y02. Y12. Y22. Y32.

Rata-rata Ŷ02. Ŷ12. Ŷ22. Ŷ32.

Keterangan : Yij..= nilai pengamatan variabel perkecambahan perlakuan ke-i dan

faktor ke-j

Yi.. = total nilai pengamatan variabel berkecamah pada perlakuan

ke-i

Yi. . = rata-rata nilai pengamatan variabel berkecambah pada

perlakuan ke-i

Yj.. = total nilai pengamatan variabel berkecambah pada faktor ke-j Yj.. = rata-rata nilai pengamatan variabel berkecambah pada faktor

ke-j

i = perlakuan penyimpanan dengan media simpan, tanpa media simpan, media simpan serbuk gergaji dan media simpan ara ng sekam padi.

c. Analisis Data

a. Homogenitas Ragam

Untuk menguji homogenitas ragam dilakukan dengan Uji Bartlett (Gaspersz, 1994) dengan taraf nyata yang digunakan adalah 5%. Data dari Tabel 1 dianalisis dengan perhitungan sebagai berikut:


(41)

24 a) Varians gabungan dari seluruh sampel (S2)

Si2P1 =

S2 = {( ) } ( ) b) Harga satuan (B)

B = (logSi ) (n 1) χ2

= (ln 10) {B–( (n 1) log Si )} c) Faktor koreksi (K)

K = 1+

( ) ( )

χ2

hitung terkoreksi =

χ2

tabel =χ2(1-α) (k-1)

Keterangan: S2= ragam gabungan

Si2= ragam masing-masing perlakuan

χ

2= khi kuadrat (lihat tabel) t = banyaknya perlakuan n = banyaknya ulangan

Jika χ2 hitung< χ2tabel (0,05;2), maka ragam homogen dan dilanjutkan dengan

analisis sidik ragam. Dan jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel (0,05;2), maka ragam tidak

homogen dan dilakukan transformasi data dengan cara

b. Analisis Ragam

Analisis ragam dilakukan untuk menguji hipotesis tentang faktor perlakuan terhadap keragaman data hasil percobaan atau untuk menyelidiki ada tidaknya pengaruh perlakuan (Sastrosupadi, 2000).

FK = C = Y...2/r. a.b Jumlah Kuadrat Total = –FK


(42)

25 Jumlah Kuadrat Total A =

. –FK

Jumlah Kuadrat Total B =

. –FK

Jumlah Kuadrat Perlakuan = –FK JKAB = JKP–JKA–JKB

Jumlah Kuadrat Galat = JK (total)–JK (perlakuan) Keterangan:

FK = faktor koreksi

JKP = jumlah kuadrat perlakuan JKG = jumlah kuadrat galat JKT = jumlah kuadrat total

Y... = total nilai pengamatan variabel berkecambah

Yi = total nilai pengamatan variabel berkembah pada perlakuan ke-i

Yij = nilai pengamatan variabel berkecambah pada perlakuan ke-i dan

ulangan ke-j t = jumlah perlakuan r = jumlah ulangan

Tabel 3. Bentuk tabulasi hasil analisis sidik ragam dengan rancangan acak lengkap dalam faktorial

SK Db JK Kuadrat

Tengah

Fhitung F(5%)

Perlakuan ab–1 JKP JKP/db KTP/KTG

A a–1 JKA JKA/db KTA/KTG

B b–1 JKB JKB/db KTB/KTG

AxB (a-1)(b-1) JKAB JKAB/db

Galat ab(r-1) JKG JKG/db

Total (axbxr)-1

Keterangan : a = total banyaknya perlakuan faktor A b = total banyaknya perlakuan faktor B r = total banyaknya ulangan

Jika F hitung > F tabel, maka terdapat pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan, sehingga harus dianalisis lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Namun jika F hitung < F tabel, maka tidak ada pengaruh


(43)

26 nyata dari perlakuan yang diaplikasikan, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian lanjutan. Analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5 %.

c. Uji Beda Nyata Terkecil

Untuk mengetahui pengaruh media simpan dan lama penyimpanan benih jengkol yang paling rendah terhadap perkecambahan benih jengkol dilakukan uji perbandingan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Semua perhitungan dilakukan pada taraf nyata 5 %. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

BNT = tα/2(v).Sd Sd = 2 /

Keterangan :


(44)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disim-pulkan sebagai berikut.

1. Tanpa media simpan, viabilitas benih jengkol dapat bertahan hingga 2 minggu.

2. Penggunaan serbuk gergaji tidak mampu mempertahankan viabilitas benih jengkol.

3. Arang sekam adalah media simpan yang terbaik untuk benih jengkol karena mampu mempertahankan viabilitas benih jengkol selama 6 minggu.

B. Saran

Untuk mengetahui viabilitas benih jengkol dan jenis media simpan yang dapat digunakan untuk penyimpanan benih jengkol, perlu diperhatikan jenis media dan kemasan yang digunakan untuk penyimpanan benih jengkol.


(45)

34

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, I. Satriyas, R. Mohamad dan P. Agus. 2010.Pengaruh lama penyim-panan dan perlakuan benih terhadap peningkatan kako hibrida. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.1(13): 73-84. Daniel, E. M. 2009. Vigor benih kakao (Theobroma cacao l.) pada berbagai

lama penyimpanan dan invigorasi. Jurnal Agroland.16 (3)206--212. Gaspersz, V. 1991.Metode Perancangan Percobaan. Buku. Armico. Bandung.

472 p.

Hanafiah, K. A. 2011.Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Buku. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 259 p

Hayati, R . J. Abidin, pian dan S. AS. 2011.Pengaruh tingkat kemasan buah dan cara penyimpanan terhadap vigor dan viabilitas benih kakao ( Theobroma cacao L.). Jurnal Floratek.6(2): 114 --123

Hasanah, M. 2002.Peranan mutu fisiologis benih dan pengembangan industri benih tanaman industri.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

22(1):84--90.

Hendromono. 1994.Pengaruh media organik dan tanah mineral terhadap mutu bibit pterygota alataroxb.Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 7(2):77--83. Indriyanto. 2008.Pengantar Budidaya Hutan.Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 234 p.

2011. Panduan Praktikum Teknik dan Manajemen Bibit/ Persemaian.

Buku. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 70 p. Justice, O. L. dan L. N. Bass. 2003.Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.

Buku. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 446 p.

Kusmana, C. M. Kalingga, dan S, Dida. 2012.Pengaruh media simpan dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih Rhizophora Stylosa Griff. Jurnal Silvikultur Tropika.3(1):82--87.

Kartasapoetra, G. A. 2003.Teknologi Benih (Pengelolahan Benih dan Tuntunan Praktikum).Buku. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 118p.


(46)

35 Mulawarman., J. Roshekto, S. Maharani dan D. Iriantono. 2002.Pengelolahan

Benih Pohon (Sumber benih, pengumpulan benih dan penanganan benih).

Buku. Penerbit International Centre for Research in Agroforestry Southeast Asia Regional Research Programme. Bogor. 60 p.

Mujiastuti, R. O dan Mintarasih. 2006.Penyimpanan daya uji kecambah biji desmodium resnsonsii dengan beberapa perlakuan berbeda pada suhu ruangan tertentu. Jurnal Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 21(1)185--188.

Nurhayati, 2015.Pengaruh lama dan media penyimpanan benih terhadap

perkecambahan karet (Havea brasiliensis Muell Arg) klon PB 260. Jurnal Produksi Tanaman. 3(7):607--614.

Oktaralixon, L. Yohanes, T. dan Andrianton. 2015.Peranan kemasan dan media simpan terhadap ketahanan viabilitas dan vigor benih nangka (Artocarpus heterophyllus).Jurnal Agrotekbis.3 (3): 303--315.

Pratiwi, R. Rabaniyah, R dan Purwantoro, A. 2010. pengaruh jenis dan kadar air media simpan terhadap viabilitas benih lengkeng (dimocarpus longan lour). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan2(6): 50--60.

Pitojo, S. 1992.Budidaya dan Manfaat Jengkol.Buku. Kanisius. Yogyakarta. 72p.

Putri, A. I. 2008.Pengaruh media organik terhadap indeks mutu bibit cendana

(Santalum album).Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 21(1):1--8 p. Putri, K.P dan Djam’an. 2004.Peranmanajemen persemaian dalam upaya

penyiapan bibit berkualitas.Info Benih. 9(1):13--25 p.

Rahmat. A., O. Satjarpardja., L. Setianingsih, dan Syamsuwida. 2006. Kajian penggunaan paclobutrazol terhadap pertumbuhan semai agathis loranthifolm (The Study of paclobutrazol on the growth ofAgathis loranthifolia seedlings). Jurnal Manajemen Hutan Tropika.8(1):63--73. Rahardjo, P. 2012.Pengaruh pemberian arang sekam padi sebagai bahan desikan

pada penyimpanan benih terhadap daya tumbuh dan pertumbuhan bibit kakao. Jurnal Pelita Perkebunan.28(2):91--99.

Robi’in. 2007.Perbedaan bahan kemasan dan periode simpan dan pengaruhnya terhadap kadar air benih jagung dalam ruang simpan terbuka. Buletin Teknik Pertanian.8(1):7--8.

Syamsuwida.D., dan C. Kusmana. 2011.Pengaruh media simpan, ruang simpan, dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih Rhizophora stylosa Griff.


(47)

36 Sastrosupadi. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Buku.

Kanisius. Malang. 276 p.

Sutopo, L. 2002.Teknologi Benih. Buku.Raja Grafindo Persada. Jakarta. 237p. Sumampow, F. M. D. 2011.Viabilitas benih kakao(Theobroma cacao)pada

media simpan serbuk gergaji. Jurnal Lingkungan Tanah. 3(2):70--72. Suryanto, H. 2013.Pengaruh beberapa perlakuan penyimpanan terhadap

perkecambahan benih suren ( toona sureni). Jurnal Penelitian Kehutanan wallacea.2 (1). 26-40.

Sulaiman, F., H. M. Umar.,dan K. Agus. 2010. Perkecambahan Benih Tanaman Karet (Hevea brasiliensis muell. Arg) yang Disimpan Pada Suhu dan Periode yang Berbeda. Prosiding. 159-160. Universitas Sriwijaya. Palembang. 13-14 Desember 2010.

Yuniarti, N dan Rustam, E. 2013.Teknik Pengemasan Benih Rekalsitran untuk Transportasi. Balai Perbenihan Teknologi Bogor. Prosiding seminar hasil- hasil penelitian.129p.

Yuniarti, N. dan Djaman, D. 2015.Teknik pengemasan yang tepat untuk mempertahankan viabilitas benih bakau (Rhizophora apiculata) selama penyimpanan. Jurnal Pro Sem Nas Masy Biodiv Indon.1(6):139--144.


(1)

Jumlah Kuadrat Total A =

. –FK Jumlah Kuadrat Total B =

. –FK

Jumlah Kuadrat Perlakuan = –FK JKAB = JKP–JKA–JKB

Jumlah Kuadrat Galat = JK (total)–JK (perlakuan) Keterangan:

FK = faktor koreksi

JKP = jumlah kuadrat perlakuan JKG = jumlah kuadrat galat JKT = jumlah kuadrat total

Y... = total nilai pengamatan variabel berkecambah

Yi = total nilai pengamatan variabel berkembah pada perlakuan ke-i Yij = nilai pengamatan variabel berkecambah pada perlakuan ke-i dan

ulangan ke-j t = jumlah perlakuan r = jumlah ulangan

Tabel 3. Bentuk tabulasi hasil analisis sidik ragam dengan rancangan acak lengkap dalam faktorial

SK Db JK Kuadrat

Tengah

Fhitung F(5%)

Perlakuan ab–1 JKP JKP/db KTP/KTG

A a–1 JKA JKA/db KTA/KTG

B b–1 JKB JKB/db KTB/KTG

AxB (a-1)(b-1) JKAB JKAB/db

Galat ab(r-1) JKG JKG/db

Total (axbxr)-1

Keterangan : a = total banyaknya perlakuan faktor A b = total banyaknya perlakuan faktor B r = total banyaknya ulangan

Jika F hitung > F tabel, maka terdapat pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan, sehingga harus dianalisis lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Namun jika F hitung < F tabel, maka tidak ada pengaruh


(2)

26 nyata dari perlakuan yang diaplikasikan, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian lanjutan. Analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5 %.

c. Uji Beda Nyata Terkecil

Untuk mengetahui pengaruh media simpan dan lama penyimpanan benih jengkol yang paling rendah terhadap perkecambahan benih jengkol dilakukan uji perbandingan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Semua perhitungan dilakukan pada taraf nyata 5 %. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

BNT = tα/2(v).Sd

Sd = 2 /

Keterangan :


(3)

A. Kesimpulan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disim-pulkan sebagai berikut.

1. Tanpa media simpan, viabilitas benih jengkol dapat bertahan hingga 2 minggu.

2. Penggunaan serbuk gergaji tidak mampu mempertahankan viabilitas benih jengkol.

3. Arang sekam adalah media simpan yang terbaik untuk benih jengkol karena mampu mempertahankan viabilitas benih jengkol selama 6 minggu.

B. Saran

Untuk mengetahui viabilitas benih jengkol dan jenis media simpan yang dapat digunakan untuk penyimpanan benih jengkol, perlu diperhatikan jenis media dan kemasan yang digunakan untuk penyimpanan benih jengkol.


(4)

34

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, I. Satriyas, R. Mohamad dan P. Agus. 2010.Pengaruh lama penyim-panan dan perlakuan benih terhadap peningkatan kako hibrida. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.1(13): 73-84. Daniel, E. M. 2009. Vigor benih kakao (Theobroma cacao l.) pada berbagai

lama penyimpanan dan invigorasi. Jurnal Agroland.16 (3)206--212. Gaspersz, V. 1991.Metode Perancangan Percobaan. Buku. Armico. Bandung.

472 p.

Hanafiah, K. A. 2011.Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Buku. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 259 p

Hayati, R . J. Abidin, pian dan S. AS. 2011.Pengaruh tingkat kemasan buah dan cara penyimpanan terhadap vigor dan viabilitas benih kakao ( Theobroma cacao L.). Jurnal Floratek.6(2): 114 --123

Hasanah, M. 2002.Peranan mutu fisiologis benih dan pengembangan industri benih tanaman industri.Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 22(1):84--90.

Hendromono. 1994.Pengaruh media organik dan tanah mineral terhadap mutu bibit pterygota alataroxb.Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 7(2):77--83. Indriyanto. 2008.Pengantar Budidaya Hutan.Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 234 p.

2011. Panduan Praktikum Teknik dan Manajemen Bibit/ Persemaian. Buku. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 70 p. Justice, O. L. dan L. N. Bass. 2003.Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.

Buku. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 446 p.

Kusmana, C. M. Kalingga, dan S, Dida. 2012.Pengaruh media simpan dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih Rhizophora Stylosa Griff. Jurnal Silvikultur Tropika.3(1):82--87.

Kartasapoetra, G. A. 2003.Teknologi Benih (Pengelolahan Benih dan Tuntunan Praktikum).Buku. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 118p.


(5)

Mulawarman., J. Roshekto, S. Maharani dan D. Iriantono. 2002.Pengelolahan Benih Pohon (Sumber benih, pengumpulan benih dan penanganan benih). Buku. Penerbit International Centre for Research in Agroforestry

Southeast Asia Regional Research Programme. Bogor. 60 p.

Mujiastuti, R. O dan Mintarasih. 2006.Penyimpanan daya uji kecambah biji desmodium resnsonsii dengan beberapa perlakuan berbeda pada suhu ruangan tertentu. Jurnal Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 21(1)185--188.

Nurhayati, 2015.Pengaruh lama dan media penyimpanan benih terhadap

perkecambahan karet (Havea brasiliensis Muell Arg) klon PB 260. Jurnal Produksi Tanaman. 3(7):607--614.

Oktaralixon, L. Yohanes, T. dan Andrianton. 2015.Peranan kemasan dan media simpan terhadap ketahanan viabilitas dan vigor benih nangka (Artocarpus heterophyllus).Jurnal Agrotekbis.3 (3): 303--315.

Pratiwi, R. Rabaniyah, R dan Purwantoro, A. 2010. pengaruh jenis dan kadar air media simpan terhadap viabilitas benih lengkeng (dimocarpus longan lour). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan2(6): 50--60.

Pitojo, S. 1992.Budidaya dan Manfaat Jengkol.Buku. Kanisius. Yogyakarta. 72p.

Putri, A. I. 2008.Pengaruh media organik terhadap indeks mutu bibit cendana (Santalum album).Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 21(1):1--8 p. Putri, K.P dan Djam’an. 2004.Peranmanajemen persemaian dalam upaya

penyiapan bibit berkualitas.Info Benih. 9(1):13--25 p.

Rahmat. A., O. Satjarpardja., L. Setianingsih, dan Syamsuwida. 2006. Kajian penggunaan paclobutrazol terhadap pertumbuhan semai agathis loranthifolm (The Study of paclobutrazol on the growth ofAgathis loranthifolia seedlings). Jurnal Manajemen Hutan Tropika.8(1):63--73. Rahardjo, P. 2012.Pengaruh pemberian arang sekam padi sebagai bahan desikan

pada penyimpanan benih terhadap daya tumbuh dan pertumbuhan bibit kakao. Jurnal Pelita Perkebunan.28(2):91--99.

Robi’in. 2007.Perbedaan bahan kemasan dan periode simpan dan pengaruhnya terhadap kadar air benih jagung dalam ruang simpan terbuka. Buletin Teknik Pertanian.8(1):7--8.

Syamsuwida.D., dan C. Kusmana. 2011.Pengaruh media simpan, ruang simpan, dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih Rhizophora stylosa Griff. Jurnal Silvikultur Tropika.3(1):82-87.


(6)

36 Sastrosupadi. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Buku.

Kanisius. Malang. 276 p.

Sutopo, L. 2002.Teknologi Benih. Buku.Raja Grafindo Persada. Jakarta. 237p. Sumampow, F. M. D. 2011.Viabilitas benih kakao(Theobroma cacao)pada

media simpan serbuk gergaji. Jurnal Lingkungan Tanah. 3(2):70--72. Suryanto, H. 2013.Pengaruh beberapa perlakuan penyimpanan terhadap

perkecambahan benih suren ( toona sureni). Jurnal Penelitian Kehutanan wallacea.2 (1). 26-40.

Sulaiman, F., H. M. Umar.,dan K. Agus. 2010. Perkecambahan Benih Tanaman Karet (Hevea brasiliensis muell. Arg) yang Disimpan Pada Suhu dan Periode yang Berbeda. Prosiding. 159-160. Universitas Sriwijaya. Palembang. 13-14 Desember 2010.

Yuniarti, N dan Rustam, E. 2013.Teknik Pengemasan Benih Rekalsitran untuk Transportasi. Balai Perbenihan Teknologi Bogor. Prosiding seminar hasil- hasil penelitian.129p.

Yuniarti, N. dan Djaman, D. 2015.Teknik pengemasan yang tepat untuk mempertahankan viabilitas benih bakau (Rhizophora apiculata) selama penyimpanan. Jurnal Pro Sem Nas Masy Biodiv Indon.1(6):139--144.