15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persediaan
2.1.1 Pengertian persediaan
Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau
barang yang akan digunakan. Persediaan digunakan untuk mengindikasikan barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis
perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Dan merupakan bagian dari aktiva lancar, yang
apabila setiap kesalahan pencatatan dalam perhitungan persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.
Stice, et al 2009:571 menyatakan bahwa “Persediaan ditunjukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal,dan
dalam kasus manufaktur, maka kata ini ditunjukkan untuk barang dalam proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi”.
Menurut PSAK No. 14 2009:03 “ Persediaan adalah aktiva a tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; b dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau c dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”. Menurut Warren, et al 2006
:
453 “ Persediaan digunakan untuk mengindikasikan : 1 barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual
16
dalam operasi bisnis perusahaan; 2 bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu”.
2.1.2 Klasifikasi persediaan
Persediaan pada setiap perusahaan berbeda dengan perusahaan lain tergantung pada bidang kegiatan bisnisnya. Persediaan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : A. Persediaan barang dagangan
Barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer atau perusahaan perdagangan seperti importir atau eksportir untuk dijual kembali.
Biasanya barang yang diperoleh untuk dijual kembali secara fisik tidak diubah oleh perusahaan pembeli, barang-barang tersebut tetap dalam bentuk
yang telah jadi ketika meninggalkan pabrik pembuatnya. Dalam beberapa hal dapat terjadi beberapa komponen dibeli untuk kemudian dirakit menjadi
barang jadi. B. Persediaan manufaktur menurut Stice, al etc 2009:573 “Persediaan
dalam perusahaan manufaktur diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : 1. Bahan baku
Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Sebagian bahan baku diambil langsung dari sumber
aslinya. Namun yang sering terjadi, bahan baku dibeli dari perusahaan lain yang merupakan barang jadi dari sisi pemasok.
Bahan baku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Bahan baku langsung. Bahan yang secara langsung digunakan dalam produksi barang.
b. Bahan baku tidak langsung. Bahan baku yang menjadi bahan pendukung.
2. Barang dalam proses Barang dalam proses terdiri atas bahan-bahan yang telah diproses,
namun masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan ini terdiri dari atas tiga komponen biaya yaitu :
17
a. Bahan baku langsung, yaitu biaya bahan baku yang secara langsung dapat diidentifikasi dalam barang yang diproduksi.
b. Tenaga kerja langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang secara langsung dapat diidentifikasi dengann barang yang diproduksi
c. Overhead Pabrik, yaitu bagian dari overhead pabrik yang dibebankan atas barang yang diproduksi.
3. Barang jadi Barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi dan
menunggu untuk dijual. C. Persediaan rupa-rupa. Barang-barang seperti perlengkapan kantor,
kebersihan, dan pengiriman. Persediaan jenis ini biasanya digunakan segera dan biasanya dicatat sebagai beban penjualan umum ketika dibeli.
Menurut Rangkuti 2004:7 persediaan dapat digolongkan ke dalam tiga jenis berdasarkan fungsinya, yaitu
1. Batch stockLot Size Inventory Persediaan yang diadakan karen kita membeli atau membuat bahan-
bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu. Keuntungannya :
a. Potongan harga pada harga pembelian b. Efisiensi produksi
c. Penghematan biaya angkutan
2. Fluctuation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun
untuk menghadapi penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat.
2. 1. 3 Sistem pencatatan persediaan
Sistem pencatatan persediaan merupakan pengelolaan persediaan melalui proses pencatatan, untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Kuantitas jenis-jenis persediaan pada akhir periode haruslah ditentukan guna mengkalkulasi biaya pokok
persediaan barang dagang yang dijual.
18
Menurut Stice, et al. 2009:574 Adapun sistem pencatatan persediaan dapat digolongkan dengan dua cara, yaitu :
A. Sistem Persediaan Periodik Dalam metode ini pencatatan pada akun persediaan barang dagang hanya
dilakukan pada awal atau akhir periode saja, sedangkan pada saat terjadinya transaksi pembelian, begitu pula pada saat transaksi penjualan. Barang
dagang tidak dicatat pada akun persediaan barang dagang tetapi pada akun penjualan.
B. Sistem Persediaan Perpetual Pada sistem ini, setiap terjadi transaksi yang terjadi pada persediaan barang
dagang, ditentukan terlebih dahulu harga pokok penjualan sehingga setiap transaksi yang mempegaruhi nilai persediaan barang dagang dicatat pada
akun persediaan barang dagang sebesar harga perolehnya. Contoh perbedaan pencatatan untuk persediaan yang dibuat dalam sistem
persediaan periodik dan perpetual dapat dilihat pada transaksi berikut ini : Transaksi berikut yang terjadi selama satu periode
1
Persediaan awal ........................................... 50 unit 10 500 2
Pembeliaan selama periode tersebut........... 300 unit 10 3.000 3
Penjualan selama periode tersebut............. 275 unit 15 4.125 4
Persediaan akhir perhitungan fisik........... 70 unit 10 700 Sistem Pencatatan Persediaan Secara Periodik
TGL PERKIRAAN
REF DEBET
KREDIT
Pembeliaan Utang Usaha
3.000 3.000
Piutang Usaha Penjualan
4.125 4.125
Iktisar Laba Rugi Persediaan Awal
500 500
Persediaan akhir Iktisar Laba Rugi
700 700
Sistem Pencatatan Persediaan Secara Perpetual
TGL PERKIRAAN
REF DEBET
KREDIT
Persediaan Utang Usaha
3.000 3.000
Piutang Usaha Penjualan
4.125 4.125
HPP Persediaan
2.750 2.750
19
2.1.4 Metode penilaian persediaan
Bagi perusahaan sangat penting untuk menentukan besarnya harga pokok produksi barang yang dijual. Jika perusahaan tidak mampu
menentukan harga produksi yang melekat pada barang dagang yang dihasilkan akan menyulitkan dalam penentuan harga jual
Menurut stice, et al 2009:585 ada empat metode penilaian yang paling umum digunakan yaitu :
A. Identifikasi khusus spesific identification Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan
dan ke barang yang ada ditangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk
mengidentifikasi biaya historis dari setiap unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatatat disesuaikan dengan arus fisik
barang. Dari sudut pandang teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika setiap unsur persediaan unik dan memiliki biaya
yang tinggi. Namun, ketika persediaan terdiri atas berbagai unsur atau unsur- unsur identik yang dibeli pada saat yang berlainan dengan harga yang
berbeda, maka identifikasi khusus akan menjadi lamban, membebani, dan memakan biaya.
B. Metode biaya rata-rata average cost Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap
unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari
jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata dapat dianggap sebagai metode yang realistis dan paralel dengan arus fisik barang, khususnya
ketika ada percampuran dari unit persediaan yang identik. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan biaya rata-rata memberikan nilai
yang sama untuk unsur serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Akan tetapi, keterbatasan dari
metode biaya rata-rata ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara signifikan terhadap harga dalam periode dimana terdapat kenaikan atau
penurunan harga yang cepat. C. Metode masuk pertama, keluar pertama First-In, First- out FIFO
Metode masuk pertama, keluar pertama didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dulu masuk. FIFO dapat dianggap
debagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau
tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang
20
dinilai melekat pada barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh
urutan terjadinya biaya. Selain itu, unit yang tersisa pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan akan
mendekati atau sama dengan biaya penggantian di akhir periode end-of- period replacement cost.
D. Metode masuk terakhir, keluar pertama Last-In, First-Out LIFO Metode masuk terkahir, keluar pertama LIFO didasarkan pada asumsi
bahwa barang yang paling barulah yang terjual. LIFO sering kali dikritik dari sudut pandang teroritis. Metode ini tidak cocok dengan arus barang yang
terjadi dalam sebuah perusahaan. LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika
tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam mencocokkan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini.
E. Penilaian persediaan bukan berasal dari cost
Menurut warren,etc al2006:468 “Persediaan bisa dinilai selain dari biaya. Dua situsi ini muncul apabila
1. Biaya penggantian barang-barang persediaan lebih rendah daripada biaya yang tecatat
2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga jual normal karena cacat, usang, perubahan gaya, atau penyebab lainnya.
Penilaian persediaan dapat dilakukan dengan dua metode mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar LCM method. Jika biaya
penggantian suatu persediaan lebih rendah daripada biaya pembeliannya maka metode mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar
digunakan untuk menilai persediaan. Harga pasar, yang digunakan dalam LCM, adalah biaya untuk mengganti barang dagang pada tanggal persediaan.
Nilai pasar ini didasarkan pada jumlah yang biasanya dibeli dari sumber pemasok yang biasa. Keunggulan utama dari metode LCM adalah bahwa laba
kotor dan laba bersih akan berkurang dalam periode terjadinya penurunan nilai pasar. Dalam menerapkan metode LCM, biaya penggantian dapat
ditentukan dengan salah satu dari tiga cara berikut ini:
21
1 Biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan untuk setiap jenis barang dalam persediaan,
2 Biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan untuk kelas atau kategori utama persediaan,
3 Biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan untuk persediaan secara keseluruhan
F. Penilaian Pada Nilai Realisasi Bersih Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan
langsung, seperti komisi penjualan.
2.2 Pengertian Perputaran Persediaan
Menurut Warren, etc al 2006:474, perputaran mengukur hubungan antara volumme barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki
selama periode berjalan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
Perputaran Persediaan =
ℎ���� ����� ��������� ���������� ����−����
x 1kali=.......kali
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyerhanakan kita menentukan
persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan akhir pada akhir dan awal tahun dibagi 2. Selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun
stabil, rata-rata ini akan cukup akurat bagi analisa. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang
dagang. Menurut stice, etc al. 2009:799, perputaran persediaan kadang-kadang
dihitung dengan menggunakan penjualan, bukan dengan harga pokok penjualan.