BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketika bayi lahir, kondisi bayi masih lemah sehinggga butuh perhatian dan penjagaan yang serius. Semua anggota tubuh bayi masih rawan, tetapi yang paling
rawan adalah bagian kepala, terutama ubun-ubun dan tali pusat bayi Irawan, 2011 Tali pusat atau funiculus umbiliclis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama didalam kandungan. Tali pusat memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Melalui tali pusat inilah makanan, oksigen, serta nutrisi
lain yang dibutuhkan oleh bayi disalurkan dari peredaran darah sang ibu Riksani, 2012.
Saat bayi lahir, tali pusat yang melekat diperut bayi akan disisakan beberapa sentimeter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering,
lalu terlepas atau puput pada 6-7 hari setelah kelahiran. Selama belum lepas, tali pusat harus dirawat dengan baik. Jika tidak, maka tali pusat akan mengalami infeksi,
basah, bernanah, dan berbau. Keadaan ini jelas membahayakan bagi bayi irwan, 2011.
Selain karena tubuh bayi terlihat masih begitu lemas, adanya tali pusat yang masih menempel di badan bayi, juga menjadi salah satu alasan bagi para ibu,
terutama wanita yang baru pertama melahirkan merasa risih, takut, khawatir tali pusatnya akan terlepas, tidak leluasa terutama ketika memandikan atau memakaikan
pakaian, dan ketakutan lainnya sehingga membuat ibu atau keluarga tidak leluasa untuk bersentuhan dengan bayinya Riksani, 2011.
Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950-an hingga 1960-an ketika angka infeksi pada proses kebidanan sedang sangat tinggi. Namun
Universitas Sumatera Utara
disejumlah negara berkembang masih sering dijumpai kasus-kasus infeksi tali pusat walaupun antiseptik jenis baru telah diperkenalkan. Selain infeksi, perdarahan pada
tali pusat juga dapat berakibat fatal Irawan, 2011. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan
morbilitas dan angka kematian mortalitas adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi, dalam
melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkwalitas yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat terhadap kesehatan Wayanon,2010. Kasus kesakitan dan kematian neonatal yang berhubungan dengan infeksi tali
pusat masih banyak ditemukan. Pada tahun 2000, WHO World Hearth Organisation menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000 yang disebabkan
oleh infeksi tali pusat. Di negara- negara Asia Tenggara diperkirakan ada 22.000 kematian bayi yang disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang bersih
Ronald, 2011. Menurut WHO proporsi kematian bayi baru lahir di dunia sangat tinggi dengan
estimasi sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia tenggara. Perkiraan kematian yang terjadi
karena perdarahan tali pusat adalah sekitar 550.000 lebih dari 50 kematian yang terjadi di Afrika dan Asia Tenggara disebabkan karena perdarahan masif pada pada
tali pusat pada umumnya terjadi akibat pecahnya pembuluh darah umbilikus atau kelainan trombus pada bayi Hartini,2010.
Universitas Sumatera Utara
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, jumlah penderita Tetanus neonatorum meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2006 jumlah
penderita Tetanus neonatorum sebanyak 15 kasus dan meninggal 10 orang, sedangkan pada tahun 2007 jumlah penderita Tetanus neonatorum mencapai 17
kasus dan 14 diantaranya meninggal. Pada tahun 2008 jumlah penderita Tetanus Neonatorum sebanding dengan jumlah penderita pada tahun 2007 yakni 17 kasus
dengan angka kematian yang cukup rendah yakni 8 orang, sedangkan pada tahun 2009 jumlah penderita Tetanus Neonatorum meningkat menjadi 19 kasus dengan
angka kematian 8 orang. Secara Nasional, Sumatera Selatan menduduki posisi 3 terbesar kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2008 Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan, 2010
.
Tetanus Neonatoruma dan infeksi tali pusat lainya telah menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus-menerus. Setiap tahunnya sekitar 500.000 bayi
meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000 meninggal akibat infeksi bakteri.Tetanus neonatorum sebagai salah satu penyebab kematian, sebenarnya dapat
dengan mudah di hindari dengan perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang cara merawat tali pusat Liyah,2013.
Infeksi merupakan penyebab terbanyak kematian bayi baru lahir dan salah satunya disebabkan oleh infeksi tali pusat omfalitis. Untuk mencegah timbulnya
omfalitis bermacam antiseptik atau antimikroba sudah digunakan secara luas. Rekomendasi pemilihan regimen perawatan harus didasarkan pola kolonisasi kuman
di institusi tersebut. penting. Angka infeksi tali pusat di negara berkembang bervariasi dari 2 per 1000 hingga 54 per 1000 kelahiran hidup dengan case fatality
rate 0-15. Badan Kesehatan dunia WHO merekomendasikan perawatan tali pusat cara kering tanpa antiseptik ataupun antimikroba. Dilaporkan 300.000 bayi
Universitas Sumatera Utara
meninggal akibat tetanus, dan 460.000 lainnya meninggal karena infeksi berat dengan infeksi tali pusat omfalitis sebagai salah satu predisposisi Faktor yang
berperan terhadap timbulnya infeksi tali pusat di negara berkembang antara lain karena persalinan dilakukan di rumah dengan hygiene dan sanitasi yang kurang,
penolong persalinan yang tidak terlatih dan beberapa cara tradisional dalam perawatan tali pusat yang tidak steril Riza, 2013.
Menurut penelitian Herliana Elfi, 2010 pada kenyataan di masyarakat masih banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di masyarakat. Misalnya
meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke tali pusat supaya tali pusat cepat lepas puput atau ditutupi dengan koin agar pusat tidak bodong. Padahal tindakan
tersebut tidak perlu dilakukan justru dapat membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi, koin dapat menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau
tetanus yang sangat membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi Zacharia,2008.
Seperti halnya ibu post patum yang lebih mempercayakan perawatan bayi kepada orang lain yang berpengalaman. Ibu post partum sebagian besar belum mampu
melaksanakan tugasnya sebagai ibu dikarenakan kurang percaya akan kemampuan diri mereka untuk merawat bayi yang benar, salah satunya tentang perawatan tali
pusat. Fenomena tersebut merupakan masalah yang sering ditemui di masyarakat. Seharusnya dalam masa nifas, pengetahuan tentang perawatan tali pusat sangat
penting diketahui seorang ibu Maylani, 2008 dan siti 2013.
WHO merekomendasikan, untuk perawatan sehari-hari tali pusat cukup dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun. Berdasarkan penelitian tali
pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun relatif lebih cepat dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol ataupun antiseptik. Tali pusat ditutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas dengan menggunakan kassa steril.
Riksani, 2012. Penelitian yang dilakukan Dore 1998 membuktikan adanya perbedaan
perawatan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembersih dan dibalut kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat dengan cara alami
lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan alkohol Riksani, 2012.
Hasil Penelitiaan menunjukkan bahwa lama pelepasan tali pusat pada bayi dengan perawatan kasa kering lebih cepat dibandingkan dengan bayi dengan
perawatan kasa alkohol 70 dengan selisih waktu 55,3 jam Ronalad,2010. Merawat tali pusat juga penting untuk mencegah terjadinya perdarahan,
infeksi bahkan tetanus neonatorum, yang dapat menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru lahir belum cukup kuat menangkal kuman infeksi. Karena itu, tali pusat
harus dalam keadaan bersih dan tetap kering sampai tali pusat mengering, menyusut, dan lepas dari pusat bayi Riza 2013.
Klinik Sally merupakan salah satu klinik yang sesuai dengan standar pelayanan ibu hamil dan melahirkan di kota Medan, karena bidan klinik Sally sudah menjadi
bidan delima. Ibu yang melahirkan Klinik Sally cukup banyak, dan dari wawancara yang dilakukan dengan ibu post partum yang melahirkan di klinik sally menyatakan
bahwa sangat puas dengan pelayanan oleh bidan di klinik tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah Perilaku Ibu Post Partum Dalam Merawat Tali Pusat di Klinik
Universitas Sumatera Utara
Bersalin Sally Medan?. C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
untuk mengetahui tentang perilaku ibu post partum dalam merawat tali pusat di
Klinik Bersalin Sally Medan. 2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang merawat tali pusat pada bayi baru lahir di Klinik Bersalin Sally Medan.
2. Untuk mengetahui sikap ibu dalam melakukan merawat tali pusat
di klinik bersalin Sally Medan.
3. Untuk mengetahui tindakan ibu merawat tali Pusat di Klinik Bersalin Sally Medan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian dapat menjadi informasi untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan pengetahuan dan tindakan ibu primipara dalam merawat bayi baru lahir.
2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan kesehatan serta proses belajar khususnya di bidang perawatan maternitas.
3. Bagi ibu post partum Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan ibu post partum sehingga dapat membantu ibu post partum untuk merawat tali pusat dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAU TEORI