73
3.3.2 Skala Budaya Organisasi
Pengukuran variabel budaya organisasi menggunakan skala dari instrument Robbins dalam Pasaribu, 2014, yang meliputi inovasi dan
pengambilan resiko, perhatian kerincian, orientasi hasil, orinetasi orang, orientasi tim, keagresifan dan kemantapan dengan empat skala Likert yang
menggunakan pilihan jawaban Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala tersebut terdiri dari
item-item yang bersifat Favorable postif dan item-item yang bersifat Unfavorable negatif. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin
tinggi pula budaya organisasi, dan semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah budaya organisasi.
Tabel 3.3 Daftar sebaran item skala budaya organisasi
Aspek Indikator
Item Jumlah item
F U
1. Inofasi dan
pengambilan resiko
a. Penghargaan atau
apresiasi b. Kebebasan
berekspresi. c. Pemberian
kewenangan untuk
mengambil keputusan d. Dorongan
untuk menghadapi tantangan
kerja a. Sebagai
pendeta, saya
diberikan penghargaan atau apresiasi terhadap
apa yang saya kerjakan b.
c. Saya diberi ruang untuk berekspresi pada
unit kerja
saya untuk
mengembangkan kemampuan saya d.
e. saya diberikan kewenangan untuk menentukan
dan mengambil
keputusan didalam pekerjaan ini f.
g. Dalam menghadapi tantangan saya diberikan dorongan dari orang-orang
pada lingkungan
kerja untuk
menghadapinya 1
2 3
4
74 2. Perhatian
ke rincian
a. Penerapan sistem
manajemen yang
transparan
b. Respon terhadap
informasi yang rinci sesuai
kondisi riil
karyawan. c. Karyawan
didorong untuk bekerja dengan
hati-hati dan akurat d. Ada tindak lanjut atas
saran dan kritik. a. Pihak gereja selalu secara transparan,
melaporkan perbendaharaan gereja, baik berupa keuagan maupun harta
milik gereja
lainnya, termasuk
SDMnya b.
c. Pihak gereja memiliki perhatian yang rendah terhadap para pendeta dengan
tidak pernah diberikan informasi tentang diri sang pendeta secara jelas
d. e. Pendeta selalu didorong untuk bekerja
dengan hati-hati dan akurat f.
Setiap memberikan saran dan kritik, pihak gereja sulit untuk menindak
lanjutinya 5
7 6
8
3. Orientasi hasil a. Karyawan didorong
untuk memperhatikan kepuasan pelanggan.
b. Karyawan didorong
untuk memiliki
tanggung jawab untuk kualitas pekerjaan.
c. Karyawan didorong
untuk bekerja keras untuk
mencapai keuntungan
perusahaan. d. Karyawan
didorong untuk mementingkan
produktivitas perusahaan
a. Pihak gereja mendorong pendeta untuk memperhatikan kepuasan dari
anggota jemaat, pada unit kerja kami masing-masing.
b. Didalam bekerja, pendeta didorong untuk
memiliki tanggung
jawab terhadap pelayanan ini.
c. Sebagai pendeta , saya bekerja biasa- biasa saja terhadap target maupun
keuntungan lembaga gereja d. Pihak
gereja pelatihan
yang diperlukan kepada para pendeta untuk
meningkatkan produktifitasnya dalam pelayanan
9 10
12 11
4. Orientasi orang a. Perusahaan
mendukung pengembangan
karyawan b. Perusahaan
memberikan kesempatan yang sama
untuk pengembangan karir karyawan.
c. Perusahaan memperlakukan
karyawan secara adil. d. Pengakuan
dari perusahaan
kepada a. Pihak
gereja mendukung
pengembangan pendeta
sebagai pekerjanya
b. Pihak gereja
hanya memberikan
kesempatan kepada
orang-orang tertentu
untuk mengembangakan
keahliannya c. Pihak gereja memperlakukan pekerja
termasuk pendeta dengan seenaknya. d. Pihak gereja memberikan apresiasi
13 14
15
75 karyawan yang terlihat
pada prestasi
karyawan terhadap kinerja pendeta yang bekerja
dengan baik. 16
5. Orientasi tim a. Perusahaan memfasilitasi
hubungan antara unit. b. Mendorong
budaya saling
menghormati antara
pendapat kelompok.
c. Kepemimpinan mendukung
aktivitas kerja antar kelompok.
d. Perusahaan mendukung kerja tim
di setiap pekerjaan a. Pihak gereja memfasilitisai hubungan
kerja sama antara tiap unit kerja pada lembaga gereja
b. Budaya saling menghormati antara sesama pendeta didorong oleh gereja
demi terciptanya suasana kerja yang baik.
c. Pemipin pada unit kerja dimana saya bekerja, mendukung kerja secara
kolektif atau bersama dalam kelompok d.
e. Pihak gereja mendukung kerja secara tim pada setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh para pendeta 17
18 19
20
6. keagresifan a. Pengawasan diarahkan
untuk mendorong
semangat . b. Pemberian wewenang
dan tanggung jawab untuk memacu kerja.
c. Memberikan penghargaan
kepada karyawan
yang berprestasi.
d. Perusahaan mempromosikan
budaya kompetisi di antara karyawan.
e. Karyawan didorong
untuk efisiensi dan bekerja dengan cepat.
a. Untuk mendorong semangat setiap pendeta pada unit kerja masing-
masing, pihak gereja melakukan pengawasan yang baik dan benar
b. c. Untuk memacu kerja yang baik, pihak
gereja memberikan wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya kepada
masing-masing pendeta pada unit kerjanya.
d. e. Pendeta diberikan penghargaan, dari
pihak gereja untuk prestasi kerja yang dilakukannya
f. Budaya kompetisi atau persaingan
diantara para pendeta dipandang hanya sedikit memberi sumbangsi
terhadap kemajuan organisasi.
g. h. Efisiensi dalam pelayanan bukan
merupakan tanggung jawab pendeta. 21
22 23
24 25
76 7. Kemantapan a. Prosedur
aplikasi, birokrasi
dan peraturan
sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
b. Menjaga kondisi
keuangan perusahaan tetap
stabil untuk
operasi. c. Mendorong
unsur pimpinan mengawasi
kegiatan kerja
bawahan d. Mendorong
loyalitas karyawan
kepada atasan dan perusahaan
a. Dalam menjalankan tugasnya setiap pendeta dijaga dengan norma-norma
dan nilai-nilai sesuai dengan aturan gereja
b. Pihak gereja melakukan pengawasan terhadap keuangannya untuk tetap
dapat melakukan
tugas dan
pelayanannya kepada jemaatnya. c. Dalam
melakukan tugas
pengawasannya, pimpinan
melkukannya tidak dengan sepenuh hati.
d. Loyalitas bawahan terhadap pimpinan merupkan hal yang dipandang kurang
tepat terhadap organisasi ini. 26
27 28
29
Tebel 3.4 Item Favorabel dan Unfavorabel
3.3.3 Skala Kepuasan Kerja