T2 832012003 BAB III

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas, satu

variabel moderating dan satu variabel tergantung, yaitu :

Variabel bebas : motivasi kerja, budaya organisasi,

Variabel moderating : jenis kelamin

Variabel tergantung : kepuasan kerja

3.2

Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian bertujuan agar pengukuran

variabel-variabel penelitian lebih terarah sesuai dengan tujuan dan metode

pengukuran yang dipersiapkan. Definisi operasional variabel penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sesuai dengan definisi

yang telah dipaparkan dalam BAB II

1.

Motivasi kerja

adalah suatu kesungguhan dari upaya individu dalam

membangkitkan, memberikan energi, mengarahkan dan memelihara

perilaku dalam melakukan pekerjaannya untuk kepentingan tertentu

baik bagi organisasi maupun bagi individu itu sendiri. Untuk

mengukur variabel motivasi kerja ini, maka penulis mengunakan

konsep dari teori hirarki kebutuhan abraham maslow dalam Robbins

(1998), yang diadaptasi dari instrument Vance & Moudgil (dalam

Mas’ud 2004) kemudian dimodifikasi oleh penulis sesuai tujuan


(2)

kebutuhan : yakni kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan

harga diri, kebutuhan otonomi dan kebutuhan aktualisasi diri

2.

Budaya Organisasi

merupakan sebuah identitas yang membedakan

suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Pembeda ini terlihat lewat

sistim makna yang dianut bersama setiap anggota organisasi tertentu,

yang didasari atas asumsi dasar yang diciptkan oleh norma dan

nilai-nilai untuk memandu setiap individu dalam berperliku didalam

organisasi. Untuk mengukur variabel budaya organisasi ini, digunakan

skala berdasakan konsep untuk kepentingan penelitian ini, maka

penulis mengunakan konsep dari krakteristik budaya organisasi

Robbins (1998) yang terdiri dari inovasi dan pengambilan resiko,

perhatian kerincian, orientasi hasil, orinetasi orang, orientasi tim,

keagresifan dan kemantapan, yang diadaptasi dari instrument

Robbins (dalam Pasaribu, 2014) kemudian dimodifikasi oleh penulis

sesuai tujuan penelitian ini.

3.

Kepuasan Kerja

adalah sikap umum dari perasaan positif atau emosi

yang menyenangkan karena keberhasilan dari suatu pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang dalam suatu organisasi. Perasaan positif

tersebut berasal dari hasil evaluasi berdasarkan karakterisitiknya

mengenai seberapa baik pekerjaannya yang dapat berdampak pada

reaksi emosional yang menyenangkan. Sehingga puas tidaknya

seseorang pada pekerjaannya akan tergantung pada sesuai atau

tidaknya hasil evaluasi dengan harapan mereka. Untuk mengukur

variabel kepuasan kerja ini, digunakan skala berdasakan konsep untuk

kepentingan penelitian ini, Dalam hubunganya dengan penelitian,

penulis menggunakan lima aspek kepuasan kerja dari Herzberg (dalam


(3)

Robbins & Judge, 2009) menyatakan bahwa kepuasan kerja itu

berangkat dari pekerjan itu sendiri, bayaran, kenaikan pangkat,

pengawasan/supervisor dan rekan kerja instrument penelitian kepuasan

kerja, diadaptasi dari Robbins (dalam Shun & Shi 2009) kemudian

dimodifikasi oleh penulis sesuai tujuan penelitian ini.

3.3

Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan menggunakan metode skala pengukuran

psikologi sebagai suatu alat ukur. Sugiyono (2011), mengatakan bahwa

skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif. Selanjutnya, Sugiyono (2011) menyatakan

bahwa skala yang dibuat dalam bentuk skala likert untuk mengukur sesuai

atau setuju, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya

disebut variabel penelitian, dengan 4 alternatif jawaban, yakni Sangat

Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai

(STS).

3.3.1

Skala Motivasi Kerja

Pengukuran variabel motivasi kerja menggunakan skala dari

Vance dan Moudgil (dalam Mas’ud 2004), yang meliputi kebutuhan

keamanan, kebutuhan social, kebutuhan harga diri, kebutuhan otonomi

dan kebutuhan aktualisasi diri dengan empat skala

Likert

yang

menggunakan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak

Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam pelaksanaan


(4)

penelitian subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat

kemungkinan jawaban yang tersedia. Skala tersebut terdiri dari item-item

yang bersifat

Favorable

(postif) dan item-item yang bersifat

Unfavorable

(negatif). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula

motivasi kerja, dan semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin

rendah motivasi kerjanya.

Tabel 3.1

Daftar sebaran item skala motivasi kerja

Aspek

Indikator

Item

Jumlah

item

F

U

1. Kebutuhan keamanan

Kebutuhan akan kondisi kerja yang aman dan nyaman

a. Saya merasa aman berprofesi sebagai seorang pendeta pada organisasi ini

b.

c. Sebagai seorang pendeta, saya

merasa keamanan dalam

menjalankan tugas dan pelayanan sangat terjamin.

d.

e. Sebagai seorang pedeta pekerjaan atau profesi ini, membuat saya mengorbankan urusan pribadi saya f.

g. Saya merasa aman berada pada kedudukan di unit kerja saya sekarang

1

2

4


(5)

Kebutuhan akan kepastian pekerjaan

a. Sebagai seorang pendeta saya diberikan hak berupa gaji yang memadai

b.

c. Sebagai seorang pendeta saya diberikan hak berupa tunjangan kesejahteraan yang memadai . d.

e. Saya masih secara samar

memprediksi kedudukan saya pada masa yang akan datang dalam organisasi ini.

f.

g. Profesi sebagai seorang pendeta, bukan merupakan jaminan bagi seseorang untuk menjadi pekerja tetap pada organisasi ini.

5

6

7

8

c. Kebutuhan jaminan sosial sebagai bentuk perlindungan

a. Sebagai pendeta, saya mendapat jaminan sosial, membuat saya merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja

b.

c. Profesi ini, belum secara nyata memperlihatkan perubahan kualitas hidup baik sekarang, maupun terhadap masa yang akan datang

9

10

2. Kebutuhan sosial a. Kebutuhan berelasi dengan orang lain

a. Sebagai seorang pendeta, saya memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan rekan sekerja saya

b.

c. Profesi pendeta yang saya geluti,

memberikan peluang untuk

mengembangkan hubungan dekat dengan rekan-rekan kerja

d. Profesi saya sebagai seorang pendeta , memungkinkan untuk saya bertemu dengan orang lain di luar organisasi ini

11

12

13

b. Kebutuhan

memberikan serta mendapatkan kasih sayang

a. Sebagai seorang pendeta, saya memiliki kesempatan untuk memberikan bantuan kepada orang lain


(6)

b. Bila saya memerlukan bantuan dalam bekerja rekan kerja selalu memberikan bantuan

15

3. Kebutuhan harga diri

a. Kebutuhan harga

diri karena

berprestasi

a. Saya merasa berharga dengan kedudukan atau posisi yang saya sekarang ini, karena prestasi kerja saya

b.

c. Saya merasa diberikan penghargaan dari organisasi ini karena prestasi kerja saya

d.

e. Saya dihargai dari orang-orang di luar organisasi ini karena prestasi kerja saya

16

17

18

b. Mempunyai harga diri karena memilki kemampuan

a. Saya mendapat kesempatan untuk belajar hal-hal baru

b.

c. Saya merasa dihargai dari rekan

sekerja ketika berhasil

melaksanakan pekerjaan dengan baik

19

20

4. Kebutuhan otonomi a. Kebutuhan otonomi metode dan pada prosedur organisasi

a. Sebagai pendeta, saya diberikan kesempatan untuk bertindak dan berfikir secara mandiri

b.

c. Sebagai pendeta, saya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan metode dan prosedur dalam organisasi

21


(7)

Tebel 3.2

Item Favorabel dan Unfavorabel

NO Aspek Favorabel Unfavorabel Total

1 Kebutuhan keamanan 1,2,4,5,6,9 3,7,8,10 10

2 Kebutuhan sosial 11,12,13,14 - 4

3 Kebutuhan harga diri 15,16,17,18,19 - 5

4 Kebutuhan otonomi 20,21,22 23 4

5 Kebutuhan aktualisasi diri 25,27 24,26,28 5

Jumlah Item 20 8

28

Total 28

b. Kebutuhan otonomi keputusan secara independent

a. Sebagai pendeta pada unit kerja saya, wewenang yang saya miliki sangat kecil terhadap kemajuan organisasi.

b.

c. Sebagai pendeta pada unit kerja saya, sangat sedikit peluang untuk berpartisipasi dalam penentuan tujuan organisasi.

23

24

5. Kebutuhan aktualisasi diri

a. Kebutuhan memenuhi

keberadaan diri (self fulfillment)

a. Saya diberi kesempatan untuk pengembangan dan pertumbuhan pribadi dalam profesi saya sebagai seorang pendeta

b.

c. Kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas diri sangat sulit karena aturan-aturan organisasi yang membentengi

25

26

b. Kebutuhan memaksimumkan penggunaaan

kemampuan dan

potensi diri.

a. Dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan, saya membutuhkan usaha yang baik demi hasil yang maksimal.

b.

c. Saya merasa rendah diri, bila mengalami kegagalan dalam menjalankan tugas pelayanan.

27


(8)

3.3.2

Skala Budaya Organisasi

Pengukuran variabel budaya organisasi menggunakan skala dari

instrument Robbins (dalam Pasaribu, 2014), yang meliputi inovasi dan

pengambilan resiko, perhatian kerincian, orientasi hasil, orinetasi orang,

orientasi tim, keagresifan dan kemantapan dengan empat skala

Likert

yang

menggunakan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak

Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala tersebut terdiri dari

item-item yang bersifat

Favorable

(postif) dan item-item yang bersifat

Unfavorable

(negatif). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin

tinggi pula budaya organisasi, dan semakin rendah skor yang diperoleh,

maka semakin rendah budaya organisasi.

Tabel 3.3

Daftar sebaran item skala budaya organisasi

Aspek

Indikator

Item

Jumlah item

F

U

1. Inofasi dan pengambilan resiko

a. Penghargaan atau apresiasi

b. Kebebasan berekspresi. c. Pemberian

kewenangan untuk mengambil keputusan

d. Dorongan untuk

menghadapi tantangan kerja

a. Sebagai pendeta, saya diberikan penghargaan atau apresiasi terhadap apa yang saya kerjakan

b.

c. Saya diberi ruang untuk berekspresi pada unit kerja saya untuk mengembangkan kemampuan saya d.

e. saya diberikan kewenangan untuk

menentukan dan mengambil

keputusan didalam pekerjaan ini f.

g. Dalam menghadapi tantangan saya diberikan dorongan dari orang-orang pada lingkungan kerja untuk menghadapinya

1

2

3


(9)

2. Perhatian ke rincian

a. Penerapan sistem

manajemen yang

transparan

b. Respon terhadap

informasi yang rinci sesuai kondisi riil karyawan.

c. Karyawan didorong untuk bekerja dengan hati-hati dan akurat d. Ada tindak lanjut atas

saran dan kritik.

a. Pihak gereja selalu secara transparan, melaporkan perbendaharaan gereja, baik berupa keuagan maupun harta milik gereja lainnya, termasuk SDMnya

b.

c. Pihak gereja memiliki perhatian yang rendah terhadap para pendeta dengan tidak pernah diberikan informasi tentang diri sang pendeta secara jelas d.

e. Pendeta selalu didorong untuk bekerja dengan hati-hati dan akurat

f. Setiap memberikan saran dan kritik, pihak gereja sulit untuk menindak lanjutinya

5

7

6

8 3. Orientasi hasil a. Karyawan didorong

untuk memperhatikan kepuasan pelanggan. b. Karyawan didorong

untuk memiliki

tanggung jawab untuk kualitas pekerjaan. c. Karyawan didorong

untuk bekerja keras

untuk mencapai

keuntungan perusahaan.

d. Karyawan didorong untuk mementingkan produktivitas

perusahaan

a. Pihak gereja mendorong pendeta untuk memperhatikan kepuasan dari anggota jemaat, pada unit kerja kami masing-masing.

b. Didalam bekerja, pendeta didorong untuk memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan ini.

c. Sebagai pendeta , saya bekerja biasa-biasa saja terhadap target maupun keuntungan lembaga gereja

d. Pihak gereja pelatihan yang diperlukan kepada para pendeta untuk meningkatkan produktifitasnya dalam pelayanan

9

10

12

11

4. Orientasi orang a. Perusahaan mendukung pengembangan karyawan b. Perusahaan

memberikan

kesempatan yang sama untuk pengembangan karir karyawan. c. Perusahaan

memperlakukan karyawan secara adil.

d. Pengakuan dari

perusahaan kepada

a. Pihak gereja mendukung

pengembangan pendeta sebagai pekerjanya

b. Pihak gereja hanya memberikan kesempatan kepada orang-orang tertentu untuk mengembangakan keahliannya

c. Pihak gereja memperlakukan pekerja termasuk pendeta dengan seenaknya. d. Pihak gereja memberikan apresiasi

13

14


(10)

karyawan yang terlihat

pada prestasi

karyawan

terhadap kinerja pendeta yang bekerja dengan baik.

16

5. Orientasi tim a. Perusahaan memfasilitasi hubungan antara unit. b. Mendorong budaya

saling menghormati

antara pendapat

kelompok. c. Kepemimpinan

mendukung aktivitas kerja antar kelompok. d. Perusahaan

mendukung kerja tim di setiap pekerjaan

a. Pihak gereja memfasilitisai hubungan kerja sama antara tiap unit kerja pada lembaga gereja

b. Budaya saling menghormati antara sesama pendeta didorong oleh gereja demi terciptanya suasana kerja yang baik.

c. Pemipin pada unit kerja dimana saya bekerja, mendukung kerja secara kolektif atau bersama dalam kelompok d.

e. Pihak gereja mendukung kerja secara tim pada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh para pendeta

17

18

19

20

6. keagresifan a. Pengawasan diarahkan

untuk mendorong

semangat .

b. Pemberian wewenang dan tanggung jawab untuk memacu kerja. c. Memberikan

penghargaan kepada

karyawan yang

berprestasi. d. Perusahaan

mempromosikan budaya kompetisi di antara karyawan. e. Karyawan didorong

untuk efisiensi dan bekerja dengan cepat.

a. Untuk mendorong semangat setiap pendeta pada unit kerja masing-masing, pihak gereja melakukan pengawasan yang baik dan benar b.

c. Untuk memacu kerja yang baik, pihak gereja memberikan wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya kepada masing-masing pendeta pada unit kerjanya.

d.

e. Pendeta diberikan penghargaan, dari pihak gereja untuk prestasi kerja yang dilakukannya

f. Budaya kompetisi atau persaingan diantara para pendeta dipandang hanya sedikit memberi sumbangsi terhadap kemajuan organisasi.

g.

h. Efisiensi dalam pelayanan bukan merupakan tanggung jawab pendeta.

21

22

23

24


(11)

7. Kemantapan a. Prosedur aplikasi,

birokrasi dan

peraturan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

b. Menjaga kondisi

keuangan perusahaan tetap stabil untuk operasi.

c. Mendorong unsur

pimpinan mengawasi

kegiatan kerja

bawahan

d. Mendorong loyalitas

karyawan kepada

atasan dan perusahaan

a. Dalam menjalankan tugasnya setiap pendeta dijaga dengan norma-norma dan nilai-nilai sesuai dengan aturan gereja

b. Pihak gereja melakukan pengawasan terhadap keuangannya untuk tetap

dapat melakukan tugas dan

pelayanannya kepada jemaatnya.

c. Dalam melakukan tugas

pengawasannya, pimpinan

melkukannya tidak dengan sepenuh hati.

d. Loyalitas bawahan terhadap pimpinan merupkan hal yang dipandang kurang tepat terhadap organisasi ini.

26

27

28

29

Tebel 3.4

Item Favorabel dan Unfavorabel

3.3.3

Skala Kepuasan Kerja

Pengukuran variabel Kepuasan Kerja menggunakan skala dari

instrument penelitian kepuasan kerja, diadaptasi dari Robbins dan judge

(dalam Shun & Shi, 2009), yang meliputi pekerjan itu sendiri, bayaran,

kenaikan pangkat, pengawasan/supervisor dan rekan kerja dengan empat

NO Aspek Favorabel Unfavorabel Total

1 Inofasi dan pengambilan resiko

1,2,3,4 - 4

2 Perhatian ke rincian 5,7 6,8 4

3 Orientasi hasil 9,10,12 11 4

4 Orientasi orang 13,16 14,15 4

5 Orientasi tim 17,18,19,20 - 4

6 Keagresifan 21,22,23 24,25 5

7 Kemantapan 26,27 28,29 4

Jumlah Item 20 9 29


(12)

skala

Likert

yang menggunakan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala

tersebut terdiri dari item-item yang bersifat

Favorable

(postif) dan

item-item yang bersifat

Unfavorable

(negatif). Semakin tinggi skor yang

diperoleh, maka semakin tinggi pula kepuasan kerja, dan semakin rendah

skor yang diperoleh, maka semakin rendah kepuasan kerja

Tabel 3.5

Daftar sebaran item skala kepuasan kerja

Aspek

Indikator

Item

Jumlah item

F

U

1. Pekerjaan itu sendiri

a. Isi pekerjaan a. Saya puas dengan pekerjaan yang saya lakukan ini (isi pekerjaan)

b.

c. Pekerjaan saya memungkinkan saya untuk mengaktualisasi diri atau mengembangkan kemampuan saya sepenuhnya

d.

e. Terhadap pekerjaan yang saya lakukan, saya merasakan belum menemukan prestasi kerja yang maksimal pada organisasi ini

1

2

3

b. Pekerjaan sebagai penunjang

kehidupan

a. Pekerjaan saya yang selalu stabil, membuat saya merasa aman

b.

c. Pekerjaan saya saat ini bermanfaat untuk perkembangan karir masa depan saya

d.

e. Status sosial yang saya miliki sekarang, belum menjadikan saya merasa puas, sebagai dampak dari pekerjaan ini.

4

5


(13)

d. Pekerjaan secara menyeluruh

a. Berbicara secara keseluruhan, saya puas dengan pekerjaan saya saat ini. b.

c. Jika punya pilihan, saya akan bekerja pada organisasi yang lain

7

8

2. Bayaran a. Gaji atau imbalan a. Dibandingakan dengan organisasi yang lain, saya puas dengan gaji yang saya terima sekarang

b.

c. Sistim gaji yang ditetapkan oleh gereja sesuai dengan beban pekerjaan

9

10

b. Tunjangan lainnya a. Saya puas dengan tunjangan yang gereja tawarkan kepada saya

b.

c. Saya merasa senang dengan bonus yang saya terima, sebagai akibat dari prestasi kerja saya

11

12

3. Kenaikan pangkat

a. Kesempatan promosi

a. Gereja memberikan kesempatan promosi kepada setiap pendeta b.

c. Saya tidak memikirkan kesempatan promosi, karena hal tersebut adalah wewenang lembaga gereja

13

14

b. Iklim kerja sebagai factor positif dalam aktifitas pekerjaan

a. Terkadang Promosi yang diberikan oleh pihak gereja belum sesuai dengan harapan

b.

c. Saya puas dengan iklim kerja, yang memungkinkan saya bekerja dengan baik

16

15

4. Pengawasan/sup ervisor

a. Pengawasan sebagai stimulus dalam bekerja

a. Saya diawasi dan dilakukan dengan bermarabat oleh atasan saya

b.

c. Atasan saya memberikan pengarahan 17


(14)

agar saya terampil dalam bekerja d.

e. Atasan saya selalu mengakui upaya ekstra yang saya lakukan pada saat bekerja

19

b. Pengawasan dan relasi

a. Atasan saya berusaha menjaga jarak dengan bawahan

b.

c. Atasan tidak peduli dengan pekerjaan yang dilakukan

20

21

5. Rekan kerja a. Rekan kerja dalam

fungsi saling

melengkapi

a. Saya puas dengan rekan-rekan saya b.

c. Saya senang bisa dibantu oleh rekan-rekan kerja saya

d.

e. Rekan-rekan saya memiliki sikap yang sulit untuk saling membantu dalam bekerja

22 23

24

Rekan kerja dalam kerjasama tim dalam membangun suasana kerja yang kondusif

a. Teman-teman pendeta bertanggung jawab saat pekerjaan dilakukan secara bersama

b.

c. Lingkungan kerja kurang memberikan kenyamanan terhadap pekerjaan yang saya lakukan.

25


(15)

Tebel 3.6

Item Favorabel dan Unfavorabel

NO Aspek Favorabel Unfavorabel Total

1 Pekerjaan itu sendiri 1,2,4,5,7 3,6,8 8

2 Bayaran 9,10,11,12 - 4

3 Kenaikan pangkat 13,16 14,15 4

4 Pengawasan/supervisor 17,18,19 20,21 5

5 Rekan kerja 22,23,25 24,26 5

Jumlah Item 17 9

26

Total 26

3.4

Validitas Dan Reliabilitas

Suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas

dan reliabilitas, karena alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan

memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau

model dikenai tes.

3.4.1

Uji Validitas

Validitas item atau uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrument dalam

melakukan fungsinya, dengan demikian perlu dilakukan pengukuran

secara cermat terhadap pertanyaan-pertanyaan. Untuk mengetahui

validitas dari alat ukur, maka dilakukan dengan cara mengkorelasikan

nilai yang diperoleh dari setiap item dengan skor total, dan untuk

memperoleh koefisien korelasi dengan skor total digunakan teknik

korelasi

productmoment

dari Person, dengan menggunakan bantuan

computer dengan SPSS

for windows

versi 17. pada setiap item dari setiap

skala yang digunakan


(16)

3.4.2

Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data, karena instrument tersebut sudah baik. Azwar (2010),

mengungkapkan bahwa analisis reliabilitas bertujuan untuk menunjukan

sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terdapat gejala yang

sama dengan alat ukur yang sama.

Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini menggugnakan metode

Alpha Crobach,

dengan alasan karena sesuai untuk tes-tes yang memiliki

item yang dapat diskor dalam suatu rentang nilai tertentu, dan dengan

menggunakan program SPSS

for windows

versi 17. Menurut Kaplan &

Saccuzzo (2001) kriteria reliabilitas yang digunakan bila ;

1.

r ≥ 0.7 berarti alat ukur tersebut dapat diandalkan dalam melakukan

penelitian.

2.

r ≤ 0.7 berarti alat ukur tersebut tidak dapat diandalkan dalam

melakukan penelitian.

3.5

Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Sugiyono (2011), menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kulaitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarikkesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pendeta pada unit kerja GPI Papua Klasis Fakfak yang berjumlah

63 orang. Selanjutnya Sugiono (2011), menjelaskan tentang sampel adalah

bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut .

Untuk mendapatkan sampel yang representatif maka diperlukan teknik

pengambilan sampel. Teknik sampel yang digunakan dikenal dengan


(17)

sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel Sugiyono (2011).

3.6

Teknik Analisa Data

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien, perlu

dilakukan uji asumsi klasik. Supramono & Haryanto (2005) menyatakan

bahwa sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu

diuji agar memenuhi

Best Linear Unbiased Estimator

(BLUE), sehingga

dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih.

3.6.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel berdistribusi normal atau tidak. Selain itu dari hasil pengujian

normalitas juga dapat menunjukan bahwa sampel yang diambil

berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal Arikunto (2006).

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat

one sample Kolmogorov

Smirnov.

Normalitas juga dilihatmelalui uji model analisis variansi dan

Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah resudial terdistribusi normal

atau tidak. Resudial berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari

0.05 Santoso (2010).

3.6.1.2. Uji

Homegenety of Variance

Uji

homegenety of variance

merupakan salah satu uji asumsi klasik

yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistic ANOVA. Asumsi

dasar dari analisis ANOVA adalah bahwa seluruh kelompok yang


(18)

terbentuk harus memiliki variannya sama. Ghozali (2006) menyatakan

bahwa uji

homogeneity of variance

yakni variabel dependent harus

memiliki varian sama dalam setiap kategori variabel independent. Kriteria

pengujian ini yaitu nilai

levene test

diatas 5%.

3.6.2 Uji Hipotesis

3.6.2.1 Analisis Korelasi Multivariat

Analisa korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi. Untuk

melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih

dilakukan dengan melihat angka koefisien hasil perhitungan. Hasil analisa

korelasi meliputi : kekuatan hubungan antara variabel, signifikansi

hubungan dan arah hubungan. Sugiyono (dalam Priyatno, 2013)

3.6.2.2 Analisis Two-Way Anova

Analisa of variance merupakan metode untuk menguji hubungan

satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent. Pada

kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga variabel independent

disebut

two way anova

Ghozali (2011). Untuk hipotesis kedua sampai ke

empat menggunakan analisis two ways anova.

3.6.2.3 Analisis Independent Sampel t-test

Uji beda t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua

grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, apakah kedua

grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara

signifikan Santoso (2010).


(1)

d. Pekerjaan secara menyeluruh

a. Berbicara secara keseluruhan, saya puas dengan pekerjaan saya saat ini. b.

c. Jika punya pilihan, saya akan bekerja pada organisasi yang lain

7

8

2. Bayaran a. Gaji atau imbalan a. Dibandingakan dengan organisasi yang lain, saya puas dengan gaji yang saya terima sekarang

b.

c. Sistim gaji yang ditetapkan oleh gereja sesuai dengan beban pekerjaan

9

10

b. Tunjangan lainnya a. Saya puas dengan tunjangan yang gereja tawarkan kepada saya

b.

c. Saya merasa senang dengan bonus yang saya terima, sebagai akibat dari prestasi kerja saya

11 12 3. Kenaikan pangkat a. Kesempatan promosi

a. Gereja memberikan kesempatan promosi kepada setiap pendeta b.

c. Saya tidak memikirkan kesempatan promosi, karena hal tersebut adalah wewenang lembaga gereja

13

14

b. Iklim kerja sebagai factor positif dalam aktifitas pekerjaan

a. Terkadang Promosi yang diberikan oleh pihak gereja belum sesuai dengan harapan

b.

c. Saya puas dengan iklim kerja, yang memungkinkan saya bekerja dengan baik

16

15

4. Pengawasan/sup ervisor

a. Pengawasan sebagai stimulus dalam bekerja

a. Saya diawasi dan dilakukan dengan bermarabat oleh atasan saya

b.

c. Atasan saya memberikan pengarahan 17


(2)

agar saya terampil dalam bekerja d.

e. Atasan saya selalu mengakui upaya ekstra yang saya lakukan pada saat bekerja

19

b. Pengawasan dan relasi

a. Atasan saya berusaha menjaga jarak dengan bawahan

b.

c. Atasan tidak peduli dengan pekerjaan yang dilakukan

20

21

5. Rekan kerja a. Rekan kerja dalam fungsi saling melengkapi

a. Saya puas dengan rekan-rekan saya b.

c. Saya senang bisa dibantu oleh rekan-rekan kerja saya

d.

e. Rekan-rekan saya memiliki sikap yang sulit untuk saling membantu dalam bekerja

22 23

24

Rekan kerja dalam kerjasama tim dalam membangun suasana kerja yang kondusif

a. Teman-teman pendeta bertanggung jawab saat pekerjaan dilakukan secara bersama

b.

c. Lingkungan kerja kurang memberikan kenyamanan terhadap pekerjaan yang saya lakukan.

25


(3)

Tebel 3.6

Item Favorabel dan Unfavorabel

NO Aspek Favorabel Unfavorabel Total

1 Pekerjaan itu sendiri 1,2,4,5,7 3,6,8 8

2 Bayaran 9,10,11,12 - 4

3 Kenaikan pangkat 13,16 14,15 4

4 Pengawasan/supervisor 17,18,19 20,21 5

5 Rekan kerja 22,23,25 24,26 5

Jumlah Item 17 9

26

Total 26

3.4Validitas Dan Reliabilitas

Suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, karena alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau model dikenai tes.

3.4.1 Uji Validitas

Validitas item atau uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrument dalam melakukan fungsinya, dengan demikian perlu dilakukan pengukuran secara cermat terhadap pertanyaan-pertanyaan. Untuk mengetahui validitas dari alat ukur, maka dilakukan dengan cara mengkorelasikan nilai yang diperoleh dari setiap item dengan skor total, dan untuk memperoleh koefisien korelasi dengan skor total digunakan teknik korelasi productmoment dari Person, dengan menggunakan bantuan computer dengan SPSS for windows versi 17. pada setiap item dari setiap skala yang digunakan


(4)

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrument tersebut sudah baik. Azwar (2010), mengungkapkan bahwa analisis reliabilitas bertujuan untuk menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terdapat gejala yang sama dengan alat ukur yang sama.

Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini menggugnakan metode

Alpha Crobach, dengan alasan karena sesuai untuk tes-tes yang memiliki item yang dapat diskor dalam suatu rentang nilai tertentu, dan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17. Menurut Kaplan & Saccuzzo (2001) kriteria reliabilitas yang digunakan bila ;

1. r ≥ 0.7 berarti alat ukur tersebut dapat diandalkan dalam melakukan

penelitian.

2. r ≤ 0.7 berarti alat ukur tersebut tidak dapat diandalkan dalam

melakukan penelitian.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Sugiyono (2011), menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kulaitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pendeta pada unit kerja GPI Papua Klasis Fakfak yang berjumlah 63 orang. Selanjutnya Sugiono (2011), menjelaskan tentang sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut . Untuk mendapatkan sampel yang representatif maka diperlukan teknik pengambilan sampel. Teknik sampel yang digunakan dikenal dengan


(5)

sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel Sugiyono (2011).

3.6Teknik Analisa Data

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Supramono & Haryanto (2005) menyatakan bahwa sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu diuji agar memenuhi Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih.

3.6.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat menunjukan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal Arikunto (2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat one sample Kolmogorov Smirnov. Normalitas juga dilihatmelalui uji model analisis variansi dan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah resudial terdistribusi normal atau tidak. Resudial berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 Santoso (2010).

3.6.1.2. UjiHomegenety of Variance

Uji homegenety of variance merupakan salah satu uji asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistic ANOVA. Asumsi dasar dari analisis ANOVA adalah bahwa seluruh kelompok yang


(6)

terbentuk harus memiliki variannya sama. Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji homogeneity of variance yakni variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori variabel independent. Kriteria pengujian ini yaitu nilai levene test diatas 5%.

3.6.2 Uji Hipotesis

3.6.2.1 Analisis Korelasi Multivariat

Analisa korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan melihat angka koefisien hasil perhitungan. Hasil analisa korelasi meliputi : kekuatan hubungan antara variabel, signifikansi hubungan dan arah hubungan. Sugiyono (dalam Priyatno, 2013)

3.6.2.2 Analisis Two-Way Anova

Analisa of variance merupakan metode untuk menguji hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent. Pada kasus satu variabel dependent dan dua atau tiga variabel independent disebut two way anova Ghozali (2011). Untuk hipotesis kedua sampai ke empat menggunakan analisis two ways anova.

3.6.2.3 Analisis Independent Sampel t-test

Uji beda t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan Santoso (2010).