Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
kemampuan individu dalam hal meningkatan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan kegiatan yang produktif, melalui kemampuan masyarakat
dalam hal memperluas wawasan sosial, politik, ekonomi, budaya, serta dalam penguasaan dan pemanfaaatan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Menurut Abbas Ghozaii Depdikdas, 2000:11 “biaya pendidikan dapat
didefinisikan sebagai nilai rupiah dari sumber daya input yang digunakan untuk suatu kegiatan pendidikan”. Dengan demikian biaya pendidikan adalah
nilai rupiah dari semua input pendidikan baik berupa barang-barang, sumber daya manusia, uang, dan waktu. Masukan-masukan ini diukur berdasarkan
beberapa faktor seperti bangunangedung sekolah, fasilitas belajar, kelengkapan kelas, buku sumber belajar, anggaran belanja sekolah yang
dialokasikan untuk pengajaran, kepala sekolah dan guru, dan pengukuran lain tentang waktu.
Nanang Fattah 2002: 23 menyebutkan bahwa: Biaya pendidikan meliputi biaya langsung direct cost dan biaya
tidak langsung indirect cost. Biaya langsung terdiri dari biaya- biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran
dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang
dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang
earning forgone dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang opportunity cost yang dikorbankan siswa dalam belajar.
Menurut E. Mulyasa 2006: 48: Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-
baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dalam
rangka implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap
penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar
semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran.
Dalam pembahasan ini peneliti akan memfokuskan pada biaya langsung yang dikeluarkan oleh sekolah baik bersumber dari pemerintah, orang tua
siswa maupun masyarakat, lebih khusus lagi yang berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, dan penggunaannya dalam komponen-komponen
biaya sesuai skala prioritas kebutuhan sekolah yang telah disepakati bersama oleh kepala sekolah, dewan guru, orang tua siswa, dan masyarakat.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah, baik rutin maupun insidental, yang
diterima dari berbagai sumber resmi. Untuk sekolah dasar negeri umumnya memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten, orang tua murid, masyarakat sekitar dan sumber lainnya sedangkan anggaran pengeluaran
adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh
komponen-komponen yang jumlah dan porsinya bervariasi diantara sekolah