protein, serat kasar dan energi ransum tidak mempengaruhi variabel yang diamati. Artinya faktor zeolit dalam ransum adalah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi parameter percobaan.
4.3 Konsumsi ransum
Pada Tabel 4 dapat dilihat data konsumsi ransum harian babi selama 10 minggu percobaan. Bila diamati data konsumsi ransum dalam percobaan ini
tampak bahwa sebagian menurun dan meningkatkan tetapi secara umum menurun 0,68 dan 5,17 untuk taraf pemberian 4,5 dan 9,0 dibandingkan
peberian ransum control 1606 vs 1595 dan vs 1523 g. Hal ini disebabkan kandungan abu yang berasal dari zeolit Vest dan Shutze, 1984 ; sehingga
mengurangi nafsu makan babi.
Tabel 4. Rataan konsumsi ransum selama 10 minggu
Z e o l i t
a, b
4,5 9,0
Halus Kasar
Halus Kasar
Ula- ngan
kontrol AP
c
PU
d
AP PU
AP PU
AP PU
1 1606
1655 1933
1513 1406
1386 1431
1599 1487
2 1610
1649 1866
1535 1566
1429 1650
1524 1642
3 1522
1534 1801
1318 1363
1358 1503
1770 1499
Rata rata
1606 1613
1866 1455
1445 1391
1528 1631
1499
Keterangan :
a
Interaksi antara taraf dengan partikel zeolit P 0,01
b
Interaksi antara partikel dengan aktivasi zeolit P0,01
c
AP = aktivasi pabrik;
d
PU = Aktivasi ulang Koefisien keragaman = 6,46
Demikian pula kemungkinan aliran digesta selama berada di saluran pencernaan lebih lambat Cool dan Willard, 1982, sehingga retensi waktu di
lambung lebih lama. Dilain pihak adanya kemungkinan pemberian zeolit dalam bentuk kering menimbulkan polusi udara kandang, dan ternak
mengalami peristiwa yang disebut “anoreksia “ Kovac et al, 1984. Analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian zeolit pada taraf 4,5 dan
9,0 dalam ransum tidak berbeda nyata P0,05 mempengaruhi perbedaan konsumsi ransum, meskipun ada cenderung perbedaan 4,51 lebih rendah
pada pemberian zeolit 9,0 dalam ransum 1595 vs 1523 gr. Konsumsi ransum harian babi penelitian ini masih berada pada standar NRC 1979
yaitu 1,5 sampai 2,0 kg untuk bobot badan 20 – 60 kg. Hasil percobaan ini sejalan dengan penelitian Castro dan Pastrana 1988, Pond dan Yen 1982,
Aritonang dan Silalahi 1990, meskipun ada sedikit perbedaan jumlah yang dikonsumsi yang disebabkan perbedaan fisik, komposisi kimiawi dan kondisi
ternak yang digunakan dalam percobaan Willis et al,1982; Vaughan, 1978. Ukuran partikel zeolit baik partikel kasar maupun partikel halus secara
statisitik tidak berpengaruh nyata P0,05 terhadap konsumsi ransum, walaupun sedikit berbeda 5,06 lebih rendah pemberian zeolit partikel kasar
1600 vs 1519 gr. Hasil yang hampir serupa dengan Pond dan Yen 1982 pemberian 5 clinoptilolit partikel kasar 16 mesh dalam ransum babi tidak
berbeda nyata dan lebih sedikit dikonsumsi dibandingkan pemberian partikel halus 50 mesh asal Mexico. Hal ini mungkin disebabkan partikel zeolit
kasar stabilitasnya lebih tinggi dan diperlukan waktu lebih lama untuk pengosongan lambung sehingga bahan makanan terurai menjadi partikel–
partikel yang lebih kecil yang akhirnya proses pencernaan lebih lama. Keadaan ini sesuai mekanisme chemoreseptif pada usus kecil yang
mengatur kecepatan penguraian bahan makanan dalam lambung dan kecepatan pengosongan lambung menuju ke usus bagian duodenum
Meyer, 1980. Aktivasi pemanasan zeolit tidak berpengaruh nyata P0,05 terhadap
konsumsi ransum walaupun sedikit ada perbedaan 4,57 lebih banyak ransum dikonsumsi tanpa aktivasi ulang 1596 vs 1523 gr. Hal ini
disebabkan pemanasan ulang zeolit maka pori–pori permukaan zeolit lebih terbuka, dan aktivasi zeolit menyerap dan melakukan petukaran ion di
saluran pencernaan lebih sempurna Mumpton,1984b; Flaningen, 1984, sehingga masa waktu pengosongan lambung berlangsung lebih cepat dan
ransum yang dikonsumsi lebih banyak. Sedangkan tanpa aktivasi ulang pori- pori zeolit terisi air karena penyimpanan zeolit yang tidak memenuhi standar,
maka aktivasi zeolit dalam proses penyerapan tidak berlangsung sempurna, dan aliran digesta di saluran pencernaan dan periode waktu pengosongan
lambung berlangsung lebih lama. Terjadi interaksi taraf dengan ukuran partikel zeolit yang sangat nyata
P0,01 menunjukkan bahwa zeolit partikel halus sangat nyata lebih banyak dikonsumsi dari pada partikel kasar pada taraf pemberian 9,0
1740 vs 1450 vs 1587 gr, tetapi pemberian zeolit partikel halus secara nyata lebih sedikit dikonsumsi dibandingkan zeolit partikel taraf pemberian
9,0 1450 vs 1587 gr, meskipun tidak berbeda nyata dengan pemberian zeolit partikel halus taraf 4,5 1450 vs 1460 gr. Pemberian zeolit partikel
kasar taraf 9,0 nyata berbeda lebih banyak dari pada pemberian zeolit partikel halus taraf 4,5. Hal ini secara grafis diperlihatkan pada Gambar 1.
Adanya interaksi ukuran partikel zeolit dengan aktivasi pemanasan yang sangat nyata p0,01 menunjukkan bahwa pemberian zeolit partikel halus
yang diaktivasi ulang berbeda nyata lebih banyak dikonsumsi dibandingkan aktivasi pabrik 1698 vs 1502 gr, namun zeolit partikel kasar yang diaktivasi
ulang tidak nyata berbeda dengan aktivasi pabrik 1494 vs 1543 gr. Pemberian zeolit partikel halus dan kasar yang diaktivasi pabrik tidak
mempengaruhi perbedaan konsumsi ransum 1502 vs 1543 gr; tetapi pemberian zeolit partikel kasar dan partikel halus yang diaktivasi ulang tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata 1494 vs 1688 gr. Konsumsi
grekhr 1850
U1: Y = 2030 – 64,44 X 1750
Partikel kasar 1650
Partikel halus 1550
1450 U2: Y = 1333 + 28,22 X
4,5 9,0
Taraf zeolit Gambar 1. Grafik Interaksi taraf dengan ukuran partikel
zeolit terhadap konsumsi ransum
Pemberian zeolit partikel halus yang diaktivasii ulang berbeda nyata lebih sedikit dikonsumsi dari pada zeolit partikel halus yang diaktivasii pabrik
1543 vs 1698 gr. Hal ini secara grafis diperlihatkan pada Gambar 2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian zeolit taraf 9,0
partikel kasar yang diaktivasii pabrik lebih sedikit dikonsumsi, sedangkan pemberian pemberian zeolit taraf 4,5 partikel halus yang diaktivasii ulang
lebih banyak dikonsumsi dibandingkan perlakuan zeolit lainnya dalam ransum.
Konsumsi grekhr
1694 1664
Aktivasi pabrik 1690
Aktivasi ulang 1596
1562 1528
1494 55
65 Partikel zeolit mesh
Gambar 2. Grafik interaksi ukuran partikel zeolit dengan aktivasi ulang terhadap konsumsi ransum
4.4 Pertambahan bobot badan