10
BAB II KAJIAN TEORI
Pada kajian teori ini diuraikan tentang teori-teori yang mendasari permasalahan pada penelitian ini. Teori ini digunakan untuk mendukung
penelitian yang dilakukan yang diharapkan dapat memperkuat keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah pragmatik, situasi tutur, prinsip kerja sama, tujuan
tuturan, dan penelitian yang relevan. Adapun uraian selanjutnya akan disampaikan pada paparan sebagai berikut.
A. Pragmatik
Menurut Yule 1996: 3, pragmatik merupakan studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau
pembaca. Yule 1996: 3 juga menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu 1 bidang yang mengkaji makna pembicara; 2 bidang yang mengkaji makna
menurut konteksnya; 3 bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh
pembicara; dan 4 bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Pentingnya
pragmatik dalam linguistik, yaitu pragmatik merupakan satu-satunya tataran dalam linguistik yang mengkaji bahasa dengan memperhitungkan juga
penggunanya. Leech 1993: 8 berpendapat bahwa pragmatik adalah bidang linguistik
yang mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi tutur speech situations. Berkaitan dengan dua definisi pragmatik tersebut, Rahardi 2005: 50
mengemukakan bahwa pragmatik ialah mengkaji maksud penutur ketika melakukan komunikasi.
Berkaitan dengan definisi pragmatik, Chaer 2004: 220 dan Mulyana 2005: 78 mengungkapkan bahwa menurut mereka, pragmatik adalah
keterampilan menggunakan bahasa menurut partisipan, topik pembicaraan, situasi dan tempat berlangsungnya pembicaraan. Wijana 1996: 2 menjelaskan bahwa
pragmatik merupakan kajian tentang cara bagaimana para penutur dapat memahami tuturan sesuai dengan konteks situasi yang tepat. Tarigan 1986: 37
menyimpulkan bahwa pragmatik adalah telaah makna dalam situasi ujar. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pragmatik
merupakan kajian yang menghubungkan antara ujaran dengan konteksnya. Dengan kata lain, pragmatik ialah menelaah makna eksternal. Apabila seorang
penutur dan mitra tutur saling berkomunikasi, maka terjadilah proses saling memahami makna dalam ujaran yang disampaikan oleh peserta tutur. Untuk
memahami makna tuturan, peserta tutur hendaknya memperhatikan konteks yang melingkupi ujaran tersebut. Jadi, dalam berkomunikasi hendaknya memperhatikan
kepada siapa tuturan tersebut dialamatkan, dimaksudkan, dan dalam situasi yang seperti apa tuturan itu berlangsung. Ilmu yang mengkaji hubungan antara ujaran
dengan konteks ujaran adalah pragmatik.
B. Situasi Tutur
Hubungan antara tindak tutur dan pragmatik pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang erat. Karena keeratan itu sebenarnya tindak tutur salah satu