Tanggapan Relokasi Tempat Usaha ke Pusat Kuliner
kuliner Tuin Van Java. Lokasi pusat kuliner Tuin Van Java yang terletak di kawasan Alun-alun Kota Magelang juga menjadi magnet
tersendiri bagi masyarakat lokal maupun luar kota untuk singgah di Alun-alun dan menikmati berbagai kuliner yang tersedia. Jarak
kelima pusat kuliner yang ada juga berdekatan dengan tempat wisata yang ada di Kota magelang, seperti Museum Diponegoro, Museum
Jendral Sudirman, Taman Kyai Langgeng, dan Kolam Renang Soekotjo. Keberadaan pusat kuliner pada akhirnya juga berpotensi
meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya pedagang yang berjualan di area tersebut.
Berbagai macam alat transportasi baik umum angkutan kota, becak, ojek maupun pribadi motor, mobil dapat mengakses
sebagian besar ruas jalan di Kota Magelang. Mobilitas pedagang dari tempat tinggal ke tempat usaha pun menjadi mudah. Berikut
merupakan grafik jenis transportasi yang digunakan pedagang selama kegiatan usaha di tempat yang lama dan baru.
Gambar 5. Grafik Jenis Transportasi
68,57
24,29 5,71
1,43 62,86
25,71 7,14
4,29 20
40 60
80
Jalan Kaki Motor
Mobil Angkutan Umum
Grafik Jenis Transportasi
Tempat Usaha Lama Tempat Usaha Baru
Sebagian besar responden PKL baik di tempat usaha lama dan baru tidak memerlukan alat transportasi. Jarak dan aksesibilitas
menuju tempat usaha kuliner dari rumah sangat dekat dan mudah, sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Penggunaan alat transportasi pasti membutuhkan biaya. Besaran biaya transportasi setiap pedagang tentu saja berbeda-beda,
tergantung dari jenis kendaraan yang dipakai dan jarak yang harus ditempuh dari tempat tinggal menuju tempat usaha lama dan baru.
Tabel 16. Biaya Transportasi Per Hari di Tempat Usaha Lama dan Baru.
No Biaya Transportasi Rp Frekuensi
Persentase TU
Lama TU
Baru TU
Lama TU
Baru 1
≤ 10.000 65
61 92,86
87,14 2 10.001-20.000
1 4
1,43 5,72
3 20.001-30.000 4
5 5,71
7,14 Jumlah
70 70
100 100
Sumber: Data Primer 2015.
Tabel 16 menunjukkan biaya transportasi yang harus dikeluarkan pedagang kuliner untuk menuju tempat usaha lama dan
baru per harinya. Sebanyak 92,86 persen tempat usaha lama dan 87,14 persen tempat usaha baru responden mengeluarkan biaya
antara kurang dari sama dengan Rp. 10.000, sebanyak 5,71 persen tempat usaha lama dan 7,14 persen tempat usaha baru responden
mengeluarkan biaya antara Rp. 20.001 - Rp. 30.000, sisanya sebanyak 1,43 persen tempat usaha lama dan 5,72 persen tempat
usaha baru responden mengeluarkan biaya antara Rp. 10.001 - Rp.
20.000. Di tempat usaha lama dan baru, hanya terdapat sedikit perbedaan besaran biaya transportasi yang harus dikeluarkan PKL
kuliner menuju tempat usaha. c.
Biaya Retribusi Berdasarkan hasil penelitian, di tempat usaha lama para
responden tidak menyetorkan biaya retribusi pada pemerintah. Pedagang sebagian besar berjualan di trotoar jalan dan tidak
memakai fasilitas dari pemerintah daerah Kota Magelang. Setelah tempat usaha pedagang dipindahkan ke pusat kuliner, para pedagang
diwajibkan membayar biaya retribusi pada pemerintah daerah setempat, dalam hal ini yang bertanggungjawab adalah Dinas
Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Magelang. Besaran dana retribusi tersebut adalah Rp. 3000 per harinya. Penarikan dana
retribusi tersebut tidak serta merta dilakukan setelah proses relokasi berlangsung. Dinas Pengelolaan Pasar DPP Kota Magelang selaku
instansi yang mengatur kegiatan pedagang, terlebih dahulu melakukan pendampingan pada para pedagang. Dinas tersebut
memberikan waktu enam bulan pada pedagang untuk beradaptasi terlebih dahulu di tempat usaha baru pusat kuliner.
d. Bantuan Sarana Prasarana Penunjang Usaha Oleh Pemerintah
Daerah Kota Magelang. Berdasarkan hasil penelitian, di tempat usaha lama para
responden tidak mendapatkan bantuan sarana prasarana penunjang