32 Menurut Rusli Lutan 2002: 10 menyebutkan kebugaran jasmani
akan mendatangkan manfaat di antaranya: 1
Terbangunnya kekuatan dan daya tahan otot seperti kekuatan tulang, persendian yang akan mendukung performa baik dalam
aktivitas olahraga maupun non-olahraga. 2
Meningkatkan daya tahan aerobik 3
Meningkatkan fleksibilitas 4
Membakar kalori yang memungkinkan tubuh terhindar dari kegemukan
5 Mengurangi stres
6 Meningkatkan gairah hidup
Selanjutnya Rusli Lutan 2002: 10 menyatakan bahwa keuntungan yang dapat dirasakan dari kebugaran jasmani adalah sebagai berikut:
1 Hidup lebih sehat dan segar
2 Kesehatan fisik dan mental lebih baik
3 Menurunkan bahaya penyakit jantung
4 Mengurangi resiko tekanan darah tinggi
5 Mengurangi stres
6 Otot lebih sehat dan kuat
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani bermanfaat sebagai pembangun kekuatan dan daya tahan
otot, meningkatkan daya tahan aerobik, meningkatkan fleksibilitas, membakar kalori, mengurangi stres serta meningkatkan gairah hidup.
Penting bagi setiap individu mempunyai tingkat kebugaran jasmani untuk dapat melakukan aktivitas hidup secara maksimal.
e. Pengukuran Tingkat Kesegaran Jasmani
Kondisi atau tingkat kesegaran jasmani seseorang pada dasarnya sesuai dengan jenis dan intensitas pekerjaan orang tersebut. Untuk itu, perlu
33 diketahui kesegaran jasmani sebab kesegaran jasmani sangat erat
hubungannya dengan fungsinya untuk berprestasi pada bidangnya. Dalam petunjuk umum pelaksanaan dan pengembangan kebugaran jasmani
Depdikbud 1997: 21, disebutkan bahwa ada beberapa tolok ukur kesegaran jasmani yang sering digunakan di Indonesia, yaitu:
1 Tes daya tahan jantung dan paru-paru kardiorespirasi untuk menilai
kapasitas erobik. Tes yang banyak digunakan adalah tes erobik dari Cooper, baik yang berbentuk tes lari 12 menit, atau lari 2400 meter dan
jalan cepat 4800 meter. 2
Tes naik turun bangku Tes naik turun bangku yang lazim atau banyak digunakan adalah tes naik
turun bangku cara Harvard Harvard step test. 3
Tes Performance a
US Navy Performance Test, tesnya berupa rangkaian terdiri atas 5 butir tes. Rangkaian tes ini banyak dipergunakan oleh ABRI.
b Tes Kesegaran Jasmani Indonesia TKJI. Rangkaian tes ini terdiri atas
5 butir tes, berlaku untuk 4 kelompok umur dan dibedakan antara masing-masing jenis kelamin. Pengelompokan Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia tersebut yaitu: kelompok tingkat SD kelas bawah umur 6-9 tahun, kelompok tingkat SD kelas umur 10-12 tahun, kelompok tingkat
SMP umur 13-15 tahun, dan kelompok tingkat SMA umur 16-19 tahun. Adapun 5 butir tes tersebut meliputi: lari jarak pendek, gantung
34 angkat tubuh putra atau gantung siku tekuk putri, baring duduk,
loncat tegak, dan lari jarak menengah.
4. Hakikat Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar
Menurut Syamsu Yusuf 2004: 180, bahwa pada usia 6 s.d 13 tahun, siswa sekolah dasar dapat menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebaya
maupun dengan lingkungan sekitarnya. Pada usia 6 s.d 13 tahun, siswa sekolah dasar sudah dapat menyesuaikan diri dengan aktivitas jasmani yang dilakukan.
Siswa sudah mulai merencanakan aktivitas jasmani yang dilakukan walaupun hal tersebut belum dapat pengarahan dari guru pendidikan jasmani.Oleh karena
itu, guru pendidikan jasmani harus mengarahkan aktivitas jasmani yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa sekolah dasar.
Menurut Syamsu Yusuf 2004: 4 pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan
sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi dua fase yaitu: a.
Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6-7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara
lain seperti berikut: 1
Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang
diperoleh. 2
Sikap tunduk kepada pertauran-peraturan permainan yang tradisional.
3 Adanya kecenderungan memuji diri sendiri menyebut nama
sendiri. 4
Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 5
Apabila tidak dapat menyelesaikan masalah suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.