Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja

bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru di SMK Negeri 1 Yogyakarta yang dibuktikan dari nilai koefisien korelasi R 0,700 dan koefisien determinasi R 2 0,490. Variabel lingkungan kerja dan motivasi kerja mempunyai hubungan positif terhadap kepuasan kerja guru. Berdasarkan hubungan positif tersebut menginformasikan bahwa makin baik lingkungan kerja dan motivasi kerja guru menjadikan kepuasan kerja guru. Perbedaan penelitian ini adalah dalam jenis penelitian dan jumlah variabel penelitian. Penelitian tersebut menggunakan korelasi sedangkan penelitian penulis adalah deskriptif. Persamaan penelitian adalah pada variabel kepuasan kerja. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Anton Budi Santoso2013 Universitas Widyatama, dengan judul “Analisis Kepuasan Kerja Pegawai PT Bank “X” Bandung”. Penelitian ini sendiri memiliki jumlah sampel sebanyak 204 responden dari jumlah keseluruhan pegawai yang berada pada masing- masing divisi di perusahaan ini, yaitu sebanyak 417 pegawai. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat kepuasan kerja dari pegawai yang bekerja di perusahaan ini sudah berada pada kategori yang digolongkan tinggi, yang mana aspek penentu kepuasan kerja yang memiliki nilai rata- rata persentase tertinggi dalam penelitian ini terletak pada dimensi rekan kerja, sedangkan untuk aspek penentu kepuasan kerja yang memiliki nilai rata-rata persentase terendah ada pada dimensi promosi jabatan. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu penelitian deskriptif dengan variabel kepuasan kerja. Namun memiliki perbedaan dalam hal indikator penelitian.

C. Kerangka Pikir

Karyawan merupakan aset berharga yang dimiliki perusahaan dalam mengoperasikan seluruh faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan, antara lain mesin, modal, material, dan juga metode. Upaya menjalankam suatu pekerjaan, karyawan memiliki keinginan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja. Kepuasan kerja menunjukkan suatu perasaan senang atau tidak senang yang dimiliki seorang individu terhadap pekerjaanya yang ditandai dengan adanya harapan-harapan yang lebih baik terhadap pekekerjannya. Karyawan yang puas dengan pekerjaannya akan menguntungkan perusahaan tersebut, karena dengan kepuasan yang tinggi, maka akan memiliki semangat kerja yang tinggi kemudian menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik dapat ditunjukkan melalui beberapa hal, antara lain kualitas kerja yang baik, kuatitas kerja yang besar, dan memiliki potensi untuk maju. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya akan merugikan perusahaan tersebut, karena karyawan akan tidak semangat dalam melakukan pekerjaannya serta terkadang tidak serius mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. PT POS Indonesia Persero terus berbenah diri melakukan beragam gebrakan perbaikan dan inovasi strategis serta modernasisasi demi memenangkan persaingan pasar di industri. Sebagai perusahaan yang memiliki pelanggan loyal bahkan sudah turun temurun dan legendaris menjadi perusahaan jasa pengiriman tertua di Indonesia. Oleh karena itu, dalam menjalankan kegiatan perusahaan dibutuhkan karyawan yang memiliki kepuasan kerja tinggi agar mencapai kinerja yang optimal. Kinerja yang optimal diharapkan dapat membantu terwujudnya tujuan organisasi. Ada beberapa alasan karyawan dikatakan puas dengan pekerjaannya, antara lain dapat dilihat dari indikator isi pekerjaan, supervisi, kesempatan untuk maju, rekan kerja, dan kondisi kerja. Adapun kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut: Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana kepuasan kerja karyawan terhadap tugas pokok dan fungsi kerja? 2. Bagaimana kepuasan kerja karyawan terhadap supervisi oleh pimpinan? 3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan terhadap kesempatan untuk maju? Kepuasan kerja karyawan Tupoksi kerja Supervisi Kesempatan Untuk maju Rekan Kerja Kondisi Kerja Kinerja Optimal Tujuan Organisasi