Peranan Kredit Koperasi Rumondang Terhadap Kesejahteraan Pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan

(1)

SKRIPSI

PERANAN KREDIT KOPERASI RUMONDANG TERHADAP

KESEJAHTERAAN PEGAWAI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG MEDAN

OLEH

YUSNI MARGARET 110523025

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i ABSTRAK

Peranan Kredit Koperasi Karyawan Rumondang Terhadap Kesejahteraan Pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dan manfaat kredit terhadap kesejahteraan pegawai, mengetahui latar belakang meminjam pada koperasi Rumondang, mengetahui realisasi kredit yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi serta mengetahui hambatan dalam memperoleh kredit pada koperasi Rumondang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan rumus dan analisis deskriptif yang diolah dari data primer melalui kuesioner dan sekunder.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pegawai Bank Rakyat Indonesia yang menerima kredit dari Koperasi. Persyaratan-persyaratan dalam pengajuan kredit ke Koperasi lebih mudah dan biaya lebih murah daripada kredit ke Bank Rakyat Indonesia. Pemberian kredit Koperasi Karyawan kepada anggota dengan bunga rendah dapat meningkatkan kesejahteraan anggota karena anggota dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain. Kredit yang diterima anggota mayoritas untuk pengembangan usaha anggota. Hasil dari perhitungan dengan Trend diketahui bahwa perkembangan jumlah kredit yang diterima anggota koperasi tahun 2004-2011 mengalami kenaikan karena kebutuhan hidup semakin tinggi yang memperoleh kredit dapat meningkatkan jumlah pendapatan guna membantu kondisi ekonomi para anggota koperasi. Manfaat yang diterima adanya kredit sangat besar dalam peningkatan kesejahteraan anggota koperasi sehingga koperasi Rumondang berhasil melaksanakan prinsip-prinsip koperasi dalam hal peningkatan kesejahteraan anggota.

Kata Kunci: Tingkat suku bunga kredit, Persyaratan pengajuan kredit, Peranan pemberian kredit, Usaha meningkatkan kesejahteraan


(3)

ii KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Kredit Koperasi Rumondang Terhadap Kesejahteraan Pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak E. Napitupulu dan Ibu R. Butar-Butar serta kakak Ernita Napitupulu, abang Desky Siahaan, adik Oliver Five Son, yang telah memberi doa, dukungan moral serta materi kepada penulis selama masa kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec.Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, Msoc,Sc, PhD, selaku Ketua dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan saran yang berguna dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(4)

iii 6. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan.

8. Seluruh Staf Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

9. Seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan Ekstensi Stambuk 2011 yang sama-sama berjuang dan memberi semangat.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada menyadari bahwa masih jauh dari sempurna , hal ini karena masih kurangnya ilmu pengetahuan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2013 Penulis

Yusni Margaret NIM: 110523025


(5)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 10

1.3 Tujuan Penelitian ………... 11

1.4 Manfaat Penelitian ………... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 13

2.1 Definisi Peranan ……….. 13

2.2 Tinjauan Umum Tentang Kredit ………. 14

2.2.1 Definisi Kredit ………. 14

2.2.2 Unsur-Unsur Kredit ………. 15

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit ……… 16

2.2.4 Macam-Macam Kredit ……….... 18

2.2.5 Prinsip-Prinsip Pemberian kredit………. 20

2.3 Tinjauan Umum Tentang Koperasi……….. 23

2.3.1 Definisi Koperasi ……….………….... 23

2.3.2 Koperasi di Indonesia ……….……. 25

2.3.3 Landasan Asas dan Tujuan Koperasi……….... 26

2.3.4 Prinsip-Prinsip Koperasi ……….…. 27

2.4 Tinjauan Umum Tentang Koperasi Karyawan ……….…... 28

2.4.1 Definisi Koperasi Karyawan ……….….. 28

2.4.2 Kekuatan Koperasi Karyawan ………. 29

2.4.3 Kelemahan Koperasi Karyawan ……….. 30

2.4.4 Tujuan Koperasi Karyawan ………. 30

2.4.5 Permodalan Koperasi Karyawan ………. 31

2.4.6 Pembinaan Koperasi Karyawan ……….. 32

2.5 Tinjauan Umum tentang Kesejahteraan Anggota Koperasi …….... 33

2.5.1 Definisi Kesejahteraan ………. 33

2.5.2 Ukuran Kesejahteraan ……….. 34

2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Upaya Koperasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai ………... 35

2.6 Penelitian Terdahulu ………. 36


(6)

v

BAB III METODE PENELITIAN ………... 38

3.1 Jenis Penelitian ……….... 38

3.2 Lokasi Penelitian ………. 38

3.3 Batasan Operasional ……… 38

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 39

3.5 Jenis Data ………. 40

3.6 Metode Pengumpulan Data ……….. 40

3.7 Teknik Analisis Data ……… 41

3.7.1 Analisis Data Kuantitatif dengan Menggunakan Tabel Ikhtisar ………... 41

3.7.2 Analisis Data Kuantitatif dengan Menggunakan Analisis Presentase ……….. 41

3.7.3 Analisis Data Kuantitatif dengan Menggunakan Analisis Trend ………. 42

3.7.4 Ananlisis Data Kuantitatif dengan Pendekatan Statistik Deskriptif ……….. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 44

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……… 44

4.1.1 Deskripsi Koperasi Karyawan Rumondang ………. 44

4.1.2 Kepengurusan Koperasi Karyawan Rumondang ………. 45

4.1.3 Visi dan Misi Koperasi Koperasi Rumondang ……… 46

4.1.4 Struktur Permodalan Koperasi Rumondang ……… 46

4.2 Gambaran Umum Responden ……….. 47

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………... 50

4.3.1 Hasil Daftar Pertanyaan Yang Diberikan Kepada Anggota Koperasi Mengenai Peranan dan Manfaat Kredit ………. 50

4.3.2 Hasil Daftar Pertanyaan Yang Diberikan Kepada Anggota Koperasi Yang Melatarbelakangi Meminjam pada Koperasi Rumondang ……… 64

4.3.3 Hasil Daftar Pertanyaan Yang Diberikan Kepada Anggota Koperasi Mengenai Prinsip-Prinsip Koperasi Sudah Direalisasikan Atau Tidak ………. 68

4.3.4 Hasil Daftar Pertanyaan Yang Diberikan Kepada Anggota Koperasi Mengenai Hambatan Pegawai Dalam Memperoleh Kredit Koperasi Rumondang ……… 72

4.4 Analisis Persentase ………... 76

4.4.1 Analisis Persentase Untuk Perkembangan Jumlah Kredit ……… 77

4.4.2 Analisis Persentase Untuk Jumlah Simpanan Anggota Koperasi ……… 80

4.4.3 Analisis Persentase Untuk SHU Koperas ……….. 85

4.5 Analisis Trend ……….……... 87

4.5.1 Analisis Trend Untuk Jumlah Kredit ……… 87

4.5.2 Analisa Trend Untuk Jumlah Simpanan Anggota ……….... 90


(7)

vi 4.6 Peranan Kredit Koperasi Rumondang Bagi Kesejahteraan

Pegawai ………... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 98

5.2 Saran ……….. 99

DAFTAR PUSTAKA ……… 101


(8)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan Simpanan Anggota Koperasi Karyawan

”Rumondang” Tahun 2004-2011 (Dalam Satuan Rupiah) ……. 8

1.2 Perkembangan Kredit Koperasi Karyawan ”Rumondang” Tahun 2004-2011(Dalam Satuan Rupiah) ……….. 9

1.3 Perkembangan SHU Koperasi Karyawan”Rumondang” Tahun 2004-2011 (Dalam Satuan Rupiah ………... 10

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 47

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….. 47

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ………... 48

4.4 Tabulasi Silang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan ……….. 49

4.5 Lama Jadi Anggota Koperasi ……… 51

4.6 Jawaban Daftar Pertanyaan Jumlah Kredit Yang Diterima Anggota (Dalam Satuan Rupiah)……….……….. 51

4.7 Tabulasi Jenis Kelamin, Lama Anggota dan Jumlah Kredit ……. 52

4.8 Jawaban Daftar Pertanyaan Tingkat Pendapatan Anggota Koperasi (Dalam Satuan Rupiah)……… 54

4.9 Tabulasi Silang Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan …….…... 55

4.10 Jawaban Daftar Pertanyaan Tingkat Pendapatan Setelah Peroleh Kredit (Dalam Satuan Rupiah) ……… 56

4.11 Tabulasi Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendapatan Setelah Peroleh Kredit ……… 57

4.12 Jawaban Daftar Pertanyaan Jangka Waktu Pengembalian Kredit …. 58 4.13 Jawaban Daftar Pertanyaan Penggunaan Kredit Koperasi Yang Diperoleh ... 59

4.14 Jawaban Daftar Pertanyaan Jenis Pengembangan Usaha ... 60

4.15 Jawaban Daftar Pertanyaan Kondisi Pendapatan Sesudah Memperoleh Kredit ... 61

4.16 Jenis Kelamin, Penggunaan kredit dan Kondisi Pendapatan Setelah Peroleh Kredit ……… 62

4.17 Jawaban Daftar Pertanyaan Manfaat yang diperoleh Adanya Kredit.... 63

4.18 Jawaban Daftar Pertanyaan Manfaat Kredit Untuk meningkatkan peminjaman Berikutnya ... 64

4.19 Tabulasi Silang Jumlah Kredit dan Manfaat Kredit Tingkatkan Pinjaman ………... 65 4.20 Jawaban Daftar Pertanyaan Yang Menganjurkan Mengajukan


(9)

viii Kredit Pada Koperasi Rumondang ... 67 4.21 Jawaban Daftar Pertanyaan Mengapa meminjam pada koperasi

Rumondang ... 68 4.22 Jawaban Daftar Pertanyaan Kesulitan Ekonomi Paling Utama

Yang Melatarbelakangi Meminjam ... 69 4.23 Jawaban Daftar Pertanyaan Pengelolaan Koperasi Rumondang

Sudah Demokratis ... 70 4.24 Jawaban Daftar Pertanyaan Pembagian SHU Dilakukan

Secara Adil Pada Koperasi Rumondang ... 71 4.25 Jawaban Daftar Pertanyaan Perbedaan Pegawai Baru dan Lama

Dalam Pemberian Kredit ... 71 4.26 Jawaban Daftar Pertanyaan Pelaksanaan Pemberian Kredit

Koperasi Rumondang ……….. 72 4.27 Jawaban Daftar Pertanyaan Jumlah Kredit Yang Diterima Sesuai

Dengan Harapkan ………... 73 4.28 Jawaban Daftar Pertanyaan Hambatan Yang Dihadapi Dalam

Memperoleh Kredit ……….. 74 4.29 Jawaban Daftar Pertanyaan Pembatasan Jumlah Pinjaman Sesuai

Gaji Menghambat Kelancaran Peroleh Kredit ……….. 75 4.30 Jawaban Daftar Pertanyaan Kemacetan Dalam Pelunasan Kredit

Menghambat Kelancaran Memperoleh Kredit ……….. 76 4.31 Jawaban Daftar Pertanyaan Hambatan Bunga Kredit yang

Dibebankan Dalam Pelunasan Kredit ……….. 77 4.32 Perkembangan Kredit Koperasi Karyawan ”Rumondang” (Dalam

Satuan Rupiah) ………. 78 4.33 Persentase Perkembangan Jumlah Kredit Koperasi Karyawan

”Rumondang” Tahun 2004-2011 (Dalam Satuan Rupiah) ………….. 80 4.34 Perkembangan Simpanan Anggota Koperasi Karyawan

”Rumondang” Tahun 2004-2011 (Dalam Satuan Rupiah) ………….. 81 4.35 Persentase Perkembangan Jumlah Simpanan Anggota Koperasi

Tahun 2004-2011……….. 85 4.36 Perkembangan SHU Koperasi Karyawan”Rumondang”

Tahun 2004-2011 (Dalam Satuan Rupiah) ……….. 86 4.37 Persentase Perkembangan Jumlah SHU Tahun 2004-2011 ………… 88 4.38 Perhitungan Trend Untuk Jumlah Kredit ………. 88 4.39 Perhitungan Trend Jumlah Simpanan Anggota ……… 91 4.40 Perhitungan Trend Jumlah SHU ……….. 94


(10)

ix

DAFTAR

GAMBAR

No. Lampiran Judul Halaman

4.1 Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan Responden Laki-Laki

4.2 Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan Responden Perempuan

4.3 Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan

4.4 Manfaat Kredit Untuk Peningkatan Pendapatan 4.5 Jumlah Kredit dan Peningkatan Pinjaman

4.6 Pergerakan Jumlah Kredit Koperasi Tahun 2004-2011 4.7 Pergerakan Jumlah Simpanan Anggota Koperasi

Tahun 2004-2011


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman


(12)

i ABSTRAK

Peranan Kredit Koperasi Karyawan Rumondang Terhadap Kesejahteraan Pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dan manfaat kredit terhadap kesejahteraan pegawai, mengetahui latar belakang meminjam pada koperasi Rumondang, mengetahui realisasi kredit yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi serta mengetahui hambatan dalam memperoleh kredit pada koperasi Rumondang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan rumus dan analisis deskriptif yang diolah dari data primer melalui kuesioner dan sekunder.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pegawai Bank Rakyat Indonesia yang menerima kredit dari Koperasi. Persyaratan-persyaratan dalam pengajuan kredit ke Koperasi lebih mudah dan biaya lebih murah daripada kredit ke Bank Rakyat Indonesia. Pemberian kredit Koperasi Karyawan kepada anggota dengan bunga rendah dapat meningkatkan kesejahteraan anggota karena anggota dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain. Kredit yang diterima anggota mayoritas untuk pengembangan usaha anggota. Hasil dari perhitungan dengan Trend diketahui bahwa perkembangan jumlah kredit yang diterima anggota koperasi tahun 2004-2011 mengalami kenaikan karena kebutuhan hidup semakin tinggi yang memperoleh kredit dapat meningkatkan jumlah pendapatan guna membantu kondisi ekonomi para anggota koperasi. Manfaat yang diterima adanya kredit sangat besar dalam peningkatan kesejahteraan anggota koperasi sehingga koperasi Rumondang berhasil melaksanakan prinsip-prinsip koperasi dalam hal peningkatan kesejahteraan anggota.

Kata Kunci: Tingkat suku bunga kredit, Persyaratan pengajuan kredit, Peranan pemberian kredit, Usaha meningkatkan kesejahteraan


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke 19. Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771-1858), yang menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia (Revrisond Baswir, 2000: 11).

Gerakan koperasi ini kemudian berkembang di negara Eropa lainnya, seperti Inggris, Jerman, dan Perancis. Koperasi modern berkembang pertama kali di Rochdale, Inggris pada tahun 1844. Koperasi Rochdale timbul karena penderitaan kaum buruh dalam urusan kebutuhan konsumsi. Koperasi Rochdale kemudian mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha produktif. Pada tahun 1852 jumlah koperasi di Inggris mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Wholesale Society (CWS). Pada tahun 1945, CWS memiliki sekitar 200 pabrik dengan 9.000 pekerja (Revrisond Baswir, 2000: 13).

Dengan berkembangnya koperasi Rochdale, mendorong berdirinya koperasi di Perancis. Pelopor-pelopor koperasi di Perancis muncul seperti Charles Fourier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle. Di Perancis terdapat gabungan Koperasi Konsumsi


(14)

2 Nasional Perancis (Federation Nationale dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah koperasi yang tergabung sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900 buah, dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc per tahun (Revrisond Baswir, 2000: 15).

Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan dalam bidang koperasi, kemudian mendorong Jerman mendirikan koperasi. Jerman sering disebut sebagai tempat kelahiran dari koperasi kredit. Tokoh yang mendorong pendirian koperasi di Jerman adalah F.W.Raiffeisen, walikota di Flammersfied. Bertujuan untuk meringankan beban rakyat dengan menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam mengadakan perkumpulan simpan-pinjam dikalangan petani, yang diharapkan membantu kesejahteraan petani setempat. Pendirian Koperasi Raiffeisen ini sekaligus ditandai sebagai koperasi simpan-pinjam pertama di Jerman yang bergerak di daerah pertanian (Hudiyanto, 2002: 38).

Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang keseluruh dunia yang kemudian berkembang di Amerika Serikat. Menurut catatan, jumlah koperasi yang tumbuh pada tahun 1863-1939, berjumlah 2.600 buah dan sekitar 57% dari koperasi mengalami kegagalan. Perkembangan yang menarik setelah tahun 1908, sebuah komisi untuk kehidupan pedesaan yang diangkat oleh presiden Theodore Rosevelt (1908) bahwa salah satu kebutuhan utama masyarakat pedesaan ialah kerja sama yang efektif untuk mempersatukan usahanya pada tingkat yang sesuai dengan kepentingan bersama (Revrisond Baswir, 2000: 19-20).


(15)

3 Perkembangan koperasi di belahan dunia Eropa, sangat mendorong pendirian koperasi di Benua Asia yakni negara Jepang, Korea dan Indonesia. Koperasi di Jepang pertama kali berdiri pada tahun 1900 (sesudah Kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan Undang-undang Koperasi Industri Kerajinan. Sedangkan perkembangan koperasi di Korea, khususnya koperasi pedesaan, dimulai pada awal abad ke 20 dan memiliki dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian. Pada tahun 1961, digabungkan menjadi satu dengan nama gabungan Koperasi Pertanian Nasional (National Agricultural Cooperative Federation), disingkat NACF (Kartasapoetra, 2003: 20).

Adanya perkembangan koperasi di Jepang dan Korea mendorong pendirian koperasi di Indonesia. Gerakan koperasi di Indonesia bermula pada abad ke 20 dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja, seorang patih di Purwokerto. Ide pendirian koperasi di Indonesia untuk membantu rakyatnya yang terjerat hutang dari lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Dengan memiliki tujuan yang membantu rakyat, koperasi lalu berkembang pesat dan akhirnya dilanjutkan oleh Budi Utomo (1908), dengan memiliki peranan bagi gerakan koperasi untuk lebih memperbaiki kehidupan rakyat (Kartasapoetra, 2003: 21).

Namun banyak perekonomian Indonesia mengalami kemorosotan dan penggolongan diskriminasi ekonomi penduduk pribumi dan banyak muncul gerakan koperasi untuk memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia dan menghambat berkembangnya koperasi di Indonesia. Penyempitan ruang gerak


(16)

4 koperasi di Indonesia terjadi ketika pemerintahan Belanda dan juga masa pemerintahan Jepang menggantikan Belanda di Indonesia yang banyak hal mengubah peraturan, susunan dan tata pemerintahan (Hudiyanto, 2002: 47-50).

Dengan adanya pemberontakan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan Jepang kemudian kemerdekaan diraih oleh bangsa Indonesia yang membawa arah baru bagi pengembangan koperasi di Indonesia yang dicantumkan dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia disusun berdasarkan asas kekeluargaan. Agar pengembangan koperasi bisa sejalan dengan pasal 33 akhirnya dilakukan reorganisasi Jawatan yang mengurusi Koperasi dipisahkan dari Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri (Hudiyanto, 2002: 50-51).

Keinginan dan semangat rakyat Indonesia untuk berkoperasi mendorong berkembangannya koperasi di Indonesia nampak menggembirakan setelah kemerdekaan dengan menghapus usaha-usaha dagang yang bukan koperasi dan kedudukan koperasi di Indonesia semakin berkibar. Kemudian sejak saat itu Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI lebih insentif mempertebal kesadaran berkoperasi, serta memberikan banyak bimbingan dan motivasi agar meningkatkan cara usaha dan kerja. Atas jasa-jasa tersebut maka Mohammad Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia (Kartasapoetra, 2003: 24).

Koperasi karyawan merupakan koperasi yang dibentuk oleh karyawan dan untuk karyawan. Koperasi dibentuk untuk dapat memperbaiki keadaan sosial ekonomi para anggotanya. Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pemakai jasa koperasi. Koperasi dapat maju apabila anggotanya yang sekaligus pemilik dan


(17)

5 pemakai jasa tersebut berpartisipasi pada kegiatan usaha koperasi. Berarti anggota harus turut mengembangkan usaha koperasi agar koperasi tumbuh menjadi pelaku ekonomi yang dapat mencukupi kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya (Ima, Suwandi, 1985: 2).

Para karyawan di beberapa perusahaan telah didorong untuk mempersatukan diri dalam bentuk koperasi. Dalam meningkatkan kesejahteraannya, koperasi di kalangan karyawan diharapkan mempunyai peranan positif dalam mengurangi keresahan akibat keadaan ekonomi yang semakin mendesak dan diharapkan mampu membantu pengaturan ekonomi anggotanya. Usaha koperasi merupakan kegiatan yang dilakukan selain guna memenuhi kebutuhan anggotanya juga dapat memberikan pelayanan bagi kelangsungan hidup koperasi sebagai perusahaan.

Koperasi karyawan banyak dijumpai di berbagai instansi baik instansi pemerintah maupun swasta. Koperasi karyawan ini biasanya mempunyai usaha dan kegiatan yang relatif sama dengan tuntunan instansi tersebut. Koperasi karyawan pada akhirnya ingin meningkatkan kesejahteraan pegawai. Salah satunya adalah koperasi karyawan seperti ini dijumpai pada instansi Bank BRI.

Koperasi karyawan “Rumondang” merupakan salah satu koperasi yang dimiliki PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang Medan yang berlokasi di kantor PT BRI Putri Hijau Cabang Medan. Kegiatan koperasi Rumondang adalah kegiatan simpan pinjam dan kegiatan serba usaha untuk para anggota. Anggota koperasi adalah para pegawai Bank Rakyat Indonesia, baik pegawai tetap dan maupun pegawai kontrak. Dengan berdirinya Koperasi Rumondang dapat


(18)

6 memberikan manfaat yang besar untuk para pegawai dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meniadakan praktik rentenir sehingga Koperasi Rumondang memiliki makna yang penting untuk kelangsungan hidup anggota dengan memberikan keuntungan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat (Koperasi Karyawan ”Rumondang”, 2013).

Koperasi karyawan “Rumondang” ini mempunyai sifat Multi Purpose Cooperation yaitu para anggotanya memiliki tujuan untuk bekerja sama mengatasi masalah keuangan dengan melakukan berbagai kegiatan simpan-pinjam dan kegiatan penjualan sesuai dengan asas koperasi. Kegiatan ini berorientasi pada kemanfaatan dengan menuju kearah peningkatan kemakmuran para anggotanya. Dalam hal ini, koperasi Rumondang mengambil prinsip “memberikan dukungan sebesar-besarnya dari semua aspek yang memungkinkan, sehingga BRI memperoleh manfaat, kemudian diharapkan Koperasi Rumondang memperoleh ‘feedback’ yang sebaik-baiknya daripadanya” (Koperasi Karyawan ”Rumondang”, 2013).

Tujuan Koperasi Rumondang bukan untuk mengejar keuntungan semata-mata, tetapi yang utama adalah memberikan jasa-jasa agar para anggotanya bersemangat dan bergairah kerja, sehingga tercapai peningkatan pendapatan. Para anggota koperasi yaitu para pegawai BRI dapat memperbaiki cara kerja, mutu hasil kerja dan jumlah hasil kerjanya terhadap pembangunan Bank BRI melalui pelayanan kepada nasabah Bank BRI. Kegiatan Koperasi Rumondang adalah (Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013):


(19)

7 Kegiatan simpan-pinjam Koperasi Rumondang adalah simpanan yang dikumpulkan bersama dan disalurkan kembali kepada anggota yang memerlukan pinjaman. Dimana anggota mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus dengan mencantumkan jumlah uang yang diperlukan, kemudian pengurus memutuskan permohonan pinjaman sesuai dengan kemampuan koperasi, mematuhi syarat pengembaliannya dan bunganya.

2. Usaha penjualan alat tulis

Usaha penjualan Koperasi Rumondang ini melayani kebutuhan perlengkapan kantor yang digunakan para pegawai BRI maupun masyarat umum yang bukan anggota koperasi. Misalnya: pulpen, pensil, staples, kertas dan lainnya.

3. Usaha Unit fotocopy

Usaha unit fotocopy yang ada pada koperasi Rumondang melayani fotocopy berkas-berkas dan paper untuk kebutuhan para pegawai Bank Rakyat Indonesia dan maupun masyarakat umum yang bukan anggota koperasi.

4. Usaha penjualan pulsa

Usaha penjualan pulsa ini adalah usaha yang melayani apabila pegawai BRI maupun masyarakat umum dan bukan anggota koperasi yang kehabisan pulsa dapat mengisi atau membeli pulsa di Koperasi Rumondang.

Dengan kegiatan simpan-pinjam dan kegiatan serba usaha koperasi maka dapat membantu mengatasi kesulitan ekonomi para pegawai BRI sehingga tujuan dan fungsi pendirian koperasi terwujud sesuai dengan asas koperasi Indonesia. Koperasi karyawan ini memiliki 320 anggota aktif dengan jumlah anggota laki-laki 250


(20)

8 anggota dan jumlah anggota perempuan 70 anggota (Koperasi Karyawan ”Rumondang”, 2013).

Dengan adanya koperasi karyawan maka anggota tidak hanya memperoleh kredit akan tetapi dapat menyimpan sesuai dengan kemampuan keuangannya. Koperasi Rumondang memberlakukan kebijakan tertulis dalam peraturan koperasi karyawan berisi tentang besar pinjaman, bunga pinjaman, simpanan wajib, angsuran pinjaman, jaminan dan sanksi yang diperlakukan sesuai dengan peraturan koperasi Rumondang jika terjadi tunggakan pembayaran. Perkembangan simpanan anggota koperasi dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Perkembangan Simpanan Anggota Koperasi Karyawan ”Rumondang” Tahun 2004-2011 (Dalam Rupiah)

Tahun Simpanan Pokok Simpanan Wajib Simpanan Sukarela Simpanan Khusus Jumlah 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2.610.000 2.740.000 2.780.000 2.790.000 2.840.000 3.030.000 3.100.000 3.140.000 191.620.000 231.017.500 270.256.500 323.498.000 395.238.300 503.327.000 622.967.500 710.199.064 30.386.941 31.560.003 32.515.488 31.767.717 51.727.540 50.006.502 44.992.977 44.614.283 - - - 262.000.000 754.000.000 969.000.000 1.400.416.750 2.181.416.750 224.613.941 265.317.503 305.551.988 620.055.717 1.203.805.840 1.525.363.502 2.071.477.227 2.939.370.097

Sumber: Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013

Dalam tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perkembangan simpanan khusus anggota pada tahun 2004, 2005 dan 2006 tidak ada simpanan khusus anggota koperasi. Hal ini disebabkan selama 3 tahun tersebut anggota koperasi tidak memiliki dana lebih sebagai simpanan khusus dimana anggota menggunakan dana untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting bagi kelangsungan hidupnya.


(21)

9 Berikut perkembangan kredit koperasi karyawan “Rumondang” tahun 2004-2011, yaitu:

Tabel 1.2

Perkembangan Kredit Koperasi Karyawan ”Rumondang” Tahun 2004-2011

Tahun Jumlah Anggota

(orang)

Jumlah Kredit (Rp)

Rata-Rata Jumlah Kredit (Rp) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 - - - - 194 204 214 244 396.998.685 568.403.701 617.572.211 1.211.797.146 2.153.305.810 2.341.823.001 2.963.621.717 4.535.948.857 - - - - 11.099.514 11.479.525 13.848.700 18.589.954

Sumber: Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013

Dalam tabel 1.2 dapat dilihat bahwa kredit yang diperoleh setiap anggota berbeda, disebabkan karena permintaan kredit oleh anggota untuk kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi, mendorong pegawai bergabung menjadi anggota koperasi untuk memperoleh kredit. Dengan bertambahnya anggota koperasi setiap tahun menjadikan rata-rata jumlah kredit berbeda. Setelah kredit diperoleh maka dapat digunakan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting dan dapat mensejahterakan hidupnya.

Kesejahteraan yang erat kaitannya dengan pemanfaatan jasa dari koperasi ikut membantu anggota dalam menghadapi kesulitan terutama yang menyangkut masalah ekonomi. Sisa hasil usaha koperasi juga menjadi salah satu elemen penting dalam meningkatkan kesejahteraan para anggota. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga


(22)

10 digunakan untuk menjamin kelangsungan kehidupan koperasi itu sendiri dan koperasi harus mampu membiayai operasi usahanya. Pembagian Sisa hasil usaha yang diterima anggota berdasarkan modal dari anggota itu sendiri dan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi tidak dapat dibagi kepada anggota melainkan dijadikan cadangan modal koperasi. Berikut ini merupakan perkembangan SHU yang diperoleh Koperasi karyawan “Rumondang” selama tahun 2004-2011, yaitu:

Tabel 1.3

Perkembangan SHU Koperasi Karyawan”Rumondang” Tahun 2004-2011 (Dalam Rupiah)

Tahun Jumlah SHU

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

6.101.555 6.993.117 75.126.970 141.550.491 256.027.968 352.462.004 376.429.187 525.112.398

Total SHU 1.739.803.690

Sumber: Koperasi Karyawan “Rumondang, 2013

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis menetapkan judul skripsi: “Peranan Kredit Koperasi Rumondang Bank Rakyat Indonesia Terhadap Kesejahteraan Pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:


(23)

11 1. Sejauhmana peranan dan manfaat kredit Koperasi Rumondang terhadap

peningkatan kesejahteraan pegawai BRI cabang Medan?

2. Apa yang melatarbelakangi pegawai BRI meminjam pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan?

3. Apakah prinsip-prinsip koperasi sudah direalisasikan atau tidak pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan dalam hal peningkatan kesejahteraan pegawai BRI?

4. Apa hambatan pegawai BRI dalam memperoleh kredit koperasi karyawan “Rumondang” BRI cabang Medan dan bagaimana cara pelunasan kredit yang diperoleh?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peranan dan manfaat yang diperoleh para pegawai BRI dari kredit koperasi Rumondang BRIcabang Medan.

2. Untuk mengetahui yang melatarbelakangi pegawai BRI meminjam pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan.

3. Untuk mengetahui apakah prinsip-prinsip koperasi sudah direalisasikan atau tidak pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan dalam hal peningkatan kesejahteraan pegawai BRI cabang Medan.

4. Untuk mengetahui hambatan pegawai BRI dalam memperoleh kredit dan cara pelunasan kredit yang diperoleh tersebut.


(24)

12 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi koperasi karyawan Rumondang BRI Cabang Medan, sebagai masukan untuk meningkatkan kegiatan usaha lain dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap anggota koperasi dengan memperhatikan kesejahteraan anggota. 2. Bagi pegawai BRI Cabang Medan, sebagai masukan apabila mengambil

kredit dan menjadi anggota koperasi dengan bekerjasama meningkatkan kegiatan koperasi karyawan Rumondang BRI cabang Medan.

3. Bagi penulis, melatih diri dalam mengembangkan dan menginterprestasikan teori ilmiah tentang tema penelitian ini, sehingga diharapkan mampu mendefinisikan masalah dan berupaya mencari solusi penyelesaian masalah yang terjadi dilapangan sesuai dengan kajian teoritis yang didapat dibangku kuliah, referensi serta didukung dengan kemampuan bernalar secara ilmiah. 4. Bagi pemerintah, sebagai masukan dalam pemberian kredit harus sesuai

dengan kebijakan moneter, selektif dan diarahkan pada sektor-sektor yang diprioritaskan dalam pembangunan serta dalam peningkatan kesejahteraan nasabah.

5. Bagi masyarakat, masyarakat lebih mudah memenuhi kebutuhannya yang berupa barang atau jasa dari pemberian koperasi.


(25)

13 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Peranan

Secara etimologi, peranan berarti:

1. Bagian yang dimainkan seorang pemain dalam suatu kegiatan film, sandiwara dengan berusaha bermain baik dan secara aktif segala yang dibebankan kepadanya.

2. Tindakan atau perangkat tingkah seseorang atau pemain dengan memiliki sifat istimewa yang mampu menggerakkan suasana yang baik dalam suatu peristiwa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 2).

Menurut Soerjono Soekanto (2002: 243) pengertian peranan sebagai berikut: “Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan peranan”. Peranan mencakup tiga hal yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu proses.

3. Peranan juga dikatakan perilaku individu yang penting bagi stuktur sosial masyarakat.

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan pengertian peranan adalah bagian tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau pemain dalam suatu peristiwa,


(26)

14 dengan mengatur perilaku atau sifat yang dimiliki pemain. Sedangkan peranan koperasi karyawan ada dua peranan yang penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertama adalah dalam bidang ekonomi, yaitu membantu mengatasi kesulitan ekonomi para pegawai berdasarkan asas dan prinsip koperasi. Kedua yaitu dalam bidang sosial, peranan ini mendidik anggotanya untuk memiliki semangat kerjasama berdasarkan asas dan prinsip koperasi.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Kredit

2.2.1 Definisi Kredit

Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sebab sering dijumpai pada masyarakat yang jual beli barang dengan kreditan. Masyarakat yang melakukan jual beli barang dengan kredit dan tidak dilakukan secara tunai, dapat mengangsur untuk pelunasan barang yang dibeli sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Dengan adanya kredit tersebut sehingga banyak masyarakat yang menerima kredit dari koperasi maupun bank untuk kebutuhannya. Pada saat bank memberikan pinjaman (kredit) uang kepada nasabah, bank tentu saja mengharapkan uang kembali atau pelunasan kredit tersebut sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.

Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin ‘Credere” yang berarti kepercayaan. Kepercayaan adalah unsur yang sangat penting dan utama dalam pergaulan hidup manusia. Seseorang yang memperoleh kredit berarti memperoleh kepercayaan, dengan demikian unsur kredit adalah kepercayaan. Dapat dikatakan bahwa kreditur mempunyai kepercayaan kepada debitur dalam waktu dan dengan


(27)

15 syarat-syarat yang telah disetujui bersama dapat membayar kembali kredit yang bersangkutan (Gatot Supramono, 2009: 28).

Pengertian kredit untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan dalam Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Dalam praktek sehari-hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil. Sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam (debitur) akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan misalnya bangunan, tanah, kendaraan, perhiasan surat berharga dan lainnya maupun bukan kebendaan yaitu penanggungan misalnya jaminan perorangan.

2.2.2 Unsur-unsur Kredit

Unsur-unsur kredit adalah (Gatot Supramono, 2009: 29):

1. Kepercayaan, yaitu adanya kepercayaan dan keyakinan dari pihak bank (kreditur) terhadap peminjam (debitur) atas janji kesanggupan pelunasan atau pembayaran kredit dan prestasi debitur baik dalam bentuk uang, barang atau jasa yang diterimanya kembali sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan atau disepekati.


(28)

16 2. Jangka waktu, yaitu adanya perbedaan jangka waktu yang harus ditepati saat penyerahan kredit oleh pihak bank (kreditur) dengan peminjam (debitur) dan saat pelunasan atau pembayaran kembali kredit yang diterima debitur, berdasarkan kesepakatan bersama.

3. Risiko, yaitu tingkat risiko yang kemungkinan akan dihadapi sebagai akibat dari perbedaan jangka waktu yang terjadi selama pemberian dan pelunasan kredit yang dilakukan oleh kreditur kepada debitur sehingga untuk mengamankannya dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari debitur, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan.

4. Prestasi, yaitu suatu objek kredit tercapainya suatu kesepakatan atau persetujuan dalam perjanjian pihak bank memberikan kredit kepda debitur sesuai dengan jumlah kredit yang disepekati kemudian bank memperoleh prestasi pelunasan kredit berupa bunga atau imbalan.

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit

Tujuan utama pemberian kredit (Kasmir, 2008: 105) adalah: 1. Mencari keuntungan

Tujuan utama dari pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diterima oleh pihak bank digunakan untuk transaksi usaha bank yang lain sehingga bank tersebut dapat bertahan lama atau untuk kelangsungan hidup bank tersebut. Hasil dari keuntungan yang diterima oleh pihak bank adalah dalam bentuk bunga sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.


(29)

17 2. Membantu usaha nasabah

Tujuan utama pemberian kredit berikutnya adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik untuk investasi maupun modal kerja. Dengan adanya tujuan pemberian kredit oleh pihak bank kepada nasabah tersebut maka nasabah memiliki semangat yang tinggi dan tingkat kegairahan yang tinggi dalam berusaha sehingga sekaligus meningkatkan jumlah produk yang diproduksi yang pada akhirnya akan meningkatkan laba usaha.

3. Membantu pemerintah

Tujuan pemberian kredit lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang khusunya bidang ekonomi. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank kepada nasabah maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor terutama sektor riil.

Firdaus dan Ariyanti (2009: 5) menjabarkan fungsi-fungsi pemberian kredit sebagai berikut:

a. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa.

Artinya, misalnya suatu saat belum tersedia uang sebagai alat pembayaran maka dengan adanya kredit, lalu lintas pertukaran barang dan jasa dapat terus berlangsung.

b. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle.

Artinya, kredit terjadi disebabkan adanya suatu golongan yang berlebihan uang dan golongan yang kekurangan uang, maka dari adanya golongan yang


(30)

18 berlebihan ini akan terkumpul sejumlah dana yang tidak digunakan (idle). Dana yang idle tersebut dapat dipindahkan atau dipinjamkan kepada golongan yang kekurangan uang maka dana tersebut akan berubah menjadi dana efektif. c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru.

Artinya, dalam hal ini salah satu jenis kredit yang ini diberikan oleh bank umum berupa kredit rekening koran. Dalam kredit rekening koran, begitu perjanjian kredit ditandatangani dan syarat kredit telah terpenuhi, maka pada saat itu telah beredar uang giral baru dimasyarakat sejumlah rekening koran tersebut.

d. Kredit sebagai alat pengendalian harga.

Artinya, apabila diperlukan adanya perluasan jumlah uang yang beredar pada masyarakat maka salah satu caranya ialah dengan mempermudah jalan dan mepermurah pemberian kredit perbankan kepada masyarakat.

2.2.4 Macam-macam Kredit

Dalam Undang-undang Perbankan 1992 tidak menyinggung tentang macam-macam kredit. Meskipun demikian dalam praktek perbankan kredit yang pernah diberikan kepada para nasabahnya dapat dilihat dari beberapa segi (Gatot Supramono, 2009: 30-31) yaitu:

1. Menurut jangka waktu, terdapat tiga macam kredit yaitu:

a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang diberikan pihak bank kepada nasabah dengan perjanjian pengembaliannya berjangka waktu paling lama satu tahun. Jadi pemakaiannya tidak melebihi satu tahun.


(31)

19 b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang diterima oleh debitur dari

kreditur dengan perjanjian pengembaliannya berjangka waktu antara satu tahun sampai dengan tiga tahun.

c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang disalurkan oleh kreditur kepada debitur dengan perjanjian pengembaliannya berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

2. Menurut kegunaannya, kredit ini digolongkan menjadi tiga macam yaitu: a. Kredit investasi, yaitu penanaman modal. Jadi kredit investasi ialah kredit

yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan penanaman modal yang bersifat ekspansi, modernisasi maupun rehabilitasi perusahaannya. Misalnya untuk membangun pabrik, membeli/mengganti mesin-mesin. b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk kepentingan

kelancaran modal kerja nasabah dan untuk pembiayaan bahan baku produksi usaha nasabah. Sasarannya adalah membiayai biaya operasi usaha nasabahnya.

c. Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan bank kepada nasabah semata-mata untuk kepentingan profesinya, misalnya kredit yang diberikan kepada seorang dokter gigi untuk membeli seperangkat peralatan medis.

3. Menurut pemakaiannya, dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk pembiayaan pembelian


(32)

20 barang-barang pribadi. Misalnya kredit pembelian kendaraan bermotor, pembelian rumah, perhiasan, dan pembelian barang elektronik.

b. Kredit produktif, yaitu pembiayaan bank ditujukan untuk keperluan usaha nasabah agar produktifitas bertambah meningkat. Misalnya pembelian mesin-mesin pabrik.

2.2.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dan dipegang teguh bagi setiap bank dalam pemberian kredit (Munir Fuady, 2002: 113) adalah:

1. Prinsip 4P, Faktor-faktor dalam prinsip 4P sebagai berikut: a. Personality

Dalam memberikan kredit pihak bank harus mencari data lengkap mengenai kepribadian pemohon kredit, mengenai riwayat hidupnya, hobinya, keadaan keluarga, pengalamannya dalam berusaha serta pergaulan dilingkungan sekitarnya.

b. Purpose

Faktor yang harus dilakukan pihak bank dalam menilai debitur harus mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit yang diterima dan apakah tujuan tersebut sesuai line of business kredit bank yang bersangkutan.

c. Prospect

Prinsip yang harus dilakukan oleh pihak bank dalam faktor untuk menilai debitur adalah prospect yang berarti harapan usaha debitur di masa yang


(33)

21 yang akan datang. Hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha debitur selama bulan berjalan atau tahun, perkembangan keuangan debitur di masa lalu dan perkiraan masa yang akan datang.

d. Payment

Dalam pemberian kredit, bank harus mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan debitur dalam mengembalikan atau melunasi pinjaman (kredit) dalam jumlah dan jangka waktu yang ditentukan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek kelancaran pendapatan debitur.

2. Prinsip 5C, Faktor-faktor dari debitur dalam prinsip 5C sebagai berikut:

a. Character (watak/kepribadian) yaitu tabiat serta kemauan dari pemohon kredit dapat dipercaya untuk memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan. Pihak bank harus meneliti pemohon kredit yaitu watak, moral, kebiasaan, sifat-sifat pribadi, gaya hidup yang baik dan semua itu harus dimiliki pemohon kredit.

b. Capacity (kemampuan) yaitu kemampuan atau kesanggupan pemohon kredit untuk melunasi kewajiban pada waktu yang disepekati dari kegiatan usahanya yang dilakukan dari kredit bank dan mampu melihat prospektif masa depan untuk kegiatan usaha tersebut.

c. Capital (modal) yaitu modal yang dimiliki oleh calon debitur pada saat mengajukan permohonan kredit pada bank. Dengan kesanggupan bahwa calon debitur memiliki modal untuk melunasi kredit tersebut.


(34)

22 d. Condition of Economy (kondisi ekonomi) yaitu situasi, kondisi sosial dan

kondisi ekonomi yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan kelancaran usaha dari debitur dengan melihat kondisi ekonomi debitur untuk memperkecil risiko yang diakibatkan dari kondisi ekonomi.

e. Collateral (jaminan) yaitu pihak bank sebagai pemberi kredit harus mengetahui dan melihat harta tetap atau surat-surat berharga, barang-barang yang diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterima sesuai dengan kondisi ekonomi dan besarnya pinjaman nasabah. Barang jaminan diperlukan agar kredit tidak mengandung risiko.

Berkaitan dengan prinsip diatas, maka bank memiliki pedoman kepada dua prinsip, yaitu:

1. Prinsip kepercayaan

Dalam pemberian kredit harus ada kepercayaan dari kreditur (bank) bahwa dana yang diterima debitur (peminjam) sangat bermanfaat dan percaya kepada debitur mampu mengembalikan atau melunasi hutang kredit beserta bunga sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

2. Prinsip kehati-hatian

Pemberian kredit kepada debitur agar tidak macet, maka pihak kreditur harus berpedoman dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menganalisis dan mempertimbangkan semua faktor yang relevan dalam pemberian kredit. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap pemberian kredit tersebut.


(35)

23 Dalam permohonan kredit Koperasi Rumondang yang harus dilampirkan adalah:

a. Slip daftar gaji (bulan terakhir).

b. Surat rekomendasi pimpinan unit kerja.

c. Jaminan sertifikat (Sertifikat hak milik tanah, BPKB, dan surat berharga lainnya) (Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013).

Apabila permohonan kredit yang diajukan oleh anggota sesuai dengan persyaratan dari koperasi Rumondang dan permohonan tersebut telah diterima. Kemudian kredit tersebut telah diberikan atau dicairkan kepada nasabah maka kewajiban nasabah adalah membayar lunas kredit dengan cara mengangsur, besar angsuran tiap bulan oleh nasabah maksimal 60% dari penerimaan gaji.

2.3 Tinjauan Umum Tentang Koperasi

2.3.1 Definisi Koperasi

Secara umum istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti seperti ini, segala bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama berdasarkan ketentuan dan tujuan tertentu pula.

Berikut adalah dua pengertian koperasi, yaitu:

“Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta dalam Kartasapoetra, 2003: 26)”.


(36)

24 “Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis. Masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan” (Edilius dalam Rachmi, 2005: 5).

Berdasarkan kedua definisi tersebut terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Pertama adalah unsur ekonomi dan kedua adalah unsur sosial. Keuntungan bukanlah tujuan utama koperasi. Koperasi didirikan untuk membantu orang yang memiliki ekonomi lemah dan yang lebih diutamakan koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Agar tujuan koperasi tidak menyimpang, pembentukan dan pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis, serta berdasarkan kesukarelaan dan kemauan bersama dari para pendirinya.

Bila dirinci beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik mengenai pengertian koperasi adalah sebagai berikut (Revrisond Baswir, 2000: 3):

1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang dimiliki kemampuan ekonomi terbatas yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

2. Bentuk kerjasama dalam koperasi bersifat sukarela. Setiap anggota koperasi saling bekerja sama atau saling tolong menolong untuk memberi dana terhadap anggota yang membutuhkan. Kerjasama ini harus bersifat sukarela


(37)

25 dengan tidak membebankan pihak yang tertolong tersebut karena setiap anggota tidak bisa hidup sendiri yang saling membutuhkan satu sama lain agar kelangsungan hidup lebih baik.

3. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Dengan adanya hak yang sama pada masing-masing anggota koperasi untuk memperoleh kredit sesuai dengan yang diajukannya dan tidak ada perbedaan dalam memperoleh kredit. Anggota koperasi yang memperoleh kredit tersebut berkewajiban untuk membayar atau melunasi kredit yang diterima.

4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi.

5. Risiko yang ada dikoperasi dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.

2.3.2 Koperasi di Indonesia

Koperasi di Indonesia dalam undang-undang No. 25 tahun 1992, didefinisikan sebagai:

“Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan” (Arifin, Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 18).

Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No.12 Tahun 1967 dan UU No.25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama


(38)

26 dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan dalam hal penjelasan mengenai SHU (Djarot Siwijatmo, 1982: 42).

2.3.3 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi

1. Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No.25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, sebagai berikut (Djarot Siwijatmo, 1982: 58):

a. Landasan idiil, yaitu Pancasila. Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita koperasi.

b. Landasan strukturil, yaitu UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) merupakan aturan pokok organisasi negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Kegiatan ekonomi yang sesuai dengan atas asas kekeluargaan yaitu koperasi.

2. Asas Koperasi

UU No. 25/1992, pasal 2 menjelaskan koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam melakukan kegiatannya, koperasi harus mementingkan kebersamaan. Artinya, pengelolaan koperasi dilakukan oleh anggota, dari anggota untuk para anggota secara kekeluargaan. Kunci penting dalam asa kekeluargaan itu adalah kebersamaan dan gotong-royong dalam menjalankan kegiatan koperasi agar


(39)

27 para anggota dan pengurus dapat menciptakan keejahteraan bersama sesuai dengan kapasitasnya.

3. Tujuan koperasi

Dalam pasal 3 UU No.25/1992, tujuan koperasi yaitu:

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2.3.4 Prinsip-prinsip Koperasi

Berikut ini Prinsip-prinsip koperasi (Kartasapoetra, 2003: 45) yaitu: 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela dan anggota koperasi tidak dapat dipaksa serta bebas menentukan pilihannya. Sifat terbuka berarti dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan (diskriminasi) dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota. Di dalam rapat anggota yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi koperasi berlaku asas kesamaan derajat, setiap anggota memiliki hak satu suara.

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dalam koperasi, keuntungan yang diperoleh disebut


(40)

28 sisa hasil usaha (SHU) yaitu selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Pendapatan koperasi diperoleh dari pelayanan anggota dan masyarakat. Persentase SHU yang dibagikan kepada anggota ditentukan dalam rapat anggota.

4. Pembelian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Anggota adalah pemilik koperasi sekaligus pemodal dan pelanggan. Modal dalam koperasi dipergunakan untuk kemanfaatan anggota, bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Apabila anggota menuntut pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang ditanamkan maka dapat membebani dirinya sendiri, karena bunga modal menjadi bagian dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya.

5. Kemandirian

Kemandirian koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi tidak bergantung pada pihak lain.

2.4 Tinjauan Umum Tentang Koperasi Karyawan

2.4.1 Definisi Koperasi Karyawan

Koperasi karyawan adalah koperasi yang anggotanya pegawai perusahaan tersebut baik pegawai tetap, kontrak dan pensiunan, koperasi berkembang sesuai dengan aspirasi di kalangan karyawan. Koperasi karyawan menghimpun anggota yang memiliki pendapatan rendah untuk meningkatkan kesejahteraan dari pendapatannya. Koperasi karyawan adalah suatu badan usaha yang dimiliki para


(41)

29 anggota dan mempunyai perhatian sosial, ekonomi terhadap kesejahteraan anggota koperasi, tetapi watak sosialnya baru menonjol bila badan usaha telah dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan surplus (Beddu Amang dalam Rachmi, 2005: 29).

Koperasi karyawan “Rumondang” adalah koperasi yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang Medan yang berlokasi dikantor BRI Putri Hijau Medan. Koperasi Rumondang melayani kegiatan koperasi serba usaha yaitu badan hukum koperasi yang menjalankan beberapa fungsi usaha penjualan dan usaha simpan pinjam. Kemajuan koperasi karyawan sangat tergantung dari peran aktif anggota koperasi. Anggota koperasi sebagai pemilik dan pengguna koperasi, diharapkan memiliki loyalitas yang tinggi atas kemajuan organisasinya.

2.4.2 Kekuatan Koperasi Karyawan

Kekuatan disini adalah kemampuan yang dimiliki oleh koperasi karyawan, sehingga dapat tumbuh dan berkembang dalam mengembankan misinya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kekuatan yang dimiliki oleh koperasi karyawan “Rumondang” adalah:

1. Mudah mencari modal.

2. Angsuran potong gaji (Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013). 2.4.3 Kelemahan Koperasi Karyawan

Kelemahan koperasi karyawan “Rumondang” adalah:

1. Koperasi tidak dapat berkembang maksimal karena jumlah pinjaman dibatasi sesuai gaji anggota.


(42)

30 2. Koperasi ini hanya melayani kebutuhan pegawai saja, diluar anggota tidak

dilayani.

3. Adanya pesaing koperasi yang lain di lingkungan BRI yaitu koperasi karyawan “Karya Sejahtera” (Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013). 2.4.4 Tujuan Koperasi Karyawan

Tujuan koperasi pada umumnya adalah untuk dapat menciptakan perbaikan sosial ekonomi anggotanya dan sekitar daerah kerjanya. Sebagai badan usaha, ciri khusus dasar falsafah koperasi tidak sama dengan bentuk usaha lain. Pancasila sebagai falsafah tidak lepas dari kinerja koperasi. Dalam pencapaian tujuannya, koperasi karyawan berdasar pada satu kesatuan mental yang dilandasi oleh solidaritas dan harga diri. Solidaritas tersebut sebagai alat perekat bagi mereka yang memiliki harga diri dan menyatukan diri untuk mencapai tujuan koperasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kepentingan bersama diletakkan di atas kepentingan perorangan. Oleh karena itu, pelayanan menjadi sangat penting. Pelayanan kepada anggota yang dilakukan secara efisien sehingga tidak menimbulkan kerugian merupakan ciri khas koperasi. Maksud dan tujuan dari didirikannya koperasi karyawan “Rumondang” adalah:

1. Koperasi bermaksud menggalang kerjasama untuk memajukan kepentingan ekonomi anggota pada khususnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan.

2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian


(43)

31 nasional dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggotanya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013).

2.4.5 Permodalan Koperasi Karyawan

Banyak masalah yang sering dihadapi oleh koperasi karyawan salah satunya adalah pelayanan dan pemenuhan anggota yang maksimal seringkali tidak dapat tercapai dengan baik karena terbatasnya modal. Modal koperasi dapat terdiri dari beberapa sumber yaitu:

1. Modal yang berasal dari anggotanya, seperti berbagai simpanan, SHU yang tidak dibagikan.

2. Modal yang berasal dari koperasi sendiri, misalnya dana cadangan yang masih diputarkan.

3. Modal yang berasal dari bank, misalnya pinjaman untuk modal kerja, dan modal investasi.

4. Modal yang berasal dari pemerintah dalam bentuk hibah dan bantuan proyek. 5. Modal pinjaman dari luar anggota (Ima Suwandi, 1995: 52).

Untuk membentuk koperasi karyawan, modal yang paling utama yaitu dari kekuatan anggota itu sendiri, hal ini penting untuk dapat memberikan rasa “ikut memiliki” bagi para anggota atas koperasinya. Koperasi karyawan tidak berbeda dengan berbagai jenis koperasi yang lain. Modal koperasi karyawan dibagi dalam tiga kelompok yaitu:

1. Simpanan pokok, yang dimaksud simpanan pokok adalah simpanan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk menjadi anggota koperasi.


(44)

32 2. Simpanan wajib, yang dimaksud simpanan wajib adalah simpanan yang dilakukan

oleh anggota koperasi dengan kegiatan atau usaha koperasi.

3. Simpanan sukarela, yang dimaksud simpanan sukarela adalah simpanan yang dilakukan oleh anggota koperasi pada saat koperasi merencanakan suatu proyek atau atas kerelaan anggota untuk menyimpan di koperasi (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 84).

Bidang permodalan dalam koperasi karyawan “Rumondang” berasal dari (Koperasi Karyawan “Rumondang”, 2013):

1. Simpanan pokok anggota 2. Simpanan wajib anggota 3. Simpanan sukarela anggota 4. Simpanan khusus anggota

2.4.6 Pembinaan Koperasi Karyawan

Koperasi karyawan di Indonesia ada yang tumbuh atas inisiatif perusahaan dan ada pula atas inisiatif pemerintah. Koperasi karyawan dibina oleh berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan secara menyeluruh. Pembinaan koperasi di Indonesia dilaksanakan oleh pemerintah dasarnya adalah untuk memberikan contoh apabila didepan dan memberikan dorongan apabila berada di belakang. Pembinaan terhadap koperasi sangat penting karena untuk meningkatkan kualitas koperasi dan koperasi yang mampu berusaha sendiri.

Pembinaan teknis organisasi koperasi, dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja sebagai berikut:


(45)

33 1. Memberikan penyuluhan kepada karyawan (organisasi karyawan) untuk

lebih mendorong dan mempercepat proses penciptaan iklim yang lebih baik lagi pembentukan koperasi karyawan di perusahaan-perusahaan.

2. Mengusahakan agar pimpinan perusahaan yang bersangkutan membantu dan memberikan kesempatan kepada koperasi karyawan untuk dapat berkembang maju sejalan dengan kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan.

3. Memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan semua pengelola koperasi dan para anggota koperasi keterampilan teknis sesuai dengan bidangnya dan kewiraswastaan.

4. Mengusahakan agar para karyawan berperan serta secara aktif dalam mengembangkan usaha koperasi.

2.5 Tinjauan Umum Tentang Kesejahteraan Anggota Koperasi. 2.5.1 Definisi Kesejahteraan

Dalam istilah umum, kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti menunjukkan keadaan yang baik, aman, dan kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat sentosa, selamat terlepas dari segala macam gangguan atau kesukaran dan damai (id.wikipedia.org/wiki/kesejahteraan). Kesejahteraan anggota koperasi adalah suatu keadaan kehidupan anggota koperasi yang terlepas dari kemiskinan dengan terciptanya rasa aman, sentosa, dan makmur serta terhindar dari kesukaran masalah ekonomi dan terpenuhi kebutuhan lahiriah dalam peningkatan pendapatan dan kekayaannya.


(46)

34 2.5.2 Ukuran Kesejahteraan

Ukuran tingkat kesejahteraan yang umum dipergunakan (Komangbali-blog.blogspot.com) adalah:

a. Mempunyai pendapatan, kekayaan dan pekerjaan.

Ukuran tingkat sejahteraan menunjuk keadaan pendapatan, kekayaan dan pekerjaan yang lebih baik. Kebutuhan hidup terpenuhi dari pendapatan, kekayaan dan pekerjaan yang baik tersebut maka dapat melakukan transaksi ekonomi.

b. Terpenuhinya pangan dan gizi.

Dengan terpenuhinya pangan dan gizi seseorang maka ukuran kesejahteraan dimiliki. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia, dan dilengkapi dengan gizi sehingga seseorang itu tidak kelaparan dan tidak mudah terserang penyakit karena terpenuhinya gizi.

c. Mempunyai rumah, dan cukup sandang.

Ukuran kesejahteraan adalah mempunyai rumah, dan cukup sandang. dengan adanya pendapatan dan pekerjaan yang baik kebutuhan untuk mempunyai rumah harus dipenuhi karena kebutuhan utama manusia yaitu mempunyai rumah, dan cukup sandang. Masyarakat yang tidak mampu memenuhi ini maka tugas pemerintah untuk melindungi masyarakat dengan memberikan rumah, dan cukup sandang.


(47)

35 Kesehatan merupakan faktor untuk mendapat pendapatan dan pendidikan. faktor kesehatan harus diutamakan pemerintah dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang baik, tidak dibatasi oleh jarak dan waktu.

e. Pendidikan yang mudah.

Ukuran tingkat kesejahteraan yang dimaksud yaitu pendidikan yang mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini yaitu jarak dan nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat murah sehingga pendidikan setinggi-tingginya mudah diakses atau diraih. Dengan pendidikan tersebut kualitas sumber daya manusia meningkat dan kesempatan untuk mendapat pekerjaan dari pendidikan itu.

2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Upaya Koperasi dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai

Sampai saat ini citra koperasi dikalangan masyarakat tidak begitu baik, berbagai kasus negatif seperti korupsi, penyelewengan, dan tindakan lain yang dinilai tidak pantas dilakukan oleh koperasi dan diberitakan secara luas di surat kabar dan majalah. Berkaitan dengan hal tersebut ada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi upaya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota.

1) Faktor internal

a. Kelangkaan sumber daya profesional yang baik untuk mengelola organisasi maupun usaha koperasi.

b. Keterbatasan sumber daya kapital swadaya.


(48)

36 2) Faktor eksternal

a. Persepsi tentang pentingnya koperasi dalam proses pembangunan masih belum sama.

b. Perhatian lembaga keuangan masih sangat rendah.

c. Iklim usaha yang kurang kondusif bagi kegiatan usaha koperasi.

d. Aturan-aturan yang ada untuk koperasi terasa kaku, mempersulit ruang gerak koperasi seperti aturan modal dan wilayah kerja.

2.6 Penelitian Terdahulu

Skripsi berjudul “Upaya Koperasi dalam Peningkatan Kesejahteraan Anggota (Studi pada Koperasi Unit Desa Subur Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)”. Zulia Nurul Rachmi (2005) menyatakan bahwa

Upaya yang dilakukan Koperasi Subur dalam peningkatan kesejahteraan anggota belum maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia, sarana, prasarana, maupun modal. Dan dibidang usaha hasil yang dicapai adalah adanya kemudahan-kemudahan yang didapatkan anggota untuk meningkatkan pendapatannya antara lain adanya kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan kredit.

Skripsi Ayu Niken T (2001) yang berjudul “Efektivitas Koperasi Unit Desa Dalam Upaya Pengembalian Dana Kredit Usaha Tani (Studi Kasus pada Koperasi Unit Desa Kanigoro Blitar)” menyimpulkan bahwa “ada beberapa upaya yang telah dilakukan KUD dalam menagih kredit usaha tani bagi peminjam yaitu penagihan secara formil dan informal”.

Jurnal Khasan Setiaji (2006) yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan Koperasi Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Banjarnegara” menyimpulkan bahwa “ada pengaruh signifikan


(49)

37 antara partisipasi anggota dan lingkungan usaha terhadap keberhasila KPRI kapas kecamatan Banjarnegara”.

2.7 Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Keberadaan Koperasi Karyawan “Rumondang”

Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Untuk anggota

Anggota menerima kredit dari koperasi dengan ketentuan yang ada

Kredit yang diterima digunakan

Kesejahteraan anggota koperasi


(50)

37 antara partisipasi anggota dan lingkungan usaha terhadap keberhasila KPRI kapas kecamatan Banjarnegara”.

2.7 Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Keberadaan Koperasi Karyawan “Rumondang”

Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Untuk anggota

Anggota menerima kredit dari koperasi dengan ketentuan yang ada

Kredit yang diterima digunakan

Kesejahteraan anggota koperasi


(51)

38 Penelitian ini bersifat studi kasus yang mengambil obyek Koperasi Karyawan “Rumondang”. Penelitian kasus (case study) adalah penelitian yang bersifat mendalam terhadap suatu lembaga tertentu dan penelitian yang dirancang khusus untuk mempelajari secara rinci dan mendalam sebuah kasus khusus. Studi kasus atau penelitian kasus adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. (Mohammad Nazir, 2005: 57).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Koperasi Rumondang yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia cabang Medan.

3.3 Batasan Operasional

Batasan penelitian ini adalah para anggota koperasi Rumondang BRI cabang Medan. Dengan membatasi periode yaitu tahun 2004-2011 dari data SHU, simpanan para anggota, perkembangan kredit para anggota dan laporan keuangan koperasi Rumondang BRI cabang Medan sesuai dengan masalah yang diteliti. Data yang didapat kemudian diolah sehingga dapat diketahui peranan kredit koperasi Rumondang BRI terhadap kesejahteraan pegawai BRI.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Singgih Santoso (2003: 5) menjelaskan bahwa “populasi merupakan sebagai kumpulan dari semua elemen yang sedang diteliti dan daripadanya akan diambil kesimpulan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (1998: 115) menjelaskan


(52)

39 “populasi merupakan subyek penelitian”. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota koperasi Rumondang BRI cabang Medan.

Menurut Singgih Santoso (2003: 5) bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi”. Penelitian menurut Arikunto (1998: 117) menyatakan bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dan lebih tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dana, dan wilayahnya. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut

banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Karena populasi dalam penelitian ini heterogen maka sampel ditetapkan 25% dari populasi yang berjumlah 320 orang sehingga sampel yang diambil berjumlah 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sample (sampel random sederhana) yaitu sebuah pengambilan sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam menarik simple random sample yaitu cara undian dan angka random. Penulis dalam


(53)

40 menetapkan sampel penelitian menggunakan cara undian. (Mohammad Nazir, 2005: 57).

3.5 Jenis Data 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Cara memperoleh data primer ini adalah memberikan kepada responden pertanyaan tentang kredit yang diterima dari koperasi karyawan. Pertanyaan yang harus diisi responden tersebut secara tertulis yang berbentuk kuisioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data penunjang yang dipakai sebagai pelengkap data primer berupa literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Literatur-literatur yang digunakan adalah arsip-arsip perusahaan, buku pedoman atau buku bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, jurnal yang didapatkan dari internet dan skripsi terdahulu.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Metode studi kepustakaan

Metode studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data melalui literatur-literatur dan sumber-sumber yang mempunyai hubungan dengan penelitian. 2. Metode kuisioner


(54)

41 Metode kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang disusun oleh peneliti untuk diisi oleh responden yang berbentuk pertanyaan tertulis.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Arikunto (1998: 236) “teknik analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil”.

3.7.1 Analisis Data Kuantitatif dengan menggunakan Analisis Tabel Ikhtisar Analisis data kuantitatif adalah hasil pengamatan atas sesuatu hal yang bisa dinyatakan dalam angka (numerik) (Singgih Santoso, 2003: 14). Menurut Anto Dajan (1986: 24) “ciri-ciri analisis tabel ikhtisar yaitu tabelnya berbentuk singkat, sederhana, dan mudah dimengerti”. Analisis tabel ikhtisar diperoleh dari hasil kuesioner, dengan mengetahui berapa besar tingkat kesejahteraan anggota dari kredit koperasi. Hal tersebut dapat diketahui melalui indikator kesejahteraan anggota koperasi yang meliputi: (1) Jumlah kredit yang diterima anggota koperasi, (2) Tingkat pendapatan anggota koperasi, (3) Jangka waktu pengembalian.

3.7.2 Analisis Data Kuantitatif dengan menggunakan Analisis Persentase

Analisis Persentase ini digunakan untuk mengetahui perkembangan jumlah kredit, perkembangan jumlah simpanan anggota, perkembangan jumlah SHU tiap tahunnya. Kemudian digunakan untuk mengetahui berapa besar kenaikan atau penurunan jumlah kredit, jumlah simpanan anggota dan jumlah SHU tiap tahunnya. Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, penulis


(55)

42 menggunakan rumus seperti yang dikemukakan (Scott dalam Nurkancana 1992: 22) adalah sebagai berikut:

PJK = JKTh−n−JKTh−n−1

JKTh−n−1 X 100% Dimana:

PJK adalah Perkembangan jumlah kredit

JK Th-n adalah jumlah kredit pada tahun yang bersangkutan JK Th-n-1 adalah jumlah kredit pada tahun sebelumnya

3.7.3 Analisis Data Kuantitatif dengan menggunakan Analisis Trend

Trend dapat diartikan sebagai suatu keadaan data yang menunjukkan gerakan secara continue (berubah-ubah) sehingga perkembangannya dalam searah (Singgih Santoso, 2003: 282). Peneliti mengklasifikasikan jumlah kredit, jumlah simpanan anggota dan jumlah SHU tiap tahunnya untuk mendapatkan nilai trend. Untuk menganalisa besarnya kemungkinan kenaikan jumlah kredit dan perkiraan jumlah kredit waktu mendatang, penulis menggunakan rumus deret berkala seperti yang dikemukakan Singgih Santoso (2003: 3001) yaitu:

Y = a + bX

Jika dikaitkan dengan model trend diatas, maka persyaratan untuk mencari a dan b dengan rumus:

�= ∑Y n

b=

∑XtYt

Xt2 Dimana:

Y adalah nilai trend periode tertentu a adalah nilai trend periode dasar


(56)

43 x adalah jumlah unit tahun yang dihitung dari periode dasar

n adalah banyaknya tahun

3.7.4 Analisis Data Kuantitatif dengan menggunakan Pendekatan Statistik Deskriptif

Dalam penyelesaiaan masalah penelitian selanjutnya dengan teknik analisis data kuantitatif menggunakan pendekatan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Penyajian data statistik deskriptif ini dengan menggunakan data tabel, grafik, diagram lingkaran, perhitungan persentasi, mean, modus, median dan standar defiasi tanpa pengujian signifikansi (Singgih Santoso, 2003:31-32).

Untuk mendapatkan statistik deskriptif penelitian diatas dengan mendeskripsikan hasil jawaban kuesioner dan hasil pergerakan jumlah kredit, SHU dan Simpanan Anggota dari perhitungan analisis distribusi tabel ikhtisar, analisis distribusi persen dan analisis trend. Analisis tabel ikhtisar yaitu menggambarkan pengaturan data secara teratur didalam suatu tabel. Analisis distribusi persen adalah pengaturan data yang dihitung dalam bentuk persen. Cara memperoleh frekuensi relatif ini dari hasil perhitungan data yang sudah diolah. Sedangkan cara untuk memperoleh Analisis trend dengan menyimpulkan hasil perhitungan analisis trend yang sudah diolah.


(57)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Deskripsi Koperasi Karyawan Rumondang

Koperasi karyawan ”Rumondang” merupakan koperasi yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) cabang Medan. Koperasi ini didirikan oleh karyawan BRI dan diperuntukkan bagi karyawan tersebut dan terletak di Jalan Putri Hijau Medan. Koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota koperasi dengan jalan memberikan pelayanan pinjaman kepada semua anggotanya. Kegiatan usaha koperasi ini antara lain:

1. Kegiatan simpan pinjam 2. Unit penjualan alat-alat tulis 3. Unit fotocopy

4. Usaha penjualan pulsa (Koperasi karyawan ”Rumondang”, 2013).

Keanggotaan koperasi karyawan “Rumondang” PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) cabang Medan berjumlah 320 anggota dengan rincian jumlah anggota laki-laki 250 dan anggota perempuan 70 anggota. Wilayah keanggotaan koperasi meliputi kantor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) cabang Medan dan menjadi anggota koperasi karyawan ini adalah warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut:


(58)

45 a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa

dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya). b. Bekerja di lingkungan Bank BRI cabang Medan.

c. Mengisi form pendaftaran anggota koperasi Rumondang BRI. d. Membayar iuran pokok sebesar Rp10.000,-.

e. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok. f. Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan dibuktikan dengan catatan dalam

buku daftar anggota.

g. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota (Koperasi Karyawan ”Rumondang”, 2013). 4.1.2 Kepengurusan Koperasi Karyawan ”Rumondang”

Susunan pengurus koperasi karyawan ”Rumondang” Periode 2010-2014 adalah:

1. Ketua : Hery Husni 2. Wakil ketua : Sriwati, SP

3. Sekretaris : Herianto Nasution 4. Bendahara : Ayurani Lubis 5. Anggota pengurus : Redy Dalimunthe 6. Badan pengawas : Anto Tarigan

M.Aliansyah

Ketentuan-ketentuan untuk menjadi pengurus di koperasi karyawan Rumondang adalah:

a. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota serta bertanggungjawab kepada rapat-rapat anggota.

b. Pengurus dapat dipilih jika mereka yang memenuhi syarat-syarat mempunyai jiwa kepempimpinan, sifat kejujuran dan keterampilan kerja serta mempunyai pengertian tentang perkoperasian.


(59)

46 c. Pengurus sebelum melakukan tugas kewajibannya lebih dahulu mengucapkan

sumpah atau janji menurut ketentuan atau keputusan rapat anggota.

d. Pengurus dilarang merangkap sebagai pengelola atau manager (Koperasi Karyawan ”Rumondang”, 2013).

4.1.3 Visi dan Misi Koperasi Karyawan Rumondang Visi Koperasi Karyawan Rumondang adalah:

1. Untuk mensejahterakan seluruh pekerja yang berada di lingkungan Bank BRI cabang Medan.

2. Menjadi koperasi komersil terkemuka yang mengutamakan kepuasan nasabah. 3. Menjadi pilihan terbaik bagi anggota dalam penyediaan produk dan jasa.

Misi Koperasi Karyawan Rumondang adalah:

1. Mengembangkan dan menyediakan produk dan jasa yang memberikan nilai terbaik bagi anggota.

2. Memberikan kegiatan usaha yang kompetitif dan terus tumbuh untuk meningkatkan kesejahtaraan seluruh anggota.

3. Memberikan kesempatan kepada anggota untuk dapat berperan aktif berpartisipasi dalam bisnis koperasi.

4.1.4 Struktur Permodalan Koperasi Rumondang

1. Sumber dana koperasi adalah dari simpanan-simpanan para anggota koperasi.

2. Penggunaan dana koperasi karyawan Rumondang selama ini digunakan untuk pembiayaan operasional misalnya untuk dipinjamkan kepada anggota


(60)

47 koperasi, pembelian inventaris koperasi, menggaji karyawan operasional, tunjangan anggota, dan lain sebagainya.

4.2 Gambaran Umum Responden

Penelitian ini berjumlah 80 responden yang diperoleh dari gambaran umum responden dengan beberapa karakteristik. Berikut tabel gambaran umum mengenai responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 48 60%

2 Perempuan 32 40%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data olahan hasil penelitian (Berdasarkan kuesioner)

Dari hasil tabel 4.1 dapat menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mengajukan dan menerima kredit berdasarkan jenis kelamin adalah Laki-Laki sebesar 60%. Hal ini disebabkan karena pihak BRI Cabang Medan dalam posisi-posisi tertentu seperti AO dan FO lebih membutuhkan tenaga kerja yang kuat dan tahan banting sehingga lebih mengutamakan pegawai Laki-Laki.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)

1 ≤ 30 27 33,75%

2 31 – 40 39 48,75%

3 ≥ 40 14 17,5%

Jumlah 80 100%


(61)

48 Dari hasil tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden lebih banyak adalah berusia 31-40 tahun dengan tingkat persentase sebesar 48,75% hal ini berarti bahwa dalam pengajuan dan penggunaan kredit pada usia tersebut lebih produktif dan status sebagai pegawai tetap sudah dimiliki sebagai jaminan pembayaran kredit. Sedangkan responden usia ≤30 tahun dengan tingkat persentase sebesar 33,75% masih ada yang menjadi pegawai kontrak dan masih dianggap kurang produktif untuk penerimaan kredit. Responden yang berusia ≥50 dengan tingkat persentase sebesar 17,5% lebih sedikit menerima kredit disebabkan pada usia tersebut banyak tidak bekerja atau masa kerja selesai sehingga masa anggota berakhir.

Karakteristik responden juga dapat diketahui dari pendidikan. Berikut hasil tabel pendidikan responden, yaitu:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 D3 34 42,5%

2 S1 44 55%

3 S2 2 2,5%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data olahan hasil penelitian (Berdasarkan kuesioner)

Dari hasil tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah pendidikan responden diurutan pertama adalah S1 dengan tingkat persentase sebesar 55%, pendidikan D3 dengan tingkat persentase sebesar 34% dan pendidikan S2 dengan tingkat persentase sebesar 2,5% yang berarti bahwa dalam pengajuan dan penerimaan kredit


(62)

49 tidak dibatasi dari pendidikan pegawai karena semua pegawai mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota koperasi.

Kemudian data yang diperoleh tersebut diubah menjadi data nominal dengan melakukan crosstab untuk mengetahui gambaran hubungan antara jenis kelamin, usia dan pendidikan responden. Berikut hasil yang diperoleh dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4

Tabulasi Silang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

Berdasarkan hasil tabulasi yang didapat pada tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 80 responden yang memiliki pendidikan tertinggi adalah S1 sebesar 14 responden yang didominasi anggota Laki-laki dan berusia 31-40 tahun. Hal ini berarti anggota yang berpendidikan S1 banyak menjadi anggota koperasi dan memiliki kesempatan untuk mengajukan kredit selama bekerja menjadi pegawai BRI. Dengan diperolehnya kredit tersebut, maka diharapkan mampu membantu peningkatan pendapatan untuk mensejahterakan hidupnya. Sedangkan, responden yang mempunyai pendidikan S2 baik laki-laki maupun perempuan tidak ada yang

Jenis Kelamin

Usia Pendidikan

Total

D3 S1 S3

Laki-Laki <30 tahun 31-40 tahun >40 tahun 7 8 4 11 14 2 0 0 2 18 22 8

Total 19 27 2 48

Perempuan <30 tahun 31-40 tahun >40 tahun 7 6 2 2 11 4 0 0 0 9 17 6


(1)

102 Kepada : Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Anggota Koperasi Karyawan ”Rumondang” PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk Cabang Medan di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Yusni Margaret NIM : 0410213021

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Departemen : Ekonomi Pembangunan - Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Saat ini sedang mempersiapkan tugas akhir dengan judul ”Peranan Kredit Koperasi Rumondang Terhadap Kesejahteraan Pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan.

Untuk keperluan tersebut, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dengan cara mengisi jawaban pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner ini. Daftar pertanyaan adalah semata-mata untuk kepentingan ilmiah. Oleh karena itu mohon dijawab dengan kondisi yang sebenarnya.

Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk memperlancar tugas ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,


(2)

103 KUESIONER

Petunjuk Pengisian:

1) Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan atau pendapat Bapak/Ibu

2) Isilah titik-titik sesuai dengan yang tersedia Identitas Responden

Usia :

Pendidikan :

Lama jadi anggota koperasi :

Daftar Pertanyaan

1) Berapa jumlah kredit yang Bapak/Ibu terima dari koperasi karyawan ”Rumondang”?

a. Rp.1.000.000,00 - Rp.5.000.0000,00 b. Rp.6.000.000,00 - Rp.10.000.000,00 c. Rp.10.100.000,00 - Rp.15.000.000,00 d. Rp.16.000.000,00 - Rp.20.000.000,00 e. >Rp.20.000.000,00

2) Berapa lama jangka waktu pengembalian pinjaman (kredit) Bapak/Ibu ke koperasi?

a. 1 tahun b. 2 tahun c. 3 tahun d. 4 tahun e. 5 tahun


(3)

104 3) Kredit koperasi rumondang yang Bapak/Ibu peroleh digunakan untuk?

a. sebagai pengembangan usaha b. dana pengobatan

c. sebagai konsumsi

d. lain-lain, sebutkan: ………

4) Jika sekiranya kredit digunakan untuk pengembangan usaha, maka jenis usahanya adalah

a. usaha percetakan b. usaha rumah makan c. usaha agen pulsa

d. lain-lain, sebutkan: ………

5) Bagaimana pendapatan Bapak/Ibu sesudah memperoleh kredit koperasi Rumondang?

a. naik drastis b. naik

c. biasa saja/tidak berubah d. turun

6) Dengan adanya kredit, maka manfaat yang Bapak/Ibu peroleh adalah a. pendapatan meningkat

b. memperluas pengetahuan tentang kredit karyawan c. sebagai cara untuk membina hubungan dengan teman d. lain-lain, sebutkan: ………..

7) Setelah Bapak/Ibu mendapatkan manfaat kredit, apakah Bapak/Ibu ingin meningkatkan peminjaman berikutnya?


(4)

105 a. ya

b. tidak c. tidak tahu

8) Berapa rata-rata tingkat pendapatan Bapak/Ibu perbulan ... (rupiah)

9) Berapa rata-rata tingkat pendapatan perbulan setelah menggunakan kredit koperasi Rumondang ……… (rupiah)

10) Siapakah yang menganjurkan Bapak/Ibu mengajukan kredit pada koperasi Rumondang?

a. keluarga/saudara b. teman/organisasi c. atasan

d. lain-lain, sebutkan: ………..

11) Mengapa Bapak/Ibu meminjam pada koperasi Rumondang? a. bunga kreditnya kecil

b. syarat-syaratnya mudah c. pelayanan yang ramah

d. lain-lain, sebutkan: ………..

12) Apakah kesulitan ekonomi yang paling utama yang melatarbelakangi Bapak/Ibu meminjam pada koperasi Rumondang?

a. ya b. tidak


(5)

106 13) Pengelolaan koperasi Rumondang sudah demokratis?

a. setuju b. tidak setuju c. tidak tahu

14) Apakah pembagian SHU dilakukan secara adil pada koperasi Rumondang? a. ya

b. tidak

15) Apakah ada perbedaan antara pegawai baru dan lama dalam pemberian kredit koperasi karyawan rumondang?

a. ya, seperti: ………. b. tidak

16) Menurut Bapak/Ibu, pelaksanaan pemberian kredit pada koperasi Rumondang? a. telah efektif dan efisien

b. belum efektif dan belum efisien c. perlu pembenahan dan perbaikan

17) Apakah jumlah kredit yang diterima sesuai dengan yang Bapak/Ibu harapkan? a. ya

b. tidak

18) Apakah hambatan yang dihadapi Bapak/Ibu dalam memperoleh kredit koperasi Rumondang?

a. persyaratan permohonan kredit sulit b. pelunasan kredit sulit


(6)

107 c. kurangnya pengetahuan tentang kredit karyawan

d. lain-lain, sebutkan: ………

19) Dibatasinya jumlah pinjaman sesuai dengan gaji, apakah dapat menghambat kelancaran untuk memperoleh kredit?

a. ya b. tidak c. tidak tahu

20) Apakah dengan adanya kemacetan dalam pelunasan kredit, dapat menghambat kelancaran pegawai dalam memperoleh kredit?

a. ya b. tidak c. tidak tahu

21) Apakah bunga kredit yang dibebankan menghambat pelunasan kredit? a. ya

b. tidak c. tidak tahu