Karaketristik Siswa SMA Kelompok Peminatan

ciri pembatas definiting feature , sebuah fitur atau kualitas yang membuat seseorang atau suatu hal dapat dikenali. Siswa SMA masuk dalam masa remaja, menurut Hurlock 1991: 206 menyatakan sifat-sifat masa kanak-kanak dari tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Masa remaja pada usia 18 tahun merupakan masa yang secara hukum dipandang sudah matang, yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa Partini, 1996. Masa remaja, seperti masa-masa sebelumnya memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan masa sebelum dan sesudahnya. Hurlock 1991: 207-209 menjelaskan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: a. Masa remaja sebagai periode penting, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku serta akibat jangka panjangnya, juga akibat fisik dan psikologisnya. b. Masa remaja sebagai masa peralihan, masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. c. Masa remaja sebagai periode perubahan dan ambang masa dewasa, selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti pada masa sebelumnya. e. Usia bermasalah, karena pada masa remaja pemecahan masalah sudah tidak seperti pada masa sebelumnya yang dibantu oleh orangtua dan gurunya. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutankesulitan. Karena pada masa remaja sering timbul pandangan yang kurang baik atau bersifat negatif. g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, terlebih cita-citanya. Remaja mengalami perkembangan dalam hidupnya meliputi emosi, sosial dan moral diiringi perkembangan fisik yang sangat cepat berakibat masa remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik, sering menimbulkan bahaya- bahaya yang muncul pada masa remaja, yaitu ada 2: 1 bahaya fisik meliputi kematian, bunuh diri atau percobaan bunuh diri, cacat fisik, kecanggungan, dan kekakuan serta 2 bahaya psikologis, yaitu bersekitar kegagalan menjalankan peralihan psikologis kearah kematangan yang merupakan tugas perkembangan masa remaja yang penting Hurlock, 1991: 236-237. Oleh karena itu, pentingnya pembentukan karakter untuk siswa SMA.

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan karakter di SMA sangat dibutuhkan karena siswa SMA merupakan remaja yang mengalami peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa dewasa. Proses peralihan melibatkan siswa melakukan upaya pencarian jati diri. Selama peralihan siswa dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkannya sendiri. Siswa sebagai remaja cenderung mempunyai keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru dalam hidupnya. Sehingga remaja sering kehilangan arah dan pedoman menuju pribadi yang positif. Sekolah membantu siswa untuk menemukan dan mengembangkan nilai-nilai positif kehidupan. SMA Negeri 1 Kasihan menerapkan Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter sejak tahun pelajaran 20132014. Sekarang kurikulum tersebut diterapkan pada kelas X dan XI. Kurikulum 2013 mengubah orientasi hasil menjadi proses. Pembentukan karakter tidak lagi melalui pembelajaran substantif, akan tetapi pembelajaran reflektif. Pembelajaran reflektif adalah bentuk pendidikan karakter yang terintegrasi pada semua mata pelajaran. Pendidikan karakter di setiap mata pelajaran diperkuat oleh lingkungan sekolah dengan merujuk nilai dari visi sekolah yaitu bertaqwa, berprestasi, berkepribadian, dan ramah lingkungan. Seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di struktur Kurikulum 2013. Mata pelajaran seni budaya di SMA terdiri atas empat bidang seni, yaitu seni tari, seni musik, seni teater, dan seni rupa. Sesuai dengan peraturan pemerintah, guru mata pelajaran seni budaya diwajibkan mengampu minimal 2 bidang seni. Oleh karena itu, kelas XI MIA 1 semester 2 mendapatkan mata pelajaran seni tari dan seni teater.