Pendidikan karakter sering juga disebut pendidikan nilai karena karakter adalah
value in action,
nilai yang diwujudkan dalam tindakan. Karakter disebut juga
opertive value
atau nilai-nilai yang dioperasionalkan dalam tindakan perilaku. Maka pendidikan karakter merupakan upaya menginternalisasikan,
menghadirkan, menyemaikan, dan mengembangkan nilai-nilai kebaikan pada diri peserta didik Akbar, 2011: 8. Nilai-nilai tersebut diarahkan pada karakter
positif dan dikembangkan melalui lingkungan tempat interaksi anak sehari-hari. Pengalaman dan proses pengembangan nilai-nilai tersebut merupakan upaya
pendidikan karakter. P
endidikan karakter, menurut Megawangi 2004: 95, “sebuah usaha untuk mendidik agar anak-anak dapat mengambil keputusan dengan baik dan
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya”. Definisi lainnya
dikemukakan oleh Gaffar 2010: 1 “sebuah proses transformasi nilai-nilai
kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu”. Dalam definisi tersebut, ada
tiga ide pikiran penting, yaitu: 1 proses transformasi nilai-nilai, 2 ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan 3 menjadi satu dalam perilaku.
2. Pendidikan Karakter dalam Setting Sekolah
Pendidikan karakter dengan mengembangkan nilai positif dapat dilakukan pada berbagai lingkungan baik mulai dari keluarga, pendidikan formal, maupun
masyarakat. Pengembangan karakter pada setting sekolah merupakan salah satu
wahana pendidikan karakter yang dilakukan secara terkonsep melalui pembelajaran. Sekolah dianggap sebagai salah satu wahana efektif internalisasi
pendidikan karakter terhadap siswa. Internalisasi adalah upaya menghayati dan mendalami nilai, agar tertanam
dalam diri setiap manusia. Pendidikan karakter yang juga pendidikan nilai jika diinternalisasikan berarti mengupayakan pertumbuhan batiniah dan rohaniah
dalam diri siswa. Pertumbuhan nilai tersebut dapat terjadi karena siswa menyadari adanya sesuatu nilai yang dijadikannya sistem nilai dalam diri untuk
menuntunnya dalam bersikap, berperilaku, dan perbuatan. Tahap-tahap internalisasi nilai dalam pendidikan karakter mencakup a transformasi nilai,
pada tahap ini guru sekedar menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik kepada siswa, semata-mata merupakan komunikasi verbal. b transaksi
nilai, suatu tahap pendidikan karakter dengan jalan melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara peserta didik dan guru bersifat timbal balik. c
transinternalisasi, yakni tahap lebih dari sekedar transaksi Mulyasa, 2013: 167. Dalam konteks kajian Pusat Pengkajian Pedagogik P3 FIP UPI,
mendefinisikan pendidikan d alam setting sekolah sebagai “pembelajaran yang
mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Definisi ini
mengandung makna: a.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;