18 Dalam dasawarsa berikutnya, barulah pola penanaman tembakau
berubah.Permintaan tembakau dari pabrik rokok semakin meningkat.Hal ini menyebabkan pasar tembakau meluas ke luar daerah.Selain itu, beberapa
pabrik rokok besar kemudian menempatkan perwakilan dan membuka gudang penduakan pembelian tembakau sekitar 1980-an. Dari sinilah peluang
ekonomi baru masyarakat Temanggung, khususnya petani tembakau muncul.Secara keseluruhan, peningkatan permintaan terhadap tembakau
akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan secara menyeluruh. Perubahan yang pertama dapat dilihat dari sistem pengelolaan
tembakau.Pabrik-pabrik rokok memberikan masukan agar tembakau diolah dengan
teknologi yang
tepat agar
menghasilkan kualitas
yang bagus.Kemudian pola tanam juga mengalami perubahan.Permintaan
tembakau yang semakin tinggi dari tahun ke tahun membuat petani tembakau sejak 1980an selalu mengupayakan tembakau sebagai tanaman komoditi yang
dikembangkan setiap tahunnya.Produksi yang dihasilkan terkadang belum mencukupi permintaan pasaran meskipun terjadi kegagalan panen permintaan
tetap meningkat. Dari perubahan-perubahan yang terjadi, muncul pemikiran untuk
memperluas lahan sebagai sarana penanaman tembakau.Hasilnya lahan yang digunakan untuk menanam pohon dan semak sebagai pencegah erosi dibabat
habis. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan ekonomi dengan mengalahkan pertimbangan lain, salah satunya keseimbangan ekosistem.
Petani tembakau jauh lebih memikirkan bagaimana mendapat keuntungan
19 besar dibandingkan menjaga keseimbangan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.Intensitas penanaman tanaman pangan pun berkurang akibat adanya perubahan ini.
Semenjak perkembangan ekonomi tembakau, peluang ekonomi masyarakat
Temanggung semakin
meningkat.Tingginya permintaan
tembakau membuat petani tembakau berinisiatif untuk mempekerjakan tenaga kerja agar tidak mengalami kesulitan dalam mengurus pengolahan
tembakau.Tenaga pembantu yang dipekerjakan biasanya mendapat tugas untuk mengolah tanah, merawat tanaman, dan memproses daun tembakau
yang telah dipanen.Dapat disimpulkan bahwa adanya perekonomian tembakau telah mewujudkan lapangan kerja baru.Ini merupakan salah satu
dampak positif dari perekonomian tembakau. Selain dampak positif, terdapat dampak negatif dari perekonomian
tembakau di bidang sosial.Perubahan ekonomi yang terjadi kemudian mempengaruhi
hubungan sosial
antarpetani tembakau.Hubungan
kekeluargaan yang awalnya terbina dengan baik kini mulai pudar.Para petani tembakau kemudian lebih mengedepankan pencapaian keuntungan dari
pengelolaan tembakau untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Hubungan kekeluargaan pun akhirnya mulai berkurang karena petani
tembakau lebih memikirkan perolehan hasil melalui tahap persaingan dengan petani yang lain.
Pada kenyataannya ekonomi tembakau memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat petani tembakau.Banyak hal yang dapat ditelusuri dari
20 perkembangan pengolahan tanaman ini.Banyak pula aspek kehidupan yang
memiliki hubungan dengan adanya pengolahan tembakau sebagai sumber kehidupan dan perekonomian masyarakat, semoga perkembangan ekonomi
tembakau terus meningkat dan tepat guna tanpa mengesampingkan dampak yang ditimbulkannya.
C. Pemasaran Hasil Pertanian Tembakau
Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi merupakan filosofi yang menarik.Konsep ini menyatakan bahwa alasan
keberadaan sosial ekonomi bagi suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran
perusahaan.Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga penjual, tetapi lebih kepada
keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Definisi pemasaran menurut American Marketing Association AMA
seperti yang dikutip oleh Rhenald Kasali 1998:53 adalah : “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari
tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang- barang, ide-ide dan jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan
individu dan lembaga-
lembaganya.” Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
pemasaran.Rambat Lupiyoadi 2001:31mengemukakan pemasaran adalah “Semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau
jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.”
21 Konsep inti pemasaran menurut pendapat di atas menjelaskan bahwa
ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam terjadinya proses pemasaran. Dalam pemasaran terdapat produk sebagai kebutuhan dan keinginan orang
lain yang memiliki nilai sehingga diminta dan terjadinya proses permintaan karena ada yang melakukan pemasaran.
Definisi pemasaran menurut Philip Kotler 2001: 107 yaitu “Pemasaran adalah proses sosial yang dengan mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. Berdasarkan definsi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah
sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok dengan menciptakan pertukaran sehingga memberikan kepuasan
yang maksimal. Pemasaran hasil pertanian tembakau adalah salah satu faktor yang
sampai sekarang belum bisa diselesaikan, selain alur tembakau sampai ke gudang produksi yang panjang juga tidak adanya transparansi harga pokok
atau penentu harga yang tetap.Pada aspek pemasaran posisi petani sebagai penghasil komoditas tembakau sangatlah lemah ditandai dengan tidak adanya
daya tawar yang kuat serta panjangnya tata niaga. Masih adanya ketidak sempurnaan pasar dan informasi yang asimetris menyebabkan tingginya biaya
transaksi dalam pemasaran produk pertanian.Dietrich, 1994 Untuk meningkatkan efisiensi yang menguntungkan sistem ekonomi
secara keseluruhan bagi petani tembakau maka diperlukan kerjasama yang
22 baik antara petani tembakau, pelaku tata niaga, dan pabrik rokok untuk untuk
mendapatkan tata niaga yang efektif dan efisien bagi para pemain didalamnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur, 2008 Permasalahan yang terjadi pada
proses pemasaran adalah tidak jelasnya alur jalanya tembakau petani sampai ke gudang produksi rokok, penentu harga yang menjadi patokan tengkulak,
dan kurang transparannya harga tembakau dari tengkulak yang dijual ke pabrik atau gudang produksi.
Faktor lain sebagai penghambat pemasaran hasil pertanian tembakau adalah sistem perdagangan yang monopsoni. Dalam kondisi ini menyebabkan
posisi tawar petani sangat lemah terutama terhadap alasan-alasan kualitas, kelebihan persediaan dan lain sebagainya Kuntoro Boga Andri,
2012.Tengkulak tidak menjamin terhadap ketetapan permintaan dan suplai yang berkesinambungan selama masa produksi tembakau sehingga petani
sering mengalami kerugian atas hasil produksi tembakau. Sistem perdagangan tembakau didalam negeri tidak dapat dibatasi oleh
wilayah sehingga terjadi migrasi berbagai jenis tembakau antar daerah atau sering disebut dengan tembakau “impor”.Kondisi ini dapat menyebabkan
penurunan kualitas dan harga tembakau asli yang sudah berkembang dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.Apabila pencemaran kualitas
tembakau terjadi secara terus menerus pada tembakau asli di suatu daerah, maka pada suatu saat dapat mengancam hilangnya cirri khas mutu tembakau
dari daerah tersebut yang sudah memiliki pasar yang baik.
23 Harga tembakau sangat ditentukan oleh mutu. Ini berarti sekalipun
produktivitas meningkat, namun apabila mutunya rendah tidak akan memberikan manfaat yang memadai Santoso, 2001 dalam Kuntoro Boga
Andri, 2012. Apabila mutu tembakau jelek, maka harga tembakau akan rendah anjlok. Keadaan seperti ini yang membuat petani tidak rela jika
tembakau yang mereka rawat mulai tanam hingga produksi dibeli dengan harga rendah oleh tengkulak.
Pabrik rokok kecil masih mau membeli tembakau dengan mutu yang kurang baik, walaupun dengan dana yang terbatas. Bagi pabrik rokok besar
meskipun harga turun tidak berarti keuntungan meningkat, karena mutu tembakau tidak memenuhi standar mereka.Tetapi berapapun kerugian yang
ditanggung pabrik rokok sebagai pemakai, masih lebih besar kerugian yang ditanggung oleh petani. Hal ini terutama karena para petani harus memenuhi
kebutuhan keluarganya hanya dengan mengandalkan hasil panen tembakau saja Kuntoro Boga Andri, 2012 .
Permasalahan yang dihadapi oleh petani tembakau adalah harga dan kualitas yang tidak transparan sehingga posisi tawar petani lemah, petani
lebih suka menjual kepada pedagang dengan alasan mudah, cepat meski dengan sistem tebasanijon, masih adanya ketimpangan antara penawaran dan
permintaan tembakau baik dalam jumlah dan mutu, standar mutu tembakau yang akan dibeli tengkulak tidak dapat ditetapkan, harga beli dari tengkulak
tidak stabil dan kualitas tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.