J i g s a w

83 jenis kelamin dan etnis. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang memiliki intelektual tinggi, sedang dan rendah. • Mengatur peran serta anggota kelompok dalam kelompoknya. Tahap IV : Membantu siswa bekerja dan belajar dalam kelompok. • Mengamati peran dan partisipasi masing-masing individu dalam kerja kelompok. • Membantu siswa yang mengalami kesulitan bekerja secara kelompok. Tahap V : Memberikan tes kuis tentang materi pelajaran. • Tes kuis diberikan secara individu dan tidak diperkenankan untuk saling bekerjasama. Penilaian dilakukan oleh fasilitator dan skor peningkatan kelompok didasarkan atas skor individu. Tahap VI : Memberikan penghargaan pada kelompok. • Penghargaan untuk kelompok dapat berupa tanda mata, status misalnya, kelompok terbaik, sanjungan dan sebagainya. Keseluruhan proses pembelajaran dengan teknik STAD terdiri atas 3 sampai 5 kali pertemuan.

2. J i g s a w

Menurut Nur Asma 2006, model Jigsaw ini dapat digunakan bilamana materi yang harus dikaji berbentuk narasi tertulis. Model ini paling cocok digunakan dalam pelajaran-pelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra, beberapa bagian ilmu pengetahuan sains, dan berbagai bidang terkait yang tujuan pembelajarannya adalah pemerolehan konsep bukan keterampilan. “Bahan mentah” pengajaran untuk Jigsaw biasanya berupa materi yang berisi cerita, biografi atau narasi yang serupa atau materi deskriptif. Secara sederhana, langkah-langkah pembelajaran kooperatif Jigsaw dibagi dalam tahap-tahap berikut : Tahap I : Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 5 atau 6 orang. Misalnya, dalam satu kelas dapat dibagi dalam kelompok A,B,C,D,E,F dan seterusnya. Keanggotaan kelompok diatur agar beragam dari segi etnis, agama, budaya, ekonomi, akademik dan seterusnya. Tahap II : Memberi nomer urut anggota kelompok sebanyak anggota. Misalnya si A nomer urut 1, si B nomer urut 2, dan seterusnya. Siswa yang telah memiliki 84 nomer urut tersebut diposisikan ahli expert yang harus mempelajari bagian tertentu suatu pokok bahasan. Bahan pelajaran sebagai satuan informasi yang besar harus dapat dipecah dibagi menjadi satuan-satuan kecil sesuai dengan jumlah anggota ahli untuk dipelajari oleh kelompok ahli tersebut. Misalnya contoh jika materi yang diajarkan itu adalah keragaman budaya, kelompok siswa mempelajari bahasa, sekelompok siswa yang lain belajar tradisi, sekelompok siswa yang lain lagi belajar belajar karya-karya, dan sekelompok siswa yang lain lagi belajar kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Anggota kelompok yang mendapat tugas topik berkumpul dan berdiskusi tentang topik yang telah dibagikan tersebut. Kelompok itu disebut kelompok ahli. Dengan demikian, terdapat kelompok ahli bahasa, tradisi, norma, kebiasaan, dan sekelompok karya. Tahap III : Siswa mengelompok sesuai dengan nomer urutan yang yang telah ditentukan siswa dengan nomer urut 1 berkumpul dengan nomer urut 1 yang lain. Demikian juga dengan nomer urut 2,3,4 dan seterusnya. Kelompok ini disebut kelompok ahli yang akan mempelajari secara bersama topik-topik kecil yang diberikan guru. Tahap IV : Siswa kembali lagi ke kelompok asal masing-masing. Siswa asal kelompok A, kembali ke kelompok A, demikian juga yang lain. Sebagai “ahli” dalam sub topiknya, mereka bertugas untuk menjelaskan informasi penting dalam sub topik tersebut kepada temannya secara bergantian sesuai dengan urutan materi. Dengan demikian seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Tahap V : Setelah kegiatan penjelasan dan diskusi pada kelompok asal selesai, siswa diberi kuis secara individu tentang materi yang akan dipelajari. Tahap VI : Memberi penghargaan kepada tim atau individu yang mendapat skor tertinggi. Penghargaan itu dapat diberikan dalam bentuk lembar mingguan atau yang lain.

3. Investigasi Kelompok Group Investigation=GI