Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id Kepuasan kerja mempunyai pen produktivitas suatu organisasi secara langsu maupun tidak langsung. Beberapa ahli memberikan de kepuasan kerja. mengemukakan: “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with whichemployees view their work. senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya. Definisi lain tentang kepuasan kerja d Yukl dalam Muhaimin, 2004 “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalizedattitude toward the job based on evaluation of different aspect of the job.A person’s attitude toward his job unpleasantexperiences in the job and his expectation about future experiences.” pekerjaannya. Kepuasan kerja secara umum mer yang didasarkan pada evaluas pekerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan Sementara itu, Osbo kepuasan kerja sebagai berikut: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung tidak langsung. Beberapa ahli memberikan de kepuasan kerja. Devis dan Newstrom dalam Muha mengemukakan: Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with whichemployees view their work.” Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya. Definisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan dalam Muhaimin, 2004, yang mengatakan: “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalizedattitude toward the job based on evaluation of different aspect of the job.A person’s attitude toward his job reflect plesant and unpleasantexperiences in the job and his expectation about future Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi pekerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut mengambarkan pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan mengenai pengalaman mendatang. Sementara itu, Osborn dalam Muhaimin, 2004 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai berikut: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id garuh yang cukup besar terhadap ng maupun tidak langsung tidak langsung. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai Devis dan Newstrom dalam Muhaimin, 2004 Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with ” Kepuasan kerja adalah perasaan ikemukakan oleh Wexley dan “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalizedattitude toward the job based on evaluation of different aspect reflect plesant and unpleasantexperiences in the job and his expectation about future Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap upakan sikap terhadap pekerjaan aspek yang berbeda bagi pekerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut mengambarkan pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam harapan mengenai pengalaman mendatang. mendefinisikan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id “Kepuasan kerja adalah derajat positif seseorang mengenai segi tugas hubungan antar sesama pekerja”. Berdasarkan pengert kepuasan kerja adalah suatu perasaan dan sikap karyawan terhadap pekerjaan, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran individu dalam lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebutuhan yang akan dicapai dengan kenyataan yang ada.

2. Faktor

Menurut Waluyo 2009, b faktor-faktor yang mungkin menentukan kepuasan kerja. 2.1. Menurut Locke, ciri kepuasan kerja ialah keagamaan, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan kreativitas, terdapat satu unsur yang dijumpai pada ciri tantangan mental. Berdasarkan s yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan. Ciri 1. Keragaman keterampilan. 2. Jati diri tugas task identity. 3. Tugas yang penting task significance digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id “Kepuasan kerja adalah derajat positif atau negatif perasaan mengenai segi tugas-tugas pekerjaannya, tantanan kerja serta hubungan antar sesama pekerja”. Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan dan sikap karyawan terhadap pekerjaan, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran individu dalam lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebutuhan yang akan dicapai ataan yang ada. Faktor-faktor Penentu Kepuasan Kerja Menurut Waluyo 2009, banyak faktor yang telah diteliti sebagai faktor yang mungkin menentukan kepuasan kerja. Ciri-Ciri Intrinsik Pekerjaan Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik dari pekerjaan yang kepuasan kerja ialah keagamaan, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan kreativitas, terdapat satu unsur yang dijumpai pada ciri-ciri intrinsik yaitu tantangan mental. Berdasarkan survei diagnostik diperoleh hasil tentang lima ciri yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan. Ciri-ciri tersebut ialah: Keragaman keterampilan. Jati diri tugas task identity. Tugas yang penting task significance. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id atau negatif perasaan tugas pekerjaannya, tantanan kerja serta ian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan dan sikap karyawan terhadap pekerjaan, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran individu dalam lingkungan kerja yang berkaitan dengan kebutuhan yang akan dicapai anyak faktor yang telah diteliti sebagai ciri intrinsik dari pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja ialah keagamaan, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan ciri intrinsik yaitu urvei diagnostik diperoleh hasil tentang lima ciri yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk berbagai digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id 4. Otonomi. 5. Pemberian balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan tingkat kepuasan kerja 2.2. Table Reward Uang memang mempunyai arti yang berbeda berbeda-beda. Dengan menggunakan teori berbagai penelitian dan salah satu hasilnya ialah bahwa orang yang menerima gaji yang terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami distress atau ketidakpuasan. Yang penting ialah sejauh mana gaji yang diterima dirasakan adi jika gaji dipersepsikan sebagai adil berdasarkan tuntutan kerja, tingkat pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu, maka akan ada kepuasan kerja. 2.3. Locke memberikan kerangka kerja kepuasaan tenaga kerja dengan penyeliaan, ia menemukan dua jenis dari hubungan atasan Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana penyelia membantu tenaga kerja, untuk memuaska tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id Otonomi. Pemberian balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan tingkat kepuasan kerja Gaji Penghasilan, Imbalan Yang Dirasakan Adil Table Reward Uang memang mempunyai arti yang berbeda-beda bagi orang yang beda. Dengan menggunakan teori keadilan dari Adams dilakukan berbagai penelitian dan salah satu hasilnya ialah bahwa orang yang menerima gaji yang terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami distress atau ketidakpuasan. Yang penting ialah sejauh mana gaji yang diterima dirasakan adi jika gaji dipersepsikan sebagai adil berdasarkan tuntutan kerja, tingkat , tingkat keterampilan individu, dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu, maka akan ada kepuasan kerja. Penyeliaan Locke memberikan kerangka kerja teoritis untuk memahami kepuasaan tenaga kerja dengan penyeliaan, ia menemukan dua jenis dari hubungan atasan-bawahan: hubugan fungsional dan keseluruhan entity. Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana penyelia membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id Pemberian balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan Penghasilan, Imbalan Yang Dirasakan Adil Equit- beda bagi orang yang keadilan dari Adams dilakukan berbagai penelitian dan salah satu hasilnya ialah bahwa orang yang menerima gaji yang terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami distress Yang penting ialah sejauh mana gaji yang diterima dirasakan adil, jika gaji dipersepsikan sebagai adil berdasarkan tuntutan kerja, tingkat , tingkat keterampilan individu, dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu, maka akan ada kepuasan kerja. teoritis untuk memahami kepuasaan tenaga kerja dengan penyeliaan, ia menemukan dua jenis dari bawahan: hubugan fungsional dan keseluruhan entity. Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana penyelia membantu nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar nilai yang serupa. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id Penyeliaan merupakan salah satu faktor juga dari dari kelompok faktor hygiene dan Herzberg. 2.4. Hubungan yang ada antarpekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak, yang bercorak fungsional. Kepuasan kerja yang ada pada para pekerja timbul jika terjadi hubungan yang harmonis dengan tenaga kerja yang lain. Didalam kelompok kerja dimana pekerja harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan tingkat tinggi mereka kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi dapat dipenuhi dan mempunyai dampak pada motivas

3. Dampak

3.1. Produktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor disamping kepuasan kerja. Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang diterima kedua dengan unjuk kerja yang unggul Waluyo, 2009. 3.2. Porter dan Steers berkesimpulan bahwa ketidakha berhenti bekerja merupakan jenis jawaban berbeda. Ketidakhadiran lebih spontan sifatnya dan dengan demikian digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id Penyeliaan merupakan salah satu faktor juga dari dari kelompok faktor dan Herzberg. Rekan-Rekan Sejawat Yang Menunjang Hubungan yang ada antarpekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak, yang bercorak fungsional. Kepuasan kerja yang ada pada para pekerja timbul jika terjadi hubungan yang harmonis dengan tenaga kerja g lain. Didalam kelompok kerja dimana pekerja harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan tingkat tinggi mereka kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi dapat dipenuhi dan mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka. Dampak dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja Dampak Terhadap Produktivitas Produktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor moderator disamping kepuasan kerja. Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran intrinsik dan yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul Waluyo, 2009. Dampak Terhadap Ketidakhadiran absenteisme Keluar Tenaga Kerja Turnover Porter dan Steers berkesimpulan bahwa ketidakha berhenti bekerja merupakan jenis jawaban-jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih spontan sifatnya dan dengan demikian digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id Penyeliaan merupakan salah satu faktor juga dari dari kelompok faktor Hubungan yang ada antarpekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak, yang bercorak fungsional. Kepuasan kerja yang ada pada para pekerja timbul jika terjadi hubungan yang harmonis dengan tenaga kerja g lain. Didalam kelompok kerja dimana pekerja harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tinggi mereka kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi dapat i kerja mereka. dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja faktor moderator disamping kepuasan kerja. Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran intrinsik dan ganjaran duanya adil dan wajar dan diasosiasikan absenteisme dan Porter dan Steers berkesimpulan bahwa ketidakhadiran dan jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih spontan sifatnya dan dengan demikian digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan berhenti atau keluar dari pekerjaan. Pe akibat-akibat ekonomis yang besar, maka lebih besar kemungkinannya ia berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Dari penelitian ditemukan tidak adanya hubungan antara ketidakhadiran dengan kepuasan kerja. Steers dan Rhodes mengembangkan model dari pengaruh terhadap kehadiran. Mereka melihat adanya dua faktor pada perilaku hadir, yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bah motivasi untuk hadir dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi dengan tekanan pekerjaan. Gambar 2.1 memperlihatkan model mereka. sumber : 2. EMPLOYEE VALUES AND JOB EXPECTATIONS 1. JOB STATUS Job Scope, job level, role stress, work group size, leader style Co-worker relations Opportunity for Advancement digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan berhenti atau keluar dari pekerjaan. Perilaku ini karena akan mempunyai akibat ekonomis yang besar, maka lebih besar kemungkinannya ia berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Dari penelitian ditemukan tidak adanya hubungan antara ketidakhadiran dengan kepuasan kerja. Steers dan Rhodes mengembangkan model dari pengaruh terhadap kehadiran. Mereka melihat adanya dua faktor pada perilaku hadir, yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bah motivasi untuk hadir dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi dengan tekanan-tekanan internal dan eksternal untuk datang pada pekerjaan. Gambar 2.1 memperlihatkan model mereka. sumber : Steers Rhodes, 1978 3. PERSONAL CHARACTERISTICS Education. Tenure, Age, Sex, Family Size 2. EMPLOYEE VALUES AND JOB EXPECTATIONS 7. ABILITY TO ATTEND Illnes and Accidents Family Responsibility Transportation Problem 4. SATISFACTION WITH JOB SITUATION 6. ATTENDANCE MOTIVATION 5. PRESSURE TO ATTEND Economic Market Conditions, Incentive Reward Sysem Work-Group Norms, Personal Work Ethic, Organizational Commitment digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan rilaku ini karena akan mempunyai akibat ekonomis yang besar, maka lebih besar kemungkinannya ia Dari penelitian ditemukan tidak adanya hubungan antara Steers dan Rhodes mengembangkan model dari pengaruh terhadap kehadiran. Mereka melihat adanya dua faktor pada perilaku hadir, yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bahwa motivasi untuk hadir dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi tekanan internal dan eksternal untuk datang pada 7. ABILITY TO ATTEND Illnes and Accidents Family Responsibility Transportation Problem 6. ATTENDANCE 8. EMPLOYEE ATTENDANCE Economic Market Conditions, Incentive Reward Sysem Personal Work Ethic, Organizational digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id Gambar 2.1. Pengaruh Model meninggalkan pekerjaan dari Mobley, Horner, dan Hollingworth yang dapat dilihat pada Gambar 2.2, menunjukan bahwa setelah tenaga kerja menjadi tidak uas terjadi beberapa tahap misalnya berpikir untuk meninggalkan meninggalkan pekerjaan diambil. Dari penelitian dengan menggunakan model ini mereka menemukan bukti yang menunjukan bahwa tingkat dari kepuasan kerja berkorelasi dengan pemikiran meninggalkan pekerjaan, da berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan secara aktual Sumber: Gambar 2.2 Menurut Robbins dalam Munandar, 2004 pada tenaga kerja karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam area. Misalnya selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, ATTENDANCE PROBABILITY OF FINDING AN ACCEPTABLE ALTERNATIVE JOB SATISFACTION digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id Gambar 2.1. Pengaruh-pengaruh Utama terhadap kehadiran Karyawan. Model meninggalkan pekerjaan dari Mobley, Horner, dan Hollingworth yang dapat dilihat pada Gambar 2.2, menunjukan bahwa setelah tenaga kerja menjadi tidak uas terjadi beberapa tahap misalnya berpikir untuk meninggalkan pekerjaan sebelum keputusan untuk meninggalkan pekerjaan diambil. Dari penelitian dengan menggunakan model ini mereka menemukan bukti yang menunjukan bahwa tingkat dari kepuasan kerja berkorelasi dengan pemikiran-pemikiran untuk meninggalkan pekerjaan, dan bahwa niat untuk meninggalkan kerja berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan secara aktual Sumber: Mobley, Horner, Hollingsworth, 1978 Gambar 2.2. Langkah-langkah dalam Proses Keputusan Meninggalkan Pekerjaan Menurut Robbins dalam Munandar, 2004 ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam area. Misalnya selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, THINKING OF QUITTING INTENTION OF SEARCH PROBABILITY OF FINDING AN ACCEPTABLE ALTERNATIVE JOB SATISFACTION 31 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id rhadap kehadiran Model meninggalkan pekerjaan dari Mobley, Horner, dan Hollingworth yang dapat dilihat pada Gambar 2.2, menunjukan bahwa setelah tenaga kerja menjadi tidak uas terjadi beberapa tahap misalnya pekerjaan sebelum keputusan untuk meninggalkan pekerjaan diambil. Dari penelitian dengan menggunakan model ini mereka menemukan bukti yang menunjukan bahwa tingkat dari pemikiran untuk n bahwa niat untuk meninggalkan kerja langkah dalam Proses Keputusan ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam area. Misalnya selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, INTENTION TO QUITSTAY QUITSTAY